Diberdayakan oleh Blogger.

Prive Uri-Cran: Jangan Sepelekan Anyang-anyangan saat Mudik Lebaran

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran

Waktu itu jam menunjukkan pukul sebelas malam. Mobil yang saya tumpangi masih terjebak padatnya lalu lintas di jalal tol Cikampek menuju tol Cipularang. Padahal, saya berangkat selepas Maghrib dari Cibinong, tapi sudah harus terjebak kemacetan semenjak memasuki tol Jagorawi. 

Jalan penuh sesak, dipenuhi orang-orang yang hendak kembali ke kampung halaman.

Walhasil, Cibinong-Cikampek butuh waktu tempuh 5 jam. Padahal biasanya, saya hanya perlu waktu 3 jam paling lama 4 jam untuk tiba di Bandung.

Ya, itu cerita mudik tahun lalu. Cerita mudik yang bikin “trauma” beberapa waktu.

Memasuki bulan Ramadhan, suasana mudik lebaran memang sudah terbayang jauh-jauh hari. Bukan hanya terbayang bertemu sanak keluarga di rumah saja sih sebenarnya. Bayangan harus berjam-jam di perjalanan juga menghantui.

Dan yang paling gak enak adalah sulitnya akses ke kamar kecil ketika terjebak macet di jalan tol.


Pernah saat long weekend tahun lalu, saya sekeluarga memutuskan pulang ke Bandung, walau sebenernya saya dan suami sudah memprediksi bahwa arus kendaraan di jalan tol akan sama seperti saat mudik, bahkan lebih.

Lebih kepikiran lagi sebenernya ketika itu saya sedang hamil besar Aldebaran, apa sanggup bermacet ria di jalan?


Dan benar saja, kami terjebak di jalan tol dalam macet yang sangat parah. Bahkan masuk rest area pun antriannya mengular luar biasa.

Jangan tanya soal WC umum. Sudah seperti pasar dengan banyak orang berlalu lalang.
Itu sih sebenarnya yang saya takutkan tentang mudik lebaran. Macet di jalan, gak bisa berhenti di rest area, dan harus menahan buang air kecil terlalu lama.

Karena saya pun pernah trauma kena anyang-anyangan ketika masih SMA dulu saat harus menahan “ke belakang” berjam-jam. 

Saluran kemih sangat terasa nyeri dan perih, bahkan hingga saya tidak bisa menegakkan kaki. Saya hanya bisa berjalan jongkok sambil menahan sakit waktu itu. Sungguh kejadian yang sama sekali tak ingin saya rasakan lagi. 

Cukup, cukup sekali itu aja.

Kembali ke cerita mudik lebaran.

Karena saking takutnya kena macet di tol. Saya dan suami berinisiatif naik moda transportasi lain untuk mudik lebaran. Dan terpilihlah kereta api sebagai kendaraan untuk kami sekeluarga pulang berlebaran.

Memang, naik kereta api kurang praktis. Apalagi kami akan membawa anak dan batita. Belum lagi pakaian dan barang bawaan lainnya.  Tapi demi menghindari macet, kami bertekad untuk pulang kampung naik kereta api tahun ini.

Demi apa? Demi tidak terjebak macet.

Apa itu anyang-anyangan?

Awalnya saya juga agak aneh dengan istilah anyang-anyangan. Setelah saya googling, ternyata anyang-anyangan adalah salah satu gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu rasa ingin buang air kecil terus menerus disertai nyeri dan tidak lancar.

5 dari 10 wanita.

Dan memang, ternyata perempuan itu lebih rentan terkena anyang-anyangan ini yaitu 5 dari 10 wanita pernah mengalami kasus anyang-anyangan.

Bakteri E.Coli

80% kasus anyang-anyangan disebabkan oleh bakteri E. Coli. Dan kalau kita dulu belajar biologi, bakteri E. Coli ini memang bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Bakteri E.Coli ini menempel pada dinding sel epitel di salurah kemih.

Beberapa penyebab anyang-anyangan.

1. Toilet tidak bersih
2. Arah proses pembasuhan setelah BAB yang tidak benar
3. Air untuk membasuh yang tidak bersih
4. Sering menahan pipis

Nah, keempat penyebab anyang-anyangan di atas itu adalah hal yang amat sangat bisa terjadi ketika kita melakukan perjalanan mudik lebaran nanti.

Siapa saja yang bisa terkena anyang-anyangan?

Sakit buang air kecil akibat anyang-anyangan ini bukan hanya bisa diderita oleh perempuan dewasa saja loh. Anak-anak dan ibu hamil pun rentan terkena anyang-anyangan.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran

Cara mengatasi anyang-anyangan

Sebenarnya logika paling simpel adalah dengan menghindari penyebab anyang-anyangan di atas. Tapi kalau sudah terlanjur terkena anyang-anyangan, atau merasa akan menghadapi penyebab anyang-anyangan saat mudik lebaran nanti, baiknya kita melakukan pencegahan sejak dini.

1. Minum air putih

Banyak minum air putih. Tapi, air putih mungkin bisa membantu mengatasi anyang-anyangan sementara, namun tidak mengatasi sumber masalahnya. Apalagi kalau bakteri E.Coli sudah terlanjur menempel di dinding saluran kemih.

