Diberdayakan oleh Blogger.

Bincang Bersama Majalah Ummi: Rahasia Tetap Eksis di Era Media Digital

Majalah Ummi, dengan tag line "Identitas Wanita Islami" 

Sebelum gencarnya perkembangan media informasi dan komunikasi yang sangat massive seperti sekarang ini, keperluan akan informasi diperoleh melalui berbagai media cetak seperti koran, tabloid dan juga majalah.

Ingat sekali waktu zaman sekolah dulu, setiap jalan kaki untuk menuju ke sekolah, aku harus melewati sebuah toko majalah, koran, dan tabloid yang ada di emperan jalan. Warna-warni tabloid dan majalah yang bergerak tertiup angin seperti memanggil untuk dibeli.

Dengan uang saku sekolah yang bisa dibilang pas-pasan, setiap minggu aku selalu mengalokasikan untuk membeli macam-macam majalah atau tabloid.

Aku sendiri gak terlalu fanatik memilih majalah atau tabloid, bahkan kadang tergantung harga atau hadiah yang seringkali ada disetiap edisi. Seperti pouch cantik, cerpen, dan lain-lain. Ketahuan deh ya motif beli majalah karena tergiur gratisannya. Hehehe.


Tapi, semua itu terjadi diantara tahun 2003-2005 dimana internet tidak meledak seperti sekarang. 

Dan aku pun sempat berpikir. Masih ada gitu yang baca koran dan majalah zaman ini? Masih ada yang mau beli kah? Sementara informasi via gadget mudah sekali diakses. Masihkah ada media cetak yang bertahan? Atau hampir semua gulung tikar dan beralih ke media daring?


Lintasan pikiran itu lah muncul ketika aku melangkahkan kaki ke kantor redaksi Majalah Ummi di Jalan Mede No. 42 A Utan Kayu Utara Matraman Jakarta Selatan.

Bangunan yang berdiri kokoh itu masih sepi saat aku dan anggota Komunitas Blogger Muslimah Indonesia hadir untuk berdiskusi mengenai seluk beluk pembuatan media cetak yang sudah berdiri sejak tahun 1989 itu.

Bangunan yang terdiri dari dua lantai itu memang terlihat sepi karyawan, saat berdiskusi dan sharing bersama redaksi Ummi pun, Mbak Meutia Geumala menjelaskan bahwa memang sejak gempuran media digital, karyawan Ummi mengalami “penyesuaian” terhadap pemasukan perusahaan.

Hmm, dalam hati ikut komentar.

“Tuh kan, media online pasti jadi “masalah” yang sangat berarti bagi sebuah perusahaan media cetak.”

Sambil berbincang santai dengan redaksi majalah Ummi, kami dari Blogger Muslimah juga antusias untuk bertanya tentang seluk beluk dalam bisnis media cetak. Semuanya aku rangkum dalam tanya jawab berikut ini yaaa.

1. Bagaimana Majalah Ummi bertahan di era media digital dan internet seperti sekarang ini?
Majalah Ummi mengakui bahwa terjadi penurunan oplah yang cukup signifikan saat sekarang ini. Tapi Majalah Ummi alhamdulillah masih bisa bertahan hingga sekarang, selama 28 tahun, karena loyalitas pembaca Majalah Ummi.  Semangat untuk berdakwah lewat media juga terus membara di redaksi Majalah Ummi.

Selain itu, majalah Ummi juga memiliki konten yang baik, memuat nilai Islam yang integral dari berbagai nara sumber yang kredibel, sehingga Majalah Ummi masih menjadi sumber rujukan ilmu dan informasi bagi para pembacanya.

2. Apakah Ummi membuat media On Line?
Ya, namanya ummi-online. Yang bisa diakses di ummi-online.com

3. Apa bedanya Ummi Online dan Majalah Ummi?
Jika majalah Ummi terbit tiap bulan dengan versi cetak, Ummi Online diupdate setiap hari secara terus menerus. Konten Majalah Ummi cenderung panjang dan mendalam, sedangkan Ummi Online singkat dan membahas keseharian yang ringan-ringan saja.

