Diberdayakan oleh Blogger.

Anak Kinestetik Baiknya diarahkan untuk Jadi Apa, ya?

 

culinary schools games kuliner untuk anak

 

Saya pernah bercerita di blog ini kalau saya adalah seorang yang memiliki dominasi gaya belajar secara kinestetik. Ya, seorang anak yang kinestetik biasanya terlihat sebagai anak aktif dan tidak bisa diam, hehehe.


Memang benar adanya, saya anak yang aktif secara fisik sejak kecil. Saya senang naik sepeda, berlarian, main kasti, badminton, jago lompat tali, bermain bola basket, bahkan pandai memanjat pohon. Sehingga sering disebut sebagai anak Perempuan yang tomboy atau bertingkah/berpakaian seperti anak laki-laki.

 

Awalnya saya pun kaget dan tidak percaya, karena saya kira gaya belajar adalah visual, karena saya sangat menyukai gambar, foto, desain, warna, dan hal-hal yang berbau visual. Namun ternyata itu bukan merupakan gaya belajar saya, ketertarikan tentang hal visual merupakan salah satu kecerdasan (minat/bakat) saya, sedangkan gaya belajar saya adalah kinestetik.


Duh, kenapa ngga tahu dari dulu, ya?


Baca Juga: Menemukan Kembali Diri Sendiri dengan Pindai Sidik Jari


Mungkin kalau saya tahu dari kecil, saya lebih bisa mengarahkan minat dan bakat serta memaksimalkan potensi saya sebagai anak yang menyenangi berbagai aktivitas fisik. Dan mungkin saat ini saya bisa memiliki aktivitas atau bahkan profesi yang berkaitan dengan hal-hal fisik atau olah tubuh.

 

Menurut Howard Gardner, kecerdasan kinestetik adalah kemampuan melakukan gerakan gerakan yang bagus seperti berlari, menari, membuat kerajinan tangan dan lain sebagainya. 


Seseorang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan memahami sesuatu dengan cara terlibat secara aktif pada suatu aktivitas. Kecerdasan ini memiliki pola yang telah ditentukan, seperti menari memiliki gerakan gerakan tertentu yang harus sesuai dengan makna atau tema tarian. Selain itu kecerdasan ini juga memiliki fleksibilitas dalam proses belajarnya, misalnya tim olahraga.

 

Tuh, kan? Sesuai banget dengan apa yang saya rasakan sejak kecil.

 

culinary schools games kuliner untuk anak

Tapi tidak ada kata terlambat bukan? Hikmah dari semuanya mungkin saya akan lebih mudah memahami dan mengarahkan minat dan bakat mereka untuk menjadi pribadi yang baik dan meraih apa yang mereka impikan sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang Allah SWT titipkan kepada mereka.


Jika kita memiliki anak yang dominan gaya belajarnya secara kinestetik, lalu profesi apa yang cocok untuknya di masa depan?

 

Karena saya pun penasaran dengan yang terjadi pada diri saya, maka beberapa waktu lalu, saya mencari berbagai informasi tentang profesi apa yang cocok dilakukan oleh anak yang memiliki modalitas belajar secara kinestetik?


Baca Juga: Pengalaman Pindai Sidik Jari Anak untuk Menemukan Minat dan Bakat


1. Menjadi Aktor, Seniman Teater, atau Penari

culinary schools games kuliner untuk anak


Bagi seorang anak kinestetik yang memiliki kepribadian sanguinis atau pun ekstrovert, menjadi seorang aktor atau aktris, bermain peran pada pertunjukan teater, atau menjadi seorang penari mungkin akan menjadi hal yang sangat menyenangkan. Karena ia akan bisa mengekspresikan minat dan bakat sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. 


Orang yang memiliki kepribadian sanguinis atau ekstrovert juga akan mendapatkan energi ketika menjadi pusat perhatian atau pun berinteraksi dengan orang banyak.

 

2. Menjadi Atlet


culinary schools games kuliner untuk anak


Ketika saya berada di Sekolah Dasar dulu, saya sangat suka mata pelajaran olah raga, saya senang bermain kasti, badminton, dan lari. Hahaha saya senang sekali ketika guru olah raga meminta saya ikut lomba lari.