2. Minum ekstrak buah Cranberry

Menurut penelitian, Prontocyanidin (PAC) dalam buah Cranberry mampu mencegah Bakteri E.Coli menempel pada dinding sel epitel salurah kemih, dan membuangnya bersama air kencing.


Namun, mencari buah Cranberry itu cukup sulit loh. Karena:

1. Cranberry sulit dicari dipasaran
2. Tidak praktis karena harus di jus dahulu
3. Buah Cranberry harganya cukup mahal
4. Rasanya agak pahit dan asam

Ribet juga yah kalau mudik harus bawa-bawa buah Cranberry, hehehe. Tapi jangan khawatir, ada yang lebih praktis. Namanya Prive uri-cran.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran


Prive uri-cran ini adalah suplemen makanan yang terbuat dari Cranberry Extract plus vitamin C dan Probiotic. Sehingga, Prive uri-cran ini mudah untuk dibawa ketika mudik lebaran untuk mencegah sakit buang air kecil atau anyang-anyangan.

Ada 2 kemasan yang bisa kita bawa di dalam tas mudik.

Pertama, Prive uri-cran dengan komposisi 250mg ekstrak Cranberry dengan bentuk kapsul. Isi per box adalah 30 kapsul yang bisa diminum 1-2 kapsul perhari.

Kedua, Prive uri-cran plus dengan komposisi 375mg ekstrak Cranberry, 60mg Vit C, 0.1mg Lactobacillus achidopillus, 0.1 mg Bifidobacterium bifidum dengan bentuk powder sachet. Isi perbox adalah 15 sachet yang bisa diminum 1-2 sachet perhari.


cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran


Pengalaman mengkonsumsi Prive uri-cran plus di rumah.

Walaupun selalu di rumah, tidak lantas saya bisa terbebas dari anyang-anyangan. Maka dari itu, selain untuk mudik atau melakukan perjalanan jauh lainnya, di rumah pun saya mecoba mengkonsumsi Prive uri-cran plus untuk menjaga kesehatan dan yang paling utama untuk mengatasi susah buang air kecil.

Prive uri-cran yang saya konsumsi adalah yang berbentuk serbuk dalam sachet.  Ketika diseduh, warna yang muncul adalah warna merah seperti buah Cranberry.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
Minum segelas Prive uri-cran 1-2x sehari untuk mengatasi sakit saat buang air kecil


Rasanya bagaimana?

Menurut saya sih, seperti minum jus buah jambu namun tidak terlalu kental. Rasanya asam segar seperti minuman vitamin C. Jadi, menurut saya Prive uri-cran nyaman dikonsumsi untuk mencegah gejala sakit buang air kecil atau anyang-anyangan.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
Rasanya asam segar, nyaman dikonsumsi sehari-hari


Mudik Tenang Bersama Prive uri-cran

Alhamdulillah, hari ini puasa Ramadhan kita memasuki hari ke 5, atau kurang lebih 25 hari lagi kita menyambut hari raya Idhul Fitri. Dan itu pun menjadi tanda kalau sebentar lagi kita akan melakukan perjalanan mudik lebaran.

Kalau udah biasa mudik tiap tahun dan tahu “hecticnya” kayak apa, apalagi untuk urusan kamar mandi. Mulai sekarang gak perlu khawatir lagi. Kalau terpaksa harus nahan pipis di jalan, atau kamar mandi di rest area gak sebersih yang kita harapkan, cegah datangnya si bakteri E.Coli penyebab sakit saat buang air kecil dengan Prive uri-cran.



Insya Alloh, mudik tenang tanpa menyepelekan datangnya si anyang-anyangan.

Selamat berpuasa, selamat mudik lebaran yaaa :D





Prive Uri-Cran: Jangan Sepelekan Anyang-anyangan saat Mudik Lebaran

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran

Waktu itu jam menunjukkan pukul sebelas malam. Mobil yang saya tumpangi masih terjebak padatnya lalu lintas di jalal tol Cikampek menuju tol Cipularang. Padahal, saya berangkat selepas Maghrib dari Cibinong, tapi sudah harus terjebak kemacetan semenjak memasuki tol Jagorawi. 

Jalan penuh sesak, dipenuhi orang-orang yang hendak kembali ke kampung halaman.

Walhasil, Cibinong-Cikampek butuh waktu tempuh 5 jam. Padahal biasanya, saya hanya perlu waktu 3 jam paling lama 4 jam untuk tiba di Bandung.

Ya, itu cerita mudik tahun lalu. Cerita mudik yang bikin “trauma” beberapa waktu.

Memasuki bulan Ramadhan, suasana mudik lebaran memang sudah terbayang jauh-jauh hari. Bukan hanya terbayang bertemu sanak keluarga di rumah saja sih sebenarnya. Bayangan harus berjam-jam di perjalanan juga menghantui.

Dan yang paling gak enak adalah sulitnya akses ke kamar kecil ketika terjebak macet di jalan tol.