4. Bagaimana Majalah Ummi menangkap tema yang  Up to Date untuk diangkat di majalah setiap bulannya?
Sebagai redaksi Ummi, kami memang dituntut untuk bisa membaca apa yang sekiranya akan hits bulan depan dan bulan-bulan mendatang.  Dan untuk itu biasanya diadakan rapat redaksi.

5. Bagaimana Majalah Ummi menulis naskah untuk tayang di Majalah Ummi?
Biasanya tema setiap bulan itu dirapatkan melalui rapat keredaksian, kemudian dipecah agar sesuai dengan rubrik namun tetap memiliki benang merah yang sama. Naskah Majalah Ummi juga ada yang berasal dari luar, tidak semua dari redaksi. Redaksi hanya menyeleksi yang relevan dan menyempurnakannya.

Majalah Ummi yang siap beredar ke seluruh penjuru tanah air

6. Naskah dari luar yang seperti apa yang diterima oleh Majalah Ummi?
Tentunya naskah yang sudah baik dan tidak perlu banyak editing, hehehe. Tapi tenang saja, editornya baik kok, menerima semua jenis tulisan. Biasanya, tulisan yang dikirim ke redaksi Majalah Ummi berupa tulisan nuansa wanita, cerpen, cerbung, kolom ayah dll.

7. Rubrik apa saja yang paling memberikan peluang menerima naskah dari luar?
Saat ini yang masih sangat jarang adalah cerbung dan juga tulisan tentang travelling. (ayo ayo, kesempatan ini buat eksis di majalah Ummi)

8. Bagaimana Majalah Ummi menentukan model untuk cover Majalah Ummi dan proses pemotretannya?

Untuk cover ditentukan pada rapat keredaksian, kemudian mencari public figure atau tokoh yang relevan dengan tema yang akan diangkat. Biasanya, cover Majalah Ummi adalah artis atau tokoh yang menginspirasi.

Untuk artis sendiri, dipilih yang memang memiliki profil yang baik, tidak terlibat gosip atau kasus yang buruk. Pemotretan sendiri dilakukan di kediaman artis atau tokoh tersebut dengan mengerahkan tim fotografi dari Majalah Ummi.

9. Bagaimana cara mengelola Ummi Online yang memiliki jutaan followers agar tetap Up to Date?

Facebook Fanpage Ummi sendiri sudah mencapai lebih dari satu juta likers dan web site ummi online memiliki 1 sampai 1,5 juta Page View setiap bulannya. Update artikel terbaru dilakukan setiap 30 menit sekali setiap hari.

10. Apakah Ummi Online menerima penulis dari luar?

Ya, menerima. Caranya bisa mengirim naskah ke sahabat.ummi@gmail.com

Tulisan minimal terdiri dari 5 paragraf  dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Temanya bebas, bisa berhubungan dengan keseharian atau yang lainnya.

11. Bagaimana tips membuat konten viral?
Saat ini memang tulisan di Ummi Online bisa dibaca dan dishare ribuan kali oleh netizen. Bahkan kadang jumlah share lebih banyak ketimbang jumlah view. Entah ada fenomena apa gerangan.

Cara menulis konten agar bisa viral atau dishare banyak orang diantaranya adalah:

-Tulislah hal atau tema yang sedang in dan up to date.

-Tulis judul yang menarik untuk dibaca, bisa dengan menggunakan angka, misalkan: 7 Ciri Istri Salehah, 11 Ibadah Sunnah Bernilai Pahala Luar Biasa

-Judul juga harus spesifik, langsung kepada inti tulisan.

-Judul artikel cenderung lebih panjang. Berbeda dengan judul yang dimuat di media cetak yang biasanya lebih singkat.

-Tema yang ditulis dekat dengan keseharian.