Ketika SMP pun saya ikut beberapa ekskul seperti bola basket dan paskibra, saya senang bermain bola basket karena memang saya suka bergerak dan mengatur strategi ketika bermain bersama teman-teman.


Sempat terbersit, “Apakah saya bisa menjadi atlet?” namun itu hanya lintasan pikiran belaka. Di era 90’an dulu, ketika saya SD, akses informasi tidak seluas sekarang, saya tidak tahu bagaimana seorang anak bisa menjadi atlet seperti Susi Susanti misalnya. Bagaimana bisa masuk ke pelatnas, dan mengembangkan karir menjadi seorang atlet rasanya saya tidak memiliki gambaran sama sekali pada saat itu.

 

 

3. Kuliah di Jurusan Teknik

culinary schools games kuliner untuk anak


Hari ini banyak orang tua yang terobsesi agar anaknya masuk ke perguruan tinggi Teknik ternama di Indonesia, sayangnya banyak orang tua yang mungkin tidak terlalu paham bahwa setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda.


Namun bersyukurlah bagi orang tua yang bisa melihat minat dan bakat anaknya terutama yang memiliki modalitas belajar secara kinestetik, ditambah memiliki kecerdasan logis matematis dan analitis yang baik.

 

Dua modal utama ini tentu akan menjadi senjata yang bisa digunakan untuk belajar di jurusan Teknik. Anak yang memiliki modalitas belajar kinestetik biasanya sangat senang bergerak, bereksplorasi, dan bereksperimen. Sangat cocok jika belajar pada bidang Teknik seperti Teknik metalurgi, pertambangan, elektro, mesin, arsitektur, dll. Karena biasanya perpaduan antara kecerdasan kinestetik dan logis matematis yang tinggi.


Dam bonusnya, konon katanya orang yang berprofesi dibidang Teknik ini memiliki salary yang tinggi, ya. Hmmmm.

 

Jadi inget deh, waktu kecil saya pernah merusak motor bapak dan mengambil salah satu bagian dari motor tersebut menjadi wajan kecil untuk masak-masakan, wkwkwkw. Dan saya juga senang punya Tamiya (yang nota bene mainan anak laki-laki) untuk saya bongkar kemudian saya rakit kembali.

 

4. Menjadi Tour Guide/Traveler

culinary schools games kuliner untuk anak


Anak yang memiliki modalitas belajar kinestetik sering sekali diberikan label anak nakal karena tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama di dalam satu ruangan. Yaps, itu pun yang saya rasakan sejak kecil hingga saat ini. Rasanya ingin sekali berjalan-jalan dan bergerak ke luar ruangan ketika sudah lama merasa ‘terkurung’ di antara dinding-dinding.


Menjadi Tour Guide adalah salah satu pilihan profesi seorang anak yang memiliki modalitas belajar kinestetik sekaligus suka dengan tantangan, petualangan dan kegiatan eksplorasi. Menjadi tour guide juga bisa membuka peluang untuk menjadi seorang pebisnis dalam usaha tour and travel, lho, Ma. Bisa juga memiliki usaha biro perjalanan haji dan umroh.


Selain itu, di era digital seperti sekarang ini, kemampuan kita untuk mengeksplorasi dunia ini bisa menjadikan kita seorang travel blogger atau pun travel vlogger. Dimana selain bisa memenuhi segala minat dan bakat yang dimiliki, sekaligus bisa mengisi pundi-pundi rupiah lewat media sosial.


Siapa sih, yang ngga  tahu profesi content creator sekarang ini? Bahkan orang-orang berlomba untuk menjadi content creator diberbagai platform media sosial yang ada.

 

Baca Juga: 25+ Tips Menjadi Travel Blogger ala Marischka Prudence


5. Menjadi Chef (Juru Masak)

culinary schools games kuliner untuk anak

Jadi juru masak? Duh, kalau zaman dulu, sih masih awam, ya. Masyarakat kita dengan profesi yang satu ini. Lapangan pekerjaannya pun mungkin terbatas hanya di restoran atau pun hotel mewah saja. Namun zaman sekarang, profesi sebagai chef atau juru masak ini sangat diminati dan perhitungkan.