Pernah saat long weekend tahun lalu, saya sekeluarga memutuskan pulang ke Bandung, walau sebenernya saya dan suami sudah memprediksi bahwa arus kendaraan di jalan tol akan sama seperti saat mudik, bahkan lebih.

Lebih kepikiran lagi sebenernya ketika itu saya sedang hamil besar Aldebaran, apa sanggup bermacet ria di jalan?


Dan benar saja, kami terjebak di jalan tol dalam macet yang sangat parah. Bahkan masuk rest area pun antriannya mengular luar biasa.

Jangan tanya soal WC umum. Sudah seperti pasar dengan banyak orang berlalu lalang.
Itu sih sebenarnya yang saya takutkan tentang mudik lebaran. Macet di jalan, gak bisa berhenti di rest area, dan harus menahan buang air kecil terlalu lama.

Karena saya pun pernah trauma kena anyang-anyangan ketika masih SMA dulu saat harus menahan “ke belakang” berjam-jam. 

Saluran kemih sangat terasa nyeri dan perih, bahkan hingga saya tidak bisa menegakkan kaki. Saya hanya bisa berjalan jongkok sambil menahan sakit waktu itu. Sungguh kejadian yang sama sekali tak ingin saya rasakan lagi. 

Cukup, cukup sekali itu aja.

Kembali ke cerita mudik lebaran.

Karena saking takutnya kena macet di tol. Saya dan suami berinisiatif naik moda transportasi lain untuk mudik lebaran. Dan terpilihlah kereta api sebagai kendaraan untuk kami sekeluarga pulang berlebaran.

Memang, naik kereta api kurang praktis. Apalagi kami akan membawa anak dan batita. Belum lagi pakaian dan barang bawaan lainnya.  Tapi demi menghindari macet, kami bertekad untuk pulang kampung naik kereta api tahun ini.

Demi apa? Demi tidak terjebak macet.

Apa itu anyang-anyangan?

Awalnya saya juga agak aneh dengan istilah anyang-anyangan. Setelah saya googling, ternyata anyang-anyangan adalah salah satu gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu rasa ingin buang air kecil terus menerus disertai nyeri dan tidak lancar.

5 dari 10 wanita.

Dan memang, ternyata perempuan itu lebih rentan terkena anyang-anyangan ini yaitu 5 dari 10 wanita pernah mengalami kasus anyang-anyangan.

Bakteri E.Coli

80% kasus anyang-anyangan disebabkan oleh bakteri E. Coli. Dan kalau kita dulu belajar biologi, bakteri E. Coli ini memang bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Bakteri E.Coli ini menempel pada dinding sel epitel di salurah kemih.

Beberapa penyebab anyang-anyangan.

1. Toilet tidak bersih
2. Arah proses pembasuhan setelah BAB yang tidak benar
3. Air untuk membasuh yang tidak bersih
4. Sering menahan pipis

Nah, keempat penyebab anyang-anyangan di atas itu adalah hal yang amat sangat bisa terjadi ketika kita melakukan perjalanan mudik lebaran nanti.

Siapa saja yang bisa terkena anyang-anyangan?

Sakit buang air kecil akibat anyang-anyangan ini bukan hanya bisa diderita oleh perempuan dewasa saja loh. Anak-anak dan ibu hamil pun rentan terkena anyang-anyangan.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran

Cara mengatasi anyang-anyangan

Sebenarnya logika paling simpel adalah dengan menghindari penyebab anyang-anyangan di atas. Tapi kalau sudah terlanjur terkena anyang-anyangan, atau merasa akan menghadapi penyebab anyang-anyangan saat mudik lebaran nanti, baiknya kita melakukan pencegahan sejak dini.

1. Minum air putih

Banyak minum air putih. Tapi, air putih mungkin bisa membantu mengatasi anyang-anyangan sementara, namun tidak mengatasi sumber masalahnya. Apalagi kalau bakteri E.Coli sudah terlanjur menempel di dinding saluran kemih.

2. Minum ekstrak buah Cranberry

Menurut penelitian, Prontocyanidin (PAC) dalam buah Cranberry mampu mencegah Bakteri E.Coli menempel pada dinding sel epitel salurah kemih, dan membuangnya bersama air kencing.


Namun, mencari buah Cranberry itu cukup sulit loh. Karena:

1. Cranberry sulit dicari dipasaran
2. Tidak praktis karena harus di jus dahulu
3. Buah Cranberry harganya cukup mahal
4. Rasanya agak pahit dan asam

Ribet juga yah kalau mudik harus bawa-bawa buah Cranberry, hehehe. Tapi jangan khawatir, ada yang lebih praktis. Namanya Prive uri-cran.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran


Prive uri-cran ini adalah suplemen makanan yang terbuat dari Cranberry Extract plus vitamin C dan Probiotic. Sehingga, Prive uri-cran ini mudah untuk dibawa ketika mudik lebaran untuk mencegah sakit buang air kecil atau anyang-anyangan.

Ada 2 kemasan yang bisa kita bawa di dalam tas mudik.

Pertama, Prive uri-cran dengan komposisi 250mg ekstrak Cranberry dengan bentuk kapsul. Isi per box adalah 30 kapsul yang bisa diminum 1-2 kapsul perhari.