-Isi artikel tidak terlalu panjang maupun terlalu pendek, karena pengguna smartphone pun sulit untuk membaca artikel yang terlalu panjang. 

....

Setelah hampir 2 jam berbincang dengan redaksi Majalah Ummi, aku sendiri merasa banyak menerima insight dan masukkan penting ketika kita memang berniat memantapkan diri di dunia kepenulisan.

Terbukti, semangat menyebar kebaikan dari Majalah Ummi menjadi kekuatan tersendiri bagi Majalah Ummi untuk bertahan diantara gempuran media digital dan perkembangan internet yang kian menggerus banyak bisnis media cetak.

Semangat menulis itu juga harus dimiliki oleh seorang blogger.

Karena semangat menulis itu lah yang menjadi fondasi utama ketika kita mulai menulis. Walaupun hanya menulis di blog pribadi.

Tidak sedikit blog pribadi yang ikut “gulung tikar” ketika semangat menulis dan berbagi itu mulai luntur dan menghilang. Dan yang mau konsisten dan mampu beradaptasi lah memang yang akan bertahan ditengah berbagai ujian yang menghadang.

Berjilbab kuning di sebelah kiri, Mbak Meutia Geumala, Pimpinan Redaksi Majalah Ummi. Berjilbab pink
Mbak Novia Syahidah founder Blogger Muslimah Indonesia

Terima kasih Mbak Meutia Gemala, pimpinan redaksi Ummi yang telah menerima kami dari Komunitas Blogger Muslimah Indonesia dengan tangan terbuka. Dan terima kasih juga kepada Blogger Muslimah Indonesia yang telah menghadirkan Program Edukasi Muslimah untuk para anggotanya.

Semoga next time aku bisa ikutan lagi ya. Sukses terus untuk Majalah Ummi, Ummi Online dan juga Blogger Muslimah Indonesia.

Bincang Bersama Majalah Ummi: Rahasia Tetap Eksis di Era Media Digital

Majalah Ummi, dengan tag line "Identitas Wanita Islami" 

Sebelum gencarnya perkembangan media informasi dan komunikasi yang sangat massive seperti sekarang ini, keperluan akan informasi diperoleh melalui berbagai media cetak seperti koran, tabloid dan juga majalah.

Ingat sekali waktu zaman sekolah dulu, setiap jalan kaki untuk menuju ke sekolah, aku harus melewati sebuah toko majalah, koran, dan tabloid yang ada di emperan jalan. Warna-warni tabloid dan majalah yang bergerak tertiup angin seperti memanggil untuk dibeli.

Dengan uang saku sekolah yang bisa dibilang pas-pasan, setiap minggu aku selalu mengalokasikan untuk membeli macam-macam majalah atau tabloid.

Aku sendiri gak terlalu fanatik memilih majalah atau tabloid, bahkan kadang tergantung harga atau hadiah yang seringkali ada disetiap edisi. Seperti pouch cantik, cerpen, dan lain-lain. Ketahuan deh ya motif beli majalah karena tergiur gratisannya. Hehehe.


Tapi, semua itu terjadi diantara tahun 2003-2005 dimana internet tidak meledak seperti sekarang. 

Dan aku pun sempat berpikir. Masih ada gitu yang baca koran dan majalah zaman ini? Masih ada yang mau beli kah? Sementara informasi via gadget mudah sekali diakses. Masihkah ada media cetak yang bertahan? Atau hampir semua gulung tikar dan beralih ke media daring?


Lintasan pikiran itu lah muncul ketika aku melangkahkan kaki ke kantor redaksi Majalah Ummi di Jalan Mede No. 42 A Utan Kayu Utara Matraman Jakarta Selatan.

Bangunan yang berdiri kokoh itu masih sepi saat aku dan anggota Komunitas Blogger Muslimah Indonesia hadir untuk berdiskusi mengenai seluk beluk pembuatan media cetak yang sudah berdiri sejak tahun 1989 itu.

