Setelah sekian lama mengasingkan diri dari peradaban per-blogger-an, yeah I'm Back *walaupun kedepannya gak tau, masih jarang ngeblog atau nggak* Tapi rasanya ngeblog itu emang ngangenin sih, hehe.
Berbulan lalu, ngeblognya masih bolong-bolong. Kenapa? karena alasannya ada di sini:
Baca: Kenapa Jarang Ngeblog
Tapi apa daya, walaupun jarang ngeblog, saya kepingin bagi-bagi pengalaman seputar renovasi rumah yang menyita banyak waktu ngeblog saya *yah ketahuan deh salah satu alasannya*
Jujur aja, selama renovasi, otak saya sering hang, gak kepikiran mau nulis apa, karena tenaga dan fokus perhatian sangat tersita kesana. Nah, dari pada mubadzir pengalaman, mending saya tulis di blog kan pengalaman riweuh saya itu.
Oke, pembaca sekalian ada yang mau niat renovasi rumah gak dalam kurun waktu ke depan? Yah, siapa tau aja ya informasi ini bermanfaat, syukur-syukur bisa nambah referensi ya.
Ketika kita memutuskan untuk merenovasi rumah atau membuat bangunan baru, apa aja sih yang harus disiapkan?
Kalau dari saya ada 7 hal yang harus disiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum memulai pembangunan. Supaya apa? Ya supaya pembangunannya lancar, jangan sampai berhenti di tengah jalan, alias pekerjaan bangunannya gak sesuai ekspektasi kita.
1. Budget
Wah, kayaknya ini emang nomer satu penting nih. Pasti yang namanya mau renovasi atau bangun rumah harus ngitung-ngitung budget. Kira-kira berapa rupiah yang akan kita keluarkan untuk renovasi atau membuat bangunan baru untuk hunian kita.
Pertama, budget pembangunan.
Berdasarkan pengalaman saya kemarin, dalam kondisi rupiah saat ini, untuk satu meter persegi bangunan, kira-kira membutuhkan dana Rp. 2.000.000,- ini termasuk bahan bangunan dan juga ongkos tukang.
Bahan bangunan sudah termasuk kualitas yang medium, kalau kualitasnya mau lebih bagus tentunya harganya akan lebih besar, bisa sampai Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 3.500.000,-.
Mau lebih murah? Bisa. Asalkan belanja material bahan bangunannya mencari yang lebih murah harganya, tapi biasanya kualitasnya juga ikut menurun. Ya sayang juga sih kalau nanti malah harus renovasi lagi karena kualitas barang yang tidak tahan lama, malah bisa double anggaran.
Jadi, hitungannya, kalau kita mau membangun bangunan 50 meter persegi, ya tinggal dikali Rp. 2.000.000,- tadi. Kira-kira Rp. 100.000.000,- untuk anggaran membangun bangunan seluas 50 meter persegi.
Itu untuk membangun bangunan satu lantai aja ya, kalau dua lantai ya tinggal dikali dua lagi. Begitu kira-kira.
Kedua, dana tak terduga.
Ini juga penting sih. Orang-orang yang sudah sering melakukan pembangunan rumah sering mengatakan jika kita ingin membangun rumah atau melakukan renovasi penambahan bangunan di rumah yang sudah ada, jangan lupa melebihkan budget.
Seperti yang tadi, kita kan sudah punya budget Rp. 100.000.000,- untuk membangun 50 meter persegi bangunan, minimal kita harus memiliki uang lebih sebanyak 50 %. Jadi, minimal kita harus punya simpanan Rp. 50.000.000,- lagi.
Untuk apa?
Karena ketika sudah berjalan sebuah pembangunan rumah, ada saja yang berubah. Misalnya, harga material bahan bangunan, atau pekerjaan tukang molor dari waktu yang telah ditentukan. Pastinya ini membutuhkan dana tak terduga.
Selain itu, di pos konsumsi dan logistik seringkali terjadi pembengkakan dana diluar dugaan.
2. Estimasi Waktu
Kita harus bisa menghitung berapa lama pengerjaan bangunan. Biasanya sih disesuaikan dengan jumlah tukang/tenaga kerja. Makin banyak ya berarti makin cepat. Makin sedikit, berarti makin melambat.
Saya sebelumnya mengestimasi pengerjaan renovasi rumah selama tiga minggu. Tapi apa daya, ternyata molor menjadi empat minggu. Dan ini sudah kita duga sebelumnya. Karena ada faktor lain yang bisa menghambat pengerjaan, seperti faktor cuaca. Untuk faktor cuaca nanti kita bahas selanjutnya ya.