Kedua, Prive uri-cran plus dengan komposisi 375mg ekstrak Cranberry, 60mg Vit C, 0.1mg Lactobacillus achidopillus, 0.1 mg Bifidobacterium bifidum dengan bentuk powder sachet. Isi perbox adalah 15 sachet yang bisa diminum 1-2 sachet perhari.


cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran


Pengalaman mengkonsumsi Prive uri-cran plus di rumah.

Walaupun selalu di rumah, tidak lantas saya bisa terbebas dari anyang-anyangan. Maka dari itu, selain untuk mudik atau melakukan perjalanan jauh lainnya, di rumah pun saya mecoba mengkonsumsi Prive uri-cran plus untuk menjaga kesehatan dan yang paling utama untuk mengatasi susah buang air kecil.

Prive uri-cran yang saya konsumsi adalah yang berbentuk serbuk dalam sachet.  Ketika diseduh, warna yang muncul adalah warna merah seperti buah Cranberry.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
Minum segelas Prive uri-cran 1-2x sehari untuk mengatasi sakit saat buang air kecil


Rasanya bagaimana?

Menurut saya sih, seperti minum jus buah jambu namun tidak terlalu kental. Rasanya asam segar seperti minuman vitamin C. Jadi, menurut saya Prive uri-cran nyaman dikonsumsi untuk mencegah gejala sakit buang air kecil atau anyang-anyangan.

cara mengatasi anyang-anyangan mengatasi sakit buang air kecil dengan prive uri cran
Rasanya asam segar, nyaman dikonsumsi sehari-hari


Mudik Tenang Bersama Prive uri-cran

Alhamdulillah, hari ini puasa Ramadhan kita memasuki hari ke 5, atau kurang lebih 25 hari lagi kita menyambut hari raya Idhul Fitri. Dan itu pun menjadi tanda kalau sebentar lagi kita akan melakukan perjalanan mudik lebaran.

Kalau udah biasa mudik tiap tahun dan tahu “hecticnya” kayak apa, apalagi untuk urusan kamar mandi. Mulai sekarang gak perlu khawatir lagi. Kalau terpaksa harus nahan pipis di jalan, atau kamar mandi di rest area gak sebersih yang kita harapkan, cegah datangnya si bakteri E.Coli penyebab sakit saat buang air kecil dengan Prive uri-cran.



Insya Alloh, mudik tenang tanpa menyepelekan datangnya si anyang-anyangan.

Selamat berpuasa, selamat mudik lebaran yaaa :D





Anak Alergi Tetap Bisa Berprestasi!

cara mengatasi alergi anak

Embrace the unique way your child is blooming. Even if it's not in the garden you imagined. Anonymous

Setiap tahun, konon katanya kasus alergi pada anak terus meningkat. Berdasarkan hasil survey dengan kuisioner ISAAC  pada anak sekolah dasar usis 6-7 tahun di Semarang, didapatkan jumlah kasus alergi berturut-turut meliputi asma sebanyak 8,1%, rinitis alergi sebanyak 11,5% dan eksim sebanyak 8,2%,

ISAAC sendiri adala program penelitian epidemologi didirikan pada tahun 1991 untuk menyelidiki asma, rhinitis, dan dermatitis atopik pada anak-anak dengan membentuk sebuah metodologi standar dan memfasilitasi kerjasama internasional yang diikuti 156 senter dari 56 negara yang berpartisipasi.


Sebenarnya, apa itu alergi?

Secara sederhana, alergi bisa dikatakan sebagai respon tubuh yang berlebihan ketika terdeteksi ada “benda asing” yang masuk ke dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh menganggap benda asing tersebut berbahaya, padahal tidak.

Kenapa anak bisa menjadi alergi?

Menurut DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) selaku Konsultan Alergi Imunologi Anak, “Penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik serta alergi protein susu sapi merupakan kasus alergi yang paling banyak diderita.

Faktor risiko berkembangnya alergi dapat berasal dari faktor genetik yakni keluarga dengan riwayat positif alergi”. Jika kedua orang tua tidak memiliki alergi maka risiko alergi yang diturunkan, hanya sebesar 5% sampai 15%. Jika dalam keluarga memiliki satu saudara kandung yang positif alergi, maka risiko alergi yang diturunkan sekitar 25% sampai 30%.

Sementara itu, jika salah satu orang tua memiliki alergi maka risiko alergi yang diturunkan sebesar 20% sampai 40% dan jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka risiko alergi yang diturunkan sebesar 40% sampai 60%. Akan tetapi, risiko tersebut meningkat hingga 80% bila kedua orangtua menderita gejala alergi yang sama.

Kasus alergi pada anak yang sering terjadi adalah alergi protein susu sapi yang umumnya terjadi pada anak yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu. Oleh karena itu, alergi protein susu sapi dapat diatasi dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.

Kifah si Anak Alergi

Bicara soal alergi, saya hampir khatam mendengar istilah ini sejak Kifah berusia 1 minggu setelah dilahirkan.

Ya, Kifah adalah salah satu anak yang menurunkan bakat alergi entah dari siapa. Karena saya dan suami merasa tidak memiliki masalah mengenai alergi sejak kecil hingga saat ini.