Bangunan yang terdiri dari dua lantai itu memang terlihat sepi karyawan, saat berdiskusi dan sharing bersama redaksi Ummi pun, Mbak Meutia Geumala menjelaskan bahwa memang sejak gempuran media digital, karyawan Ummi mengalami “penyesuaian” terhadap pemasukan perusahaan.

Hmm, dalam hati ikut komentar.

“Tuh kan, media online pasti jadi “masalah” yang sangat berarti bagi sebuah perusahaan media cetak.”

Sambil berbincang santai dengan redaksi majalah Ummi, kami dari Blogger Muslimah juga antusias untuk bertanya tentang seluk beluk dalam bisnis media cetak. Semuanya aku rangkum dalam tanya jawab berikut ini yaaa.

1. Bagaimana Majalah Ummi bertahan di era media digital dan internet seperti sekarang ini?
Majalah Ummi mengakui bahwa terjadi penurunan oplah yang cukup signifikan saat sekarang ini. Tapi Majalah Ummi alhamdulillah masih bisa bertahan hingga sekarang, selama 28 tahun, karena loyalitas pembaca Majalah Ummi.  Semangat untuk berdakwah lewat media juga terus membara di redaksi Majalah Ummi.

Selain itu, majalah Ummi juga memiliki konten yang baik, memuat nilai Islam yang integral dari berbagai nara sumber yang kredibel, sehingga Majalah Ummi masih menjadi sumber rujukan ilmu dan informasi bagi para pembacanya.

2. Apakah Ummi membuat media On Line?
Ya, namanya ummi-online. Yang bisa diakses di ummi-online.com

3. Apa bedanya Ummi Online dan Majalah Ummi?
Jika majalah Ummi terbit tiap bulan dengan versi cetak, Ummi Online diupdate setiap hari secara terus menerus. Konten Majalah Ummi cenderung panjang dan mendalam, sedangkan Ummi Online singkat dan membahas keseharian yang ringan-ringan saja.

4. Bagaimana Majalah Ummi menangkap tema yang  Up to Date untuk diangkat di majalah setiap bulannya?
Sebagai redaksi Ummi, kami memang dituntut untuk bisa membaca apa yang sekiranya akan hits bulan depan dan bulan-bulan mendatang.  Dan untuk itu biasanya diadakan rapat redaksi.

5. Bagaimana Majalah Ummi menulis naskah untuk tayang di Majalah Ummi?
Biasanya tema setiap bulan itu dirapatkan melalui rapat keredaksian, kemudian dipecah agar sesuai dengan rubrik namun tetap memiliki benang merah yang sama. Naskah Majalah Ummi juga ada yang berasal dari luar, tidak semua dari redaksi. Redaksi hanya menyeleksi yang relevan dan menyempurnakannya.

Majalah Ummi yang siap beredar ke seluruh penjuru tanah air

6. Naskah dari luar yang seperti apa yang diterima oleh Majalah Ummi?
Tentunya naskah yang sudah baik dan tidak perlu banyak editing, hehehe. Tapi tenang saja, editornya baik kok, menerima semua jenis tulisan. Biasanya, tulisan yang dikirim ke redaksi Majalah Ummi berupa tulisan nuansa wanita, cerpen, cerbung, kolom ayah dll.

7. Rubrik apa saja yang paling memberikan peluang menerima naskah dari luar?
Saat ini yang masih sangat jarang adalah cerbung dan juga tulisan tentang travelling. (ayo ayo, kesempatan ini buat eksis di majalah Ummi)

8. Bagaimana Majalah Ummi menentukan model untuk cover Majalah Ummi dan proses pemotretannya?

Untuk cover ditentukan pada rapat keredaksian, kemudian mencari public figure atau tokoh yang relevan dengan tema yang akan diangkat. Biasanya, cover Majalah Ummi adalah artis atau tokoh yang menginspirasi.

