"Bi, Aksara demam, nih!" keluh saya kepada suami.
"Kan, ada persediaan parasetamol cair?" Jawab pak suami santai.
"Udah lihat berita, belum?" tanya saya.
"Berita apa?"
"Sirop cair katanya bikin gagal ginjal anak."
"Waduh." Pak suami ikutan panik.
"Sekarang, di apotek juga ngga boleh beli obat sirop, lho."
"Terus kalau anak demam, gimana,dong?"
Saat itu kita hanya bisa saling berpandangan sambil kebingungan, stok obat sirop yang ada di rumah pun terpaksa kami buang, karena pemberitaan kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak. Padahal ada beberapa merek sirop obat yang menjadi andalan kami ketika anak demam atau flu.
Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak (terutama pemberitaan kasus di Gambia, Afrika Barat) membuat kami panik, resah, gusar dan kebingungan. Pasalnya kami khawatir, apakah obat sirop yang selama ini dikonsumsi oleh anak-anak, berbahaya atau tidak.
Kasus Obat Sirop Anak Penyebab
GGAPA
Tahun 2022 lalu, kita dikejutkan
dengan berita tentang lonjakan angka pederita Gagal Ginjal Akut Pada Anak
(GGAPA) pada periode Januari-Oktober 2022. Pemberitaan kian memanas ketika Oktober
2022 lalu diumumkan bahwa penyebab meningkatnya kasus Gagal Ginjal Akut Pada
Anak (GGAPA) tersebut adalah obat sirop anak.
Bagaimana semua orang tua tidak
kaget, takut, dan kebingungan? Obat sirop anak adalah salah satu ‘teman setia’
orang tua ketika menghadapi kondisi darurat ketika anak mengalami demam, batuk,
pilek, dan sakit lainnya.
Apakah Mama termasuk orang tua
yang takut ketika pemberitaan ini menjadi trending topic? Jika iya, yuk
simak kelanjutan ‘kasus’ yang membuat panik orang tua se-Indonesia Raya ini.
Semua dibuat Panik
Masih ingatkah kepanikan dan keresahan para orang tua saat berita ini menghujani time line media sosial dan lini berita?
Bukan hanya orang tua yang dibuat
resah, seluruh instansi dan organisasi terkait termasuk pemerintah pun dibuat
panik sehingga melakukan berbagai investigasi dan evaluasi ulang secara
menyeluruh dan menyimpulkan bahwa satu-satunya penyebab kasus GGAPA yang
terjadi adalah karena adanya cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG) /
Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG) / Dietilen
Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia.
![]() |
Ciri-ciri Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) |
Namun sampai saat ini, pemberitaan
terkait kasus sirop obat ini yang masih saja meresahkan para orang tua dan masyarakat.
Karena keresahan yang tetap berlanjut, di lapangan masih terjadi konversi
bentuk obat dari bentuk obat sirop menjadi resep obat bentuk puyer. Padahal,
secara higienis, obat berbentuk puyer belum tentu memenuhi persyaratan kualitas
obat yang baik, lho.
Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak
![]() |
Narasumber yang hadir saat event diantaranya perwakilan dari Kemenkes RI, BPOM, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, dan akademisi.
Keresahan ini tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena bisa terus menerus menakuti dan membuat panik para orang tua dan masyarakat. Pada tanggal 21 Maret 2023 lalu, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta.
Narasumber yang hadir saat event diantaranya
perwakilan dari Kemenkes RI, BPOM, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker
Indonesia, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, dan akademisi.
Acara ini tentunya bertujuan agar
masyarakat, para orang tua dan dokter spesialis anak mendapatkan informasi yang akurat, pasti dan terpercaya mengenai
keamanan penggunaan obat sirop untuk anak.
Sebagai orang tua, saya
mengapresiasi dan sangat berterima kasih atas adanya ‘klarifikasi’ dari berbagai
pihak terkait atas kasus yang membuat kami para orang tua kebingungan. Karena
saya sendiri termasuk orang tua yang selalu memberikan obat sirop kepada anak
jika ada keadaan darurat, dan alhamdulillah pemberian obat sirop tersebut bisa
meredakan sakit anak dengan cepat sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut
dari dokter atau tim medis lainnya.
Selain itu, Mama juga pasti
setuju bahwa obat sirop ini adalah salah satu obat yang paling friendly
untuk anak. Karena sangat mudah diberikan untuk dikonsumsi dan memiliki rasa
yang enak. Berbeda dengan obat berbentuk puyer yang mesti melakukan pentas
drama terlebih dahulu ketika memberikannya, hehehe.