Menurut beberapa sumber tulisan yang saya baca di internet, resiko alergi pada anak memang semakin meningkat. Alergi makanan dan dermatitis atopik (semacam gatal atau kemerahan pada kulit yang meradang) umum terjadi pada anak usia dini, dan beresiko terjadinya asma dan rinitis di kemudian hari.

Ya, benar sekali.

Teori tersebut benar-benar terjadi pada Kifah, anak sulung saya.

Kifah Bayi dan Dermatitis Atopik

Awalnya saya gak ngeh, kenapa Kifah bisa ruam merah di beberapa bagian tubuh. Paling parah terjadi di pipi, siku, dan kepala. Karena pada mulanya, di pipi kanan Kifah terdapat bintik merah kecil seperti di gigit nyamuk.


cara mengatasi alergi anak
Kifah umur 1 minggu, ada titik merah kecil di pipi kanannya.

Dan karena memang seperti di gigit nyamuk, waktu itu saya hanya oleskan minyak telon ke “titik merah” yang ada di pipi Kifah. Tapi makin lama, ternyata titik merah itu semakin banyak.

Sepanjang malam Kifah rewel, dan sebagai orang tua newbie, saya gak tau kenapa Kifah sampai serewel itu. Dan kemudian saya baru menyadari, mungkin ada sensasi “gatal dan tidak nyaman” di ruam merah yang muncul di pipi kanan dan kiri Kifah, serta di kedua siku tangannya.

Ke Dokter

Karena ruam merah yang terus menyebar, akhirnya Kifah di bawa ke dokter anak. Dan disitulah saya diberi penjelasan bahwa Kifah alergi protein susu sapi.


cara mengatasi alergi anak
Kata dokter, Kifah bayi ini kena Dermatitis Atopik karena Alergi protein susu sapi.
Kasian ya lihatnya, alhamdulillah sekarang udah sembuh.
Mudah-mudahan ibu atau ayah bisa lebih waspada lagi mengenai alergi.

Ya. Memang, sesaat setelah dilahirkan, ASI belum keluar banyak, dan Kifah terpaksa minum susu formula yang diberikan oleh tenaga kesehatan tempat saya melakukan persalinan.

Dan, susu formula itu lah awal mula kenapa Kifah bisa alergi.

“Anaknya alergi protein sapi, Bu. Jadi, kasih aja susu berbahan dasar kedelai kalau mau.”
Waktu itu sebenarnya saya tidak berpikir untuk menggunakan susu formula, hanya sebatas ketika ASI belum keluar saja. Setelah satu minggu berlalu, hingga dua tahun, Kifah hanya minum ASI.

Sebetulnya saya sempet horor sendiri ketika melihat kondisi Kifah. Apalagi suka ada yang mengkaitkan dengan mitos aneh seputar hamil dan menyusui.

“Dulu ngidam apa? Ada yang gak terlaksana kali. Biasanya kalau mamahnya makan makanan yang bikin ngidam dulu, nanti merahnya hilang sendiri.”

“Ini pipinya kenapa merah? Kena ASI ya? ASInya tajem kali. Makanya kalau habis nyusuin langsung lap pakai kain pipninya. ASI itu gak boleh kena pipi bayi.”

Atulah, Please!

-_____-


“Rempongnya” Punya  anak alergi.

Saya sempat berkali-kali sampai dititik marah, mengeluh, kesal, kenapa Kifah bisa alergi protein sapi dan mengalami dermatitis atopik/ruam merah parah.


Pipi bayi yang lagi gemuk lucu-lucunya itu harus ditutupi oleh ruam merah yang cukup menggangu.

Selain ruam merah yang mengganggu itu, satu hal yang suka bikin saya “depresi” adalah soal makanan dan minuman. Setiap makan makanan produk susu dan turunannya, seperti keju, biskuit susu, dll. Badan Kifah langsung mengeluarkan ruam merah dan bikin Kifah luar biasa rewelnya.


cara mengatasi alergi anak
Setelah tahu bahwa Kifah alergi dan menghindari alergennya yaitu protein sapi,
baru deh makin lama alergiya makin menghilang, walau kadang suka muncul lagi. Hiks.
Ya, punya anak alergi memang bikin hayati lelah, Bang. Hehehe. Apalagi namanya manusia biasa, kadang gak sabaran dan out of control ketika masalah demi masalah datang menghampiri, apalagi waktu itu saya sebagai mamah newbie yang penuh tantangan dan ujian di sana sini.

Dari Dermatitis Atopik ke Asma.

Seperti artikel yang saya baca itu, Dermatitis Atopik Kifah sembuh di usia sekitar 2 tahunan, kemudian munculah Asma.

*Hayati lelah lagi*

Ibarat kata, mati satu, kok jadi tumbuh lagi yang baru. Dermatitis Atopik sembuh, kenapa malah beralih ke Asma?

Awalnya, saya gak tahu kalau Kifah Asma. Tapi yang jelas, setiap batuk itu lama sembuhnya. Batuknya juga terus-terusan, dan lama-lama Kifah bernafas menggunakan mulut, dan cuping hidungnya terlihat kembang kempis.


