Diberdayakan oleh Blogger.

Blogging Seru: Saya, Aku, Gue, dan Niche

niche blog dan gaya bahasa


Berkat postingan Nahla si Halo Terong, saya jadi kepikiran buat nyesuain gaya bahasa di blog.

Selama ini saya ngebahasain "saya" aja sih di blog. Formal banget emang, kayak lagi menghadap dosen pembimbing skripsi.

Tapi ya mau gimana lagi, pas awal-awal nulis begitu adanya.

“Saya” yang Terlalu Formal

Enaknya pake saya itu pas ikutan lomba blog, ya berasa sopan aja sih. Apalagi nanti tulisannya dinilai sama orang lain aka juri. Merasa udah nyaman aja nulisnya kalau pake "saya" tapi minusnya itu kalo lagi posting blog tentang keseharian, terkesan jadi agak maksain dan gak bisa nulis ngalir aja.

Maksain maksudnya kata baku dan gak bakunya jadi susah dicampur aduk. Jadi kalau ada yang lucu, suka susah buat bikin kalimat, karena jadi semacam mesti pakai bahasa baku.

“Saya” juga agak terlalu dewasa dan berjarak, ya emang anaknya gak nerima kalau udah ibu-ibu sih, pengen dianggap abegeh mulu. Tapi kalau liat tulisan mbak Nayarini sama bibi titi teliti gak masalah sih, mereka pake gaya bahasa aku-kamu, gue-elo tetep oke aja.  *kyaaa dilempar granat dari Inggris, dilempar spanduk Lee Min Ho*

Ya mereka emang berjiwa muda dan enerjik begitu. Walaupun sudah jadi mamah rumah tangga, tulisan mereka enak dibaca sama yang masih muda-muda. *naon sih asa teu nyambung*

Baca: Gara-gara Bapak Guru Ini Aku Jadi Blogger
Aku atau Gue

Jadi, ini ceritanya masih galau. Mending gimana, mau saya, aku, atau gue. Masih jadi konflik batin. Menggunakan kata “saya” selama ini fine-fine aja, walau ya itu tadi kadang terbentur sama  kalau mau cerita jadi baku apa nggak baku. Karena panggilan “saya” cenderung untuk kebutuhan formal.

Saya sendiri di keseharian kadang ngomong “Saya” kalau ke tetangga misalnya. “Aku” ke temen deket, dan “Gue” ke temen yang bisa diajak gila bareng.
Pernah deh sekali pakai bahasa Gue-Lo di postingan ini.

Baca: Haruskah Menjadi Vlogger?

Kalo Nahla emang ngepas mungkin ya pake gue karena pas baca blog dia anaknya rada frontal gitu kalo ngomong. Mwaahaha... Maksudnya apa adanya gitu, gak jaim jaim. Bagus Nahla. Lanjutkan!

Padahal menurut pengakuan Nahla, awalnya dia sempet nulis blog yang rada bikin image elegan gitu, tapi akhirnya gak nyaman.

Niche Blog

Hish, ini udah jadi bahan obrolan dari lama dan sangat penting. Sebagian blogger udah faham banget apa itu niche. Maaf jadi diulang-ulang.

Niche itu kan semacam kategori ya, ada food blogger, biyuti blogger, travel blogger, parenting blogger, ya pokoknya begitu. Blog berniche khusus gitu biasanya ya emang isinya satu tema.

Kalau yang isinya gado-gado, biasanya sih disebut Mom Blogger atau Lifestyle Blogger ya. Walau isinya campur-campur tapi kadang suka keliatan kok benang merahnya, apa yang sering dibahasa sama si pemilik blog.
Nah blog ini belum punya niche yang spesifik banget, karena ada tiga kategori yang di bahas, yaitu Mommy Diary, Blogging Seru, dan Weekend Review. Ya mungkin blog ini jadi ter-kategori Mom Blogger, karena kebanyakan ceritanya seputar dunia ibu-ibu. Dari dapur sampe sumur, semua diceritain.
Manfaat Niche Blog
Padahal enak juga loh kalau blog itu ber-niche. Asiknya blog kita ber-niche tertentu itu adalah:
Pertama, pembahasan spesifik. Kita bisa eksplor terus apa yang menjadi tema utama blog kita. Misalnya tentang kuliner, ya asik aja sih emang jadi kulineran terus.
Kedua, bisa jadi referensi orang lain. Pas orang ketemu blog kita, enaknya sih udah punya branding. Bahwa blog kita ini tentang apa. Jadi orang yang suka dengan tema tertentu akan mudah ngubek-ngubek informasi yang ada di blog.

Baca: Kartu Nama Sebagai Alat Personal Branding
Ketiga, mudah dioptimasi. Karena kita udah punya branding, dan kita punya kata kunci yang utama (sesuai tema) misalnya “wisata kuliner” google akan mudah mengindeks blog yang kita punya. Pasti kita gak akan jauh nulis kata kunci tersebut.
Misalnya, Wisata kuliner Bandung, wisata kuliner Semarang, Wisata kuliner Padang, dll.
Pernah sih saya coba bikin blog yang ber-niche kurikulum dan pembelajaran. Tapi apa daya, susah juga ngebangun blog dengan topik khusus macam gitu walaupun secara informasi akan mudah saya dapat dan saya sampaikan, tetep aja lebih mudah membangum blog gado-gado. Haha dasar.  
Ya mungkin itu kali ya kendalanya “bosen” karena harus nulis dengan tema itu-itu aja.

Baca: Hati-Hati Google akan Menghapus Blogmu Jika Melanggar Ketentuan Ini!
Jadi kesimpulannya?
Saya belum tahu, harus ganti gaya bahasa atau nggak. Karena sampai saat ini  nyaman gak nyaman juga. Mau bikin niche blog khusus atau nggak. Kalau liat blogger lain ada yang udah punya blog pribadi dan berniche. Dan blognya teroptimasi dengan baik. Kalau saya? Hemm belum tentu bisa.

Kalau kamu gimana?

1 komentar