Perkembangan Terbaru Mengenai
Keamanan Sirup Obat
Setelah melakukan evaluasi, investigasi
oleh lembaga terkait, sampai saat ini, sudah ada perkembangan terbaru
mengenai keamanan sirup obat. Berikut saya tulis hasil diskusi
Kesehatan melalui Dialog Interaktif
Kesehatan: Sirop Obat Aman untuk Anak, 21 Maret 2023 lalu berdasarkan kutipan narasumber pada press release.
KEMENKES RI
Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S., selaku Direktur Produksi Dan
Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa pemerintah bekerja keras untuk mencari penyebab kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak ini. Kementrian Kesehatan berkoordinasi dengan rumah sakit negeri, swasta, di kota dan di daerah untuk mencari tahu apa penyebab naiknya kasus GGAPA yang membuat Kementrian Kesehatan tidak bisa tidur.
Namun seiring dengan investigasi dan evaluasi, hari ini Kementrian Kesehatan mengatakan bahwa kasus ini sudah menemukan titik terang berikut dengan solusi terkait masalah yang ditimbulkan.
Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S. juga mengatakan:
“Otoritas
kesehatan yang berwenang menyatakan bahwa sirop obat yang sudah diverifikasi
ulang dan dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman. Sehingga masyarakat
bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti anjuran pakai”.
BPOM RI
Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm selaku Direktur Standardisasi
Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt.
Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia menjelaskan
bahwa dalam penanganan kasus cemaran EG/DEG yang ditemukan dalam sirop obat
sejak Oktober 2022, BPOM telah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti
intensifikasi surveilans mutu produk, penelurusan dan pemeriksaan terhadap
sarana produksi dan distribusi, hingga pemberian sanksi administratif, termasuk
melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar.
Upaya-upaya penindakan juga terus
dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi jika terdapat unsur pidana
bidang kesehatan. Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama
mengikuti aturan pakai, kini bisa dilihat di website /sosmed BPOM atau melalui
kanal publikasi resmi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas layanan
kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu.
Kunjungi link: bit.ly/bpom-sirup-obat-tms dari BPOM untuk mendapatkan update status obat sirop, ya, Ma.
Akademisi
Dalam kaitannya dengan GGAPA, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D
selaku Guru Besar farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung,
menjelaskan bahwa kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi
obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak
masal. Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor
lainnya (multifactorial) seperti
status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan
tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat,
makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain
sebagainya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI)
Ketika kasus GGAPA terjadi, dr. Piprim asarah Yanuarso, Sp.A(K) Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, beserta dokter anak lainnya dibuat panik dan kebingungan. Beliau dan rekan dokter anak lainnya sudah memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi terkait dengan GGAPA ini, namun masih tak kunjung berhasil.
Hingga akhirnya dr.Piprim menghubungi dokter di Gambia dan berhasil menemukan informasi terkait dengan kasus GGAPA yang terjadi di Indonesia. Beliau juga mengatakan bahwa GGAPA sudah ada sejak lama, sehingga perlu investigasi mengenai penyebab GGAPA jika kasus yang terjadi hanya individual.
Setelah krisis ini berlalu, sekarang, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyampaikan hal yang senada dengan apa yang disampaikan oleh Kementrian Kesehatan dan BPOM. Fakta sudah
berbicara bahwa hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November
2022 lalu sudah aman, sehingga produk sirop obat yang sudah dirilis kembali
oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat
dengan tenang selama mengikuti aturan pakai.
Ikatan Apoteker Indonesia
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, apt. Noffrendi
Roestram, S.Si mengemukakan pengalaman apoteker dalam menerima keluhan
masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat yang belum boleh beredar
dan panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan
sementara sirop obat tahun lalu. Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA
masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu
membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak
perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi,
baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi)
Tirto Kusnadi selaku Ketua Umum GP Farmasi menutup dengan
kesimpulan yang diambil dari hasil Dialog Interaktif Kesehatan yang digelar
hari ini. Pertama, ada 2 faktor penyebab GGAPA. Yang pertama adalah GGAPA
individu yang terjadi karena faktor medis individu tersebut dan yang kedua adalah
gagal ginjal anak masal yang ditandai dengan terjadinya sejumlah besar kasus secara
bersamaan, yang disebabkan karena terjadinya pencemaran.