Asma atau sesak nafas  Kifah itu biasanya kambuh ketika:

1. Makan makanan yang salah atau jajan sembarangan.
2. Terlalu lelah atau capek bermain.
3. Kena cuaca yang terlalu dingin.

Jadi, memang ketika Kifah terlalu aktif bermain, salah makan, atau sedang mudik ke Bandung Utara yang cuacanya almost 22-28 derajat setiap harinya, membuat saya hampir “kewalahan” untuk merawat Kifah.

Karena apa? Karena semuanya seakan berbanding terbalik. Kifah yang super aktif bergerak, mendapat ujian penyakit Asma karena alergi. Rasanya tuh mangkel, kesel, dongkol banget. Karena setiap dia kelelahan, ujung-ujungnya Kifah sesak nafas.

Bahkan, saking seringnya Asmanya kambuh dan harus berobat ke dokter, saya dan Abbiy sepakat membeli alat uap/nebulizer sendiri untuk keadaan emergensi di rumah ketika Kifah sesak nafas di rumah.

Khawatir akan masa depannya. Bisakah anak alergi tetap berprestasi?

Sebagai ibu pada umumnya, tentunya saya berpikir jauh ke depan. Bagaimana pendidikan anak-anak kelak, bagaimana karakternya, bagaimana kesehatannya, apakah mereka bisa meraih mimpi dan cita-cita mereka? Apalagi dengan special case ini, Kifah si anak alergi. 

Apakah dengan “keterbatasan” yang ia miliki, ia akan tetap bisa mendaki gunung dengan teman-temannya, ikut bela diri, ikut kemping dengan gerakan pramuka di sekolah,  atau sekedar ikut jalan sehat keliling komplek?

Baca juga: Underestimate

cara mengatasi alergi anak
Semoga nanti Ummi bisa datang ke wisuda Sarjana, Magister, dan Doktoralnya Kifah ya Amiinnn.

Apakah kelak dia bisa menaklukan segala tantangan dan meraih cita-citanya kelak? Dan lucunya, Kifah bercita-cita ingin menjadi dokter kulit kalau gede. Dia merasakan, alergi yang ia alami mempengaruhi keadaan kulitnya yang sering ruam dan gatal. Hehehe.


Waspada gejala alergi. Deteksi dini lebih baik.

Lega rasanya, ketika ada kampanye yang mengatakan bahwa “Anak Alergi Tetap Bisa Berpestasi” rasanya seperti sebuah angin segar bahwa anak yang memiliki “keterbatasan” tetap bisa tumbuh dengan optimal dan berprestasi dikemudian hari.

Saya menulis ini agar pembaca blog saya yang budiman, dimanapun berada, apalagi yang sedang hamil dan akan melahirkan, tidak melakukan kesalahan yang saya lakukan di masa lalu. Karena memiliki anak berisiko alergi sungguh sebuah tantangan tersendiri.

1. Jika ada riwayat alergi pada keluarga, sebisa mungkin jauhkan alergen seperti protein sapi/susu sapi dan produk turunannya seperti keju, kacang, dll dari anak-anak.

2. Apabila muncul ruam pada tubuh bayi, segeralah periksa ke dokter. Walaupun itu hanya untuk memastikan apakah ruam tersebut adalah alergi atau bukan. Karena kadang, ruam merah di tubuh bayi yang baru lahir, banyak dikaitkan dengan beberapa mitos.

3. Beri asupan gizi anak yang tidak mengandung alergen. Kita bisa menggunakan susu kedelai/susu soya atau susu asam amino sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi anak setiap hari.


Itu tadi pengalaman dan infromasi yang bisa saya berikan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Sebelum close tab, boleh dong nonton video yang satu ini.







Sumber:

www.ayahbunda.co.id
www.konimex.com
eprints.undip.ac.id

Anak Alergi Tetap Bisa Berprestasi!

cara mengatasi alergi anak

Embrace the unique way your child is blooming. Even if it's not in the garden you imagined. Anonymous

Setiap tahun, konon katanya kasus alergi pada anak terus meningkat. Berdasarkan hasil survey dengan kuisioner ISAAC  pada anak sekolah dasar usis 6-7 tahun di Semarang, didapatkan jumlah kasus alergi berturut-turut meliputi asma sebanyak 8,1%, rinitis alergi sebanyak 11,5% dan eksim sebanyak 8,2%,

ISAAC sendiri adala program penelitian epidemologi didirikan pada tahun 1991 untuk menyelidiki asma, rhinitis, dan dermatitis atopik pada anak-anak dengan membentuk sebuah metodologi standar dan memfasilitasi kerjasama internasional yang diikuti 156 senter dari 56 negara yang berpartisipasi.


Sebenarnya, apa itu alergi?

Secara sederhana, alergi bisa dikatakan sebagai respon tubuh yang berlebihan ketika terdeteksi ada “benda asing” yang masuk ke dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh menganggap benda asing tersebut berbahaya, padahal tidak.

Kenapa anak bisa menjadi alergi?

Menurut DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) selaku Konsultan Alergi Imunologi Anak, “Penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik serta alergi protein susu sapi merupakan kasus alergi yang paling banyak diderita.