 

Siapa sih yang ngga kenal dengan Chef Juna, Chef Arnold, dan Chef Renata? Mereka adalah chef atau juru masak yang diakui karyanya oleh masyarakat Indonesia. Bahkan Chef Juna dan Chef Arnold itu ngga sengaja, lho, jadi Chef. Karena memang ada bakat dan kesempatan, juga kegigihan untuk belajar, Voila! Mereka menjadi chef hebat ya, sekarang.

 

Anak yang memiliki modalitas belajar kinestetik juga bisa menjadi chef, lho, Ma. Karena memang profesi sebagai chef juga mengharuskan kita untuk aktif bergerak, menggunakan skill memasak yang juga menggunakan olah tubuh seperti tangan dan jari. 


Tidak ada salahnya untuk mengarahkan bakat dan minat anak untuk menjadi seorang chef atau juru masak apalagi jika anak kita juga memiliki ketertarikan di bidang kuliner.

 

Game Edukatif bertema Kuliner


Bicara soal kuliner, agar anak-anak yang memiliki ketertarikan di dunia kuliner mendapatkan stimulus, anak-anak bisa diarahkan untuk membantu memasak di dapur, membuat kue, atau merencanakan makanan untuk keluarga.


Tidak melulu secara nyata (di dapur), kita juga bisa menstimulasi mereka dengan menggunakan games yang bertema kuliner juga lho, Ma. Apalagi games-games seperti ini mudah diakses secara online dan juga FREE alias gratis.


Jadi dari pada anak-anak bermain games yang mungkin tidak edukatif, lebih baik diarahkan kepada games yang memang menstimulasi apa yang menjadi minat dan bakat mereka.


culinary schools games kuliner untuk anak


Salah satu games online seputar dunia kuliner yang bisa diakses oleh anak-anak adalah www.culinaryschools.org Saya sendiri Sudah mencoba membuka website-nya, banyak tersedia games untuk anak yang  terkait dengan kuliner atau pun makanan/masakan.

 

Games yang ada di sana pun tidak terlalu rumit untuk dimainkan, dan tidak membuat anak berfikir terlalu keras. Saya rasa bisa membantu anak untuk mengenal bahan makanan, asal bahan makanan, mengelola bahan makanan, perkebunan dan pertanian makanan, bisnis kuliner, dan lain sebagainya. Ini merupakan tema games yang cocok untuk dimainkan oleh anak karena bersifat edukatif.


Berikut adalah sedikit review dari saya tentang www.culinaryschools.org, yaa.


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak
Games yang cocok untuk anak usia dini


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak



culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak

culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak


culinary schools games kuliner untuk anak

***


Itu dia beberapa profesi yang mungkin akan menjadi pilihan anak yang memiliki modalitas belajar kinestetik. Satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Mama semua, jangan sampai menjustifikasi anak aktif itu nakal atau bermasalah. Karena saya merasakan sendiri bahwa dijudge seperti itu tidak enak Sekali rasanya.


Padahal yang anak lakukan hanya lah belajar dan memenuhi rasa ingin tahu yang tinggi, dan memang Allah SWT memberikan kelebihan kepada Indera peraba dan alat gerak yang lebih peka dan lebih lincah dari anak yang lainnya.

 

Alih-alih dijudge, lebih baik diarahkan dan dibimbing agar anak kinestetik ini bisa tumbuh sesuai dengan apa yang ia inginkan dan apa yang ia rasakan selama ini.

 

Semoga tulisan ini bermanfaat ya, Ma.


Ada yang ingin berbagi pengalaman juga seputar anak kinestetik? Yuk, sharing di kolom komentar :D

 

2 komentar

  1. iya aku dulu suka dicap anak yang ngga bisa diem, emang ga enak sih diem itu, makanya smpe skrg pun hobinya gerak2 melulu wkwkwk

    BalasHapus