Kedua, dengan sudah dinyatakannya
oleh otoritas kesehatan yang berwenang bahwa sirop obat yang sudah melalui verifikasi
ulang dan sudah dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman, maka Dokter
Spesialis Anak tidak perlu ragu lagi untuk meresepkan sirop obat kepada pasien
dan masyarakat juga bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti aturan
pakai. Yang terakhir, Tirto Kusnadi
kembali mengingatkan kepada anggotanya agar tetap disiplin dalam menerapkan
Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar
(CDOB).
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) sendiri adalah sebuah
wadah komunikasi dan konsultasi antar sesama pelaku usaha farmasi dan juga
antara perusahaan dengan pemerintah serta pihak-pihak terkait lainnya mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan masalah produksi obat, distribusi obat dan
pelayanan obat, yang berdiri sejak 1969. Anggota GPFI telah memenuhi 90%
kebutuhan obat nasional secara volume, dan memproduksi lebih dari 2.000 item
obat sirup dan puluhan ribur item obat sediaan lainnya. GPFI memiliki anggota
lebih dari 150 produsen obat nasional, 1600 PBF obat yang terdiri dari 600 PBF
nasional dan 1000 PBF lokal dan lebih dari 20.000 apotek dan toko obat di
Indonesia.
Dalam dialog tersebut turut hadir
Mona Ratuliu yang juga ikut merasakan bagaimana resahnya orang tua menghadapi
situasi seperti ini. Mon Ratuliu mengatakan bahwa sebagai ibu, ia baru
menyadari bahwa selama ini ternyata sudah ‘ketergantungan’ dengan sirop obat untuk
anak, apalagi ketika anak kita sedang demam.
Saya pun sependapat dengan Mama Mona
Ratuliu, sebelum ada kasus gagal ginjal ini sirop obat untuk anak menjadi
penolong pertama ketika anak sakit, dan ketika kita dilarang menggunakan obat
penurun panas, rasanya panik sekali ketika anak sakit di saat yang tidak
terduga.
Sirop Obat Aman untuk Anak
Tentu tidak mudah bagi para pihak
terkait untuk sampai pada kesimpulan ini, bahwa sirop obat aman untuk anak.
Proses evaluasi dan investigasi yang dilakukan oleh para ahli dan Lembaga yang
berwenang ini akan menjadi ‘pegangan’ bagi kami para orang tua dan masyarakat
untuk memberikan yang terbaik untuk anak.
Semoga penelitian dan evaluasi
berkala terus dilakukan guna memberikan rasa aman dan juga terobosan baru
khususnya di bidang medis dan kesehatan. Karena kesehatan merupakan salah satu
kunci untuk membuat hidup jauh lebih baik.
Alhamdulillah, ya, Ma. Akhirnya
kita bisa menghela nafas dengan lega, mendengar sirop obat ini sudah aman
kembali untuk digunakan. Karena jujur kasus ini membuat gonjang-ganjing banyak
pihak, termasuk kita para Mama yang sangat mengandalkan obat sirop di dalam
kotak P3K di rumah.
Ceritakan, yuk, pengalaman Mama
ketika menghadapi ‘badai obat sirop anak’ yang membuat kasus Gagal Ginjal Akut
Pada Anak (GGAPA) meningkat tahun 2022 lalu?
***
Video lengkap mengenai Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak
bisa dilihat di link ini ya:
Sumber artikel pendukung ada di tautan ini
Ingin mencari informasi lebih lanjut? Cek Instagram @gpfarmasi.id
iya kemarin bingung ya ga bisa ngasih anak obat darurat kalau sakit, karena memang obat sirop andalan banget buat ibu2
BalasHapusbetullll, obat puyer mah drama banget
BalasHapusiya betul mba, alhamdulillah sudah aman sekarang sirop obat sudah aman tapi harus tetap mengikuti anjuran pakai yang baik dan benar
BalasHapusamiiin. do'anya kita semua selalu sehat ya Ma. baik anak atau ibunya juga
BalasHapusiya alhamdulillah, sekarang obat sirop aman dikonsumsi kembali
BalasHapusIdem Teh,
BalasHapusSoalnya ponakan daku kalau sakit doi lebih cocok dan sukanya dengan sirup obat
Setuju mom, aku jadi lega semenjak edaran mengenai obat sirup aman. Alhamdulillah ya, gak khawatir sama obat sirup yg biasa anak minum
BalasHapus