Faktor risiko berkembangnya alergi dapat berasal dari faktor genetik yakni keluarga dengan riwayat positif alergi”. Jika kedua orang tua tidak memiliki alergi maka risiko alergi yang diturunkan, hanya sebesar 5% sampai 15%. Jika dalam keluarga memiliki satu saudara kandung yang positif alergi, maka risiko alergi yang diturunkan sekitar 25% sampai 30%.

Sementara itu, jika salah satu orang tua memiliki alergi maka risiko alergi yang diturunkan sebesar 20% sampai 40% dan jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka risiko alergi yang diturunkan sebesar 40% sampai 60%. Akan tetapi, risiko tersebut meningkat hingga 80% bila kedua orangtua menderita gejala alergi yang sama.

Kasus alergi pada anak yang sering terjadi adalah alergi protein susu sapi yang umumnya terjadi pada anak yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu. Oleh karena itu, alergi protein susu sapi dapat diatasi dengan cara memberikan ASI eksklusif bagi anak.

Kifah si Anak Alergi

Bicara soal alergi, saya hampir khatam mendengar istilah ini sejak Kifah berusia 1 minggu setelah dilahirkan.

Ya, Kifah adalah salah satu anak yang menurunkan bakat alergi entah dari siapa. Karena saya dan suami merasa tidak memiliki masalah mengenai alergi sejak kecil hingga saat ini.

Menurut beberapa sumber tulisan yang saya baca di internet, resiko alergi pada anak memang semakin meningkat. Alergi makanan dan dermatitis atopik (semacam gatal atau kemerahan pada kulit yang meradang) umum terjadi pada anak usia dini, dan beresiko terjadinya asma dan rinitis di kemudian hari.

Ya, benar sekali.

Teori tersebut benar-benar terjadi pada Kifah, anak sulung saya.

Kifah Bayi dan Dermatitis Atopik

Awalnya saya gak ngeh, kenapa Kifah bisa ruam merah di beberapa bagian tubuh. Paling parah terjadi di pipi, siku, dan kepala. Karena pada mulanya, di pipi kanan Kifah terdapat bintik merah kecil seperti di gigit nyamuk.


cara mengatasi alergi anak
Kifah umur 1 minggu, ada titik merah kecil di pipi kanannya.

Dan karena memang seperti di gigit nyamuk, waktu itu saya hanya oleskan minyak telon ke “titik merah” yang ada di pipi Kifah. Tapi makin lama, ternyata titik merah itu semakin banyak.

Sepanjang malam Kifah rewel, dan sebagai orang tua newbie, saya gak tau kenapa Kifah sampai serewel itu. Dan kemudian saya baru menyadari, mungkin ada sensasi “gatal dan tidak nyaman” di ruam merah yang muncul di pipi kanan dan kiri Kifah, serta di kedua siku tangannya.

Ke Dokter

Karena ruam merah yang terus menyebar, akhirnya Kifah di bawa ke dokter anak. Dan disitulah saya diberi penjelasan bahwa Kifah alergi protein susu sapi.


cara mengatasi alergi anak
Kata dokter, Kifah bayi ini kena Dermatitis Atopik karena Alergi protein susu sapi.
Kasian ya lihatnya, alhamdulillah sekarang udah sembuh.
Mudah-mudahan ibu atau ayah bisa lebih waspada lagi mengenai alergi.

Ya. Memang, sesaat setelah dilahirkan, ASI belum keluar banyak, dan Kifah terpaksa minum susu formula yang diberikan oleh tenaga kesehatan tempat saya melakukan persalinan.

Dan, susu formula itu lah awal mula kenapa Kifah bisa alergi.

“Anaknya alergi protein sapi, Bu. Jadi, kasih aja susu berbahan dasar kedelai kalau mau.”
Waktu itu sebenarnya saya tidak berpikir untuk menggunakan susu formula, hanya sebatas ketika ASI belum keluar saja. Setelah satu minggu berlalu, hingga dua tahun, Kifah hanya minum ASI.

Sebetulnya saya sempet horor sendiri ketika melihat kondisi Kifah. Apalagi suka ada yang mengkaitkan dengan mitos aneh seputar hamil dan menyusui.

“Dulu ngidam apa? Ada yang gak terlaksana kali. Biasanya kalau mamahnya makan makanan yang bikin ngidam dulu, nanti merahnya hilang sendiri.”

“Ini pipinya kenapa merah? Kena ASI ya? ASInya tajem kali. Makanya kalau habis nyusuin langsung lap pakai kain pipninya. ASI itu gak boleh kena pipi bayi.”

Atulah, Please!

-_____-


“Rempongnya” Punya  anak alergi.

Saya sempat berkali-kali sampai dititik marah, mengeluh, kesal, kenapa Kifah bisa alergi protein sapi dan mengalami dermatitis atopik/ruam merah parah.


Pipi bayi yang lagi gemuk lucu-lucunya itu harus ditutupi oleh ruam merah yang cukup menggangu.

