Diberdayakan oleh Blogger.

Hamil Saat Kuliah

Foto ketika hamil saat kuliah. Lokasi di Kebun Binatang Bandung

Siapa yang menyangka kalau saya akan menikmati kehamilan pertama saya di bangku perkuliahan? Merasakan tendangan pertama sang bayi saat dosen sedang menerangkan mata kuliah mengenai kurikulum pendidikan. 

Sebelumnya saya pernah bercerita mengenai pengalaman saya 'menikah saat kuliah', dan tentang perjuangan saya memberikan ASI ekslusif untuk bayi pertama saya di blog ini.

Tetapi, saya belum pernah menceritakan dengan lengkap mengenai kehamilan saya di bangku kuliah sebelumnya. 




Menyadari Kehamilan Saat Berusia 8 Minggu

Wow, saking sibuk ala-ala mahasiswa aktivis, saya jadi gak sadar kalau waktu itu saya sedang hamil. Karena memang tanda-tanda khusus selain telat datang bulan, hampir tidak ada sama sekali.

Periode haid memang seringkali tidak teratur, oleh karena itu, saya tidak curiga sama sekali bahwa saya sedang hamil.

Kemudian, gejala khusus wanita yang sedang hamil hampir tidak saya alami. Seperti mual, muntah, morning sick, kehilangan nafsu makan, tidak saya alami. Justru saat itu saya sedang gemar-gemarnya ngemil buah-buahan. 

Jadi, kehamilan pertama saya sungguh tidak mengalami tanda-tanda yang spesifik layaknya ibu hamil lainnya.


Test Pack, Kemah, dan Ospek

Sekali lagi ya, saya ingatkan, bumil yang sok sibuk ini belum menyadari kehamilan pertamanya sebelum sahabat-sahabat di kampus memberikan hadiah berupa testpack.

Ya ampun, kemana aja? Testpack aja dikasih sama temen.

Karena sahabat-sahabat saya di kampus sangat perhatian (kemudian ge-er) dan katanya mereka melihat perubahan pada warna wajah saya yang sering pucat, akhirnya mereka sepakat untuk menghadiahkan saya sebuah testpack.

Pagi-pagi buta mereka semua beramai-ramai datang ke rumah hanya ingin memberikan 'hadiah' itu untuk saya. So sweet ya.

Dan, lebih parahnya lagi, sebelum saya mengetahui kehamilan saya itu, saya masih sempat berkemah di tengah hutan, dengan udara yang sangat dingin, untuk 'mengospek' adik-adik tingkat saya yang baru saja masuk kuliah.

Tapi, syukur alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa dan saya masih dalam keadaan sehat wal afiat.


Suka Duka Hamil Saat Kuliah

Wah, kalau ditanya suka duka waktu hamil dulu, banyak sekali suka dan duka yang ingin saya ceritakan. Karena menurut saya, tidak semua wanita memiliki pengalaman yang sama seperti apa yang saya alami.

Banyak yang Ikut Berbahagia

Salah satu hal yang sangat membuat saya bahagia waktu itu adalah banyaknya sahabat-sahabat saya di kelas yang ikut berbahagia atas kehamilan saya. 

Energi positif yang mereka berikan tentunya sangat membantu dan memberikan suntikan motivasi dan kebaikan untuk saya dan bayi saya kala itu. Mereka juga sangat care terhadap apa yang menjadi kesulitan-kesulitan saya sebagai ibu hamil. Mereka semua membantu saya dengan tulus dan ikhlas.

Selain itu, menuntut ilmu saat hamil juga sangat menyenangkan. 

Pertama, beban kehamilan tidak terasa karena saya sibuk dengan perkuliahan. Karena saya sibuk menulis makalah, persentasi, observasi, maka kehamilan saya terasa sangat ringan dan menyengkan. Sehingga, jarang sekali ada keluhan mengenai kehamilan.

Kedua, menurut beberapa penelitian yang saya baca, menuntut ilmu bagi ibu hamil, baik itu membaca, menulis, dan lainnya mampu meningkatkan kecerdasan bayi semenjak di dalam kandungan. 

Ketiga, kehamilan memberikan saya motivasi agar saya bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. Karena sebagian orang beranggapan bahwa kehamilan akan mengganggu aktivitas harian kita dan tentunya akan berdampak pada pencapaian yang kita inginkan.

Selain cerita 'suka-suka', hamil saat kuliah pun memiliki banyak tantangan dan hambatan. Diantaranya:

Pertama, ruang gerak yang terbatas. Ini saya alami ketika saya diminta untuk membuat makalah suatu kompetisi ilmiah. Karena kondisi saya yang waktu itu tengah hamil 7 bulan, sangat tidak memungkinkan untuk saya ikut berkompetisi dengan mahasiswa lainnya.  

Agak kecewa memang, tapi saya percaya selalu ada hikmah disetiap kejadian. 

Kedua, fasilitas untuk ibu hamil kurang memadai di kampus. Setiap pagi saya harus turun naik tangga untuk mengikuti perkuliahan di gedung yang memang tidak tersedia lift. Dan ini sangat merepotkan, dan tentunya membuat saya kurang nyaman waktu itu.

Dan ada  cerita lucu ketika saya masuk ke ruang kelas. Kursi yang biasa digunakan mahasiswa untuk kuliah tidak bisa saya gunakan karena perut saya yang tidak muat untuk duduk. Dan akhirnya saya terpaksa mencari kursi lain yang tidak memiliki meja untuk menulis. Hihi. 

-------

Over all, saya sangat nyaman ketika hamil saat kuliah. Saya tidak menemukan masalah dan hambatan yang berarti. Semua kembali kepada diri sendiri. Ketika secara psikologis merasa nyaman dan baik, fisik pun akan mengikuti dengan sangat baik.

Hal yang paling saya syukuri adalah memiliki pengalaman kehamilan yang cukup mengesankan. Dan akan saya kenang seumur hidup saya. 

Bagaimana tidak, tendangan-tendangan si kecil hadir di tengah-tengah riuh suara mahasiswa yang sedang berdiskusi mengenai suatu permasalahan. Diantara dosen yang dengan lantang memberikan penjelasan, diantara demonstrasi dan orasi mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah.

Sungguh, saya sangat bersyukur dan berharap akan ada pengalaman-pengalaman berharga lainnya di kehamilan saya berikutnya kelak.




1 komentar

  1. hallo mbak Tri.. btw selamat ya atas kehamilannya.. kalau kata org sih tiap perempuan punya kondisi hamil yg beda-beda. Ada yg mabok berat, ada juga yg malah ga kerasa. kalau sy alhamdulillah termasuk yg ngga kerasa, jd aktivitas lancar aja. Kalau untuk yg morning sick atau mabok berat sih biasanya bnyk minum aor hangat di pagi hari, atau ngurangin makanan yg pedes2 supaya gak mual. Tapi kalau menurut sy sbnrnya ketika kehamilan dibawa aktivitas positif apalagi kuliah, rasa gak enak di badan lama-lama gak berasa. Karena saking sibuknya kuliah, presentasi, ngerjain tgs kuliah, dll. Semoga lancar y mbak kehamilan dan kuliahnya :)

    BalasHapus