3. Borongan atau Harian?
Biasanya ada istilah borongan atau harian. Apa bedanya? Borongan berarti kita hanya memberikan sejumlah uang kepada tukang untuk membangun bangunan sesuai jumlah yang disepakati, pembelian material ya diserahkan kepada tukang.
Plusnya, kita bisa sedikit santai, karena pembelanjaan material dan pengerjaan sepenuhnya tanggung jawab tukang. Dan waktu pengerjaan relatif singkat karena biasanya tukang ogah berlama-lama mengerjakan pembangunan.
Minusnya, kita gak bisa tahu kualitas barang yang digunakan, dan pengerjaan bangunan kadang cenderung "asal-asalan" karena dikejar tenggat waktu.
Harian. Meminta tukang untuk mengerjakan pekerjaan bangunan secara harian, berarti kita harys menyiapkan dana harian untuk "gaji tukang". Dan biasanya tidak ada tenggat waktu, pokoknya sampai bangunan beres. Itu aja.
Plusnya, pekerjaan jadi lebih rapi karena tidak ada tenggat waktu. Tukang tidak terburu-buru. Kita juga bisa berbelanja sendiri keperluan material bangunan, jadi kita bisa bebas memilih bahan bangunan yang sesuai dengan keinginan kita.
Minusnya, budget cenderung jadi lebih besar, karena bisa saja pengerjaan bangunan tidak sesuai waktu yang telah ditentukan. Dan kita juga harus lebih capek karena berbelanja kebutuhan material sendiri.
4. Tukang
Kalau menurut pengalaman saya sih, lebih baik mencari tukang yang direkomendasikan oleh keluarga atau teman. Dan cari tukang yang sekiranya komunikatif dan tanggap. Sehingga gambaran keinginan kita bisa terealisasi dengan baik.
Jangan salah, ada juga tukang yang kurang komunikatif, jadi kita sulit untuk meminta atau mendeskripsikan keinginan kita.
Jam kerja biasanya dimulaid dari jam 7.30 hingga jam 16.30 sore. Dengan istirahat siang dari jam 11.45 hingga 13.00.
5. Cuaca dan Musim
Cuaca dan musim juga harus diperhatikan saat pembangunan. Kalau saya kemarin, cuaca sangat tidak menentu, kadang hujan kadang panas.
Dan yang paling bagus menurut saya sih musim panas. Karena pekerjaan tukang tidak akan terhenti ketika hujan turun, dan juga untuk membuat cor atau tembok itu bisa lebih cepat kering ketika musim panas.
Tapi minusnya sih kalau musim panas itu, kita tidak bisa mendeteksi adanya genteng atau plafon/langit-langit yang bocor. Jadi, kalau musim hujan tiba, siap-siap juga kalau ada yang bocor. Atau minimal kita pakai cat pelapis anti bocor sebagai persiapan.
6. Konsumsi dan Logistik
Ini juga menjadi salah satu pos yang memerlukan banyak dana. Apalagi kalau kita menginginkan tukang bekerja harian. Konsumsi harus lebih diperhatikan. Karena kita harus menyiapkan makanan berat untuk makan siang dan makan sore (selesai bekerja).
Selain itu kita juga harus menyiapkan makanan ringan dan air minum terus menerus untuk tukang. Kadang juga kita harus menyiapkan kopi dan juga rokok.
Kalau kita meminta tukang bekerja secara borongan, biasanya mereka sudah menyediakan makanan atau konsumsi sendiri. Ya paling kita hanya memberikan makanan ringan tambahan saja.
Logistik juga perlu diperhatikan, jika memang tukang yang bekerja menginap di rumah (untuk pengerjaan yang memakan waktu lama). Kita perlu menyiapkan tempat tinggal untuk tukang baik di rumah sendiri atau menyewakan tempat tinggal sementara.
Dengan begitu kita juga harus memikirkan perlengkapan tidur, seperti kasur, bantal, selimut, dan lain-lain. Duh repot yaaa. Kalau mau lebih simpel ya berarti harus mencari tukang yang tempat tinggalnya tidak jauh dari rumah, jadi bisa pulang pergi setiap hari.
7. Stok Sabar
Iyaps. Ini juga penting.
STOK SABAR. Sabar ketika pengerjaan menjadi lambat karena banyak faktor penghambat. Sabar ketika estimasi waktu tidak tercapai. Sabar ketika dana/budget jadi membengkak diluar dugaan. Sabar ketika apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan yang diaplikasikan oleh tukang. Dan juga sabar menanti hasil yang benar-benar kita inginkan.
Jangan lupa berdo'a juga ya, supaya dilancarkan dalam pengerjaannya, dan hasilnya pun memuaskan.
Ada yang punya saran atau pengalaman? Share yuk di kolom komentar :)
Tidak ada komentar