Selain ruam merah yang mengganggu itu, satu hal yang suka bikin saya “depresi” adalah soal makanan dan minuman. Setiap makan makanan produk susu dan turunannya, seperti keju, biskuit susu, dll. Badan Kifah langsung mengeluarkan ruam merah dan bikin Kifah luar biasa rewelnya.


cara mengatasi alergi anak
Setelah tahu bahwa Kifah alergi dan menghindari alergennya yaitu protein sapi,
baru deh makin lama alergiya makin menghilang, walau kadang suka muncul lagi. Hiks.
Ya, punya anak alergi memang bikin hayati lelah, Bang. Hehehe. Apalagi namanya manusia biasa, kadang gak sabaran dan out of control ketika masalah demi masalah datang menghampiri, apalagi waktu itu saya sebagai mamah newbie yang penuh tantangan dan ujian di sana sini.

Dari Dermatitis Atopik ke Asma.

Seperti artikel yang saya baca itu, Dermatitis Atopik Kifah sembuh di usia sekitar 2 tahunan, kemudian munculah Asma.

*Hayati lelah lagi*

Ibarat kata, mati satu, kok jadi tumbuh lagi yang baru. Dermatitis Atopik sembuh, kenapa malah beralih ke Asma?

Awalnya, saya gak tahu kalau Kifah Asma. Tapi yang jelas, setiap batuk itu lama sembuhnya. Batuknya juga terus-terusan, dan lama-lama Kifah bernafas menggunakan mulut, dan cuping hidungnya terlihat kembang kempis.


Asma atau sesak nafas  Kifah itu biasanya kambuh ketika:

1. Makan makanan yang salah atau jajan sembarangan.
2. Terlalu lelah atau capek bermain.
3. Kena cuaca yang terlalu dingin.

Jadi, memang ketika Kifah terlalu aktif bermain, salah makan, atau sedang mudik ke Bandung Utara yang cuacanya almost 22-28 derajat setiap harinya, membuat saya hampir “kewalahan” untuk merawat Kifah.

Karena apa? Karena semuanya seakan berbanding terbalik. Kifah yang super aktif bergerak, mendapat ujian penyakit Asma karena alergi. Rasanya tuh mangkel, kesel, dongkol banget. Karena setiap dia kelelahan, ujung-ujungnya Kifah sesak nafas.

Bahkan, saking seringnya Asmanya kambuh dan harus berobat ke dokter, saya dan Abbiy sepakat membeli alat uap/nebulizer sendiri untuk keadaan emergensi di rumah ketika Kifah sesak nafas di rumah.

Khawatir akan masa depannya. Bisakah anak alergi tetap berprestasi?

Sebagai ibu pada umumnya, tentunya saya berpikir jauh ke depan. Bagaimana pendidikan anak-anak kelak, bagaimana karakternya, bagaimana kesehatannya, apakah mereka bisa meraih mimpi dan cita-cita mereka? Apalagi dengan special case ini, Kifah si anak alergi. 

Apakah dengan “keterbatasan” yang ia miliki, ia akan tetap bisa mendaki gunung dengan teman-temannya, ikut bela diri, ikut kemping dengan gerakan pramuka di sekolah,  atau sekedar ikut jalan sehat keliling komplek?

Baca juga: Underestimate

cara mengatasi alergi anak
Semoga nanti Ummi bisa datang ke wisuda Sarjana, Magister, dan Doktoralnya Kifah ya Amiinnn.

Apakah kelak dia bisa menaklukan segala tantangan dan meraih cita-citanya kelak? Dan lucunya, Kifah bercita-cita ingin menjadi dokter kulit kalau gede. Dia merasakan, alergi yang ia alami mempengaruhi keadaan kulitnya yang sering ruam dan gatal. Hehehe.


Waspada gejala alergi. Deteksi dini lebih baik.

Lega rasanya, ketika ada kampanye yang mengatakan bahwa “Anak Alergi Tetap Bisa Berpestasi” rasanya seperti sebuah angin segar bahwa anak yang memiliki “keterbatasan” tetap bisa tumbuh dengan optimal dan berprestasi dikemudian hari.

Saya menulis ini agar pembaca blog saya yang budiman, dimanapun berada, apalagi yang sedang hamil dan akan melahirkan, tidak melakukan kesalahan yang saya lakukan di masa lalu. Karena memiliki anak berisiko alergi sungguh sebuah tantangan tersendiri.

1. Jika ada riwayat alergi pada keluarga, sebisa mungkin jauhkan alergen seperti protein sapi/susu sapi dan produk turunannya seperti keju, kacang, dll dari anak-anak.

2. Apabila muncul ruam pada tubuh bayi, segeralah periksa ke dokter. Walaupun itu hanya untuk memastikan apakah ruam tersebut adalah alergi atau bukan. Karena kadang, ruam merah di tubuh bayi yang baru lahir, banyak dikaitkan dengan beberapa mitos.

3. Beri asupan gizi anak yang tidak mengandung alergen. Kita bisa menggunakan susu kedelai/susu soya atau susu asam amino sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi anak setiap hari.


Itu tadi pengalaman dan infromasi yang bisa saya berikan ya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Sebelum close tab, boleh dong nonton video yang satu ini.







Sumber:

www.ayahbunda.co.id
www.konimex.com
eprints.undip.ac.id