Untuk artis sendiri, dipilih yang memang memiliki profil yang baik, tidak terlibat gosip atau kasus yang buruk. Pemotretan sendiri dilakukan di kediaman artis atau tokoh tersebut dengan mengerahkan tim fotografi dari Majalah Ummi.

9. Bagaimana cara mengelola Ummi Online yang memiliki jutaan followers agar tetap Up to Date?

Facebook Fanpage Ummi sendiri sudah mencapai lebih dari satu juta likers dan web site ummi online memiliki 1 sampai 1,5 juta Page View setiap bulannya. Update artikel terbaru dilakukan setiap 30 menit sekali setiap hari.

10. Apakah Ummi Online menerima penulis dari luar?

Ya, menerima. Caranya bisa mengirim naskah ke sahabat.ummi@gmail.com

Tulisan minimal terdiri dari 5 paragraf  dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Temanya bebas, bisa berhubungan dengan keseharian atau yang lainnya.

11. Bagaimana tips membuat konten viral?
Saat ini memang tulisan di Ummi Online bisa dibaca dan dishare ribuan kali oleh netizen. Bahkan kadang jumlah share lebih banyak ketimbang jumlah view. Entah ada fenomena apa gerangan.

Cara menulis konten agar bisa viral atau dishare banyak orang diantaranya adalah:

-Tulislah hal atau tema yang sedang in dan up to date.

-Tulis judul yang menarik untuk dibaca, bisa dengan menggunakan angka, misalkan: 7 Ciri Istri Salehah, 11 Ibadah Sunnah Bernilai Pahala Luar Biasa

-Judul juga harus spesifik, langsung kepada inti tulisan.

-Judul artikel cenderung lebih panjang. Berbeda dengan judul yang dimuat di media cetak yang biasanya lebih singkat.

-Tema yang ditulis dekat dengan keseharian.

-Isi artikel tidak terlalu panjang maupun terlalu pendek, karena pengguna smartphone pun sulit untuk membaca artikel yang terlalu panjang. 

....

Setelah hampir 2 jam berbincang dengan redaksi Majalah Ummi, aku sendiri merasa banyak menerima insight dan masukkan penting ketika kita memang berniat memantapkan diri di dunia kepenulisan.

Terbukti, semangat menyebar kebaikan dari Majalah Ummi menjadi kekuatan tersendiri bagi Majalah Ummi untuk bertahan diantara gempuran media digital dan perkembangan internet yang kian menggerus banyak bisnis media cetak.

Semangat menulis itu juga harus dimiliki oleh seorang blogger.

Karena semangat menulis itu lah yang menjadi fondasi utama ketika kita mulai menulis. Walaupun hanya menulis di blog pribadi.

Tidak sedikit blog pribadi yang ikut “gulung tikar” ketika semangat menulis dan berbagi itu mulai luntur dan menghilang. Dan yang mau konsisten dan mampu beradaptasi lah memang yang akan bertahan ditengah berbagai ujian yang menghadang.

Berjilbab kuning di sebelah kiri, Mbak Meutia Geumala, Pimpinan Redaksi Majalah Ummi. Berjilbab pink
Mbak Novia Syahidah founder Blogger Muslimah Indonesia

Terima kasih Mbak Meutia Gemala, pimpinan redaksi Ummi yang telah menerima kami dari Komunitas Blogger Muslimah Indonesia dengan tangan terbuka. Dan terima kasih juga kepada Blogger Muslimah Indonesia yang telah menghadirkan Program Edukasi Muslimah untuk para anggotanya.

Semoga next time aku bisa ikutan lagi ya. Sukses terus untuk Majalah Ummi, Ummi Online dan juga Blogger Muslimah Indonesia.

Asyiknya Berwisata Bersama Keluarga di Pekanbaru


Taman Rekreasi Alam Mayang Pekanbaru (sumber : wikepo.com)
Pekanbaru adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Riau. Selain sebagai kota terbesar, Pekanbaru juga merupakan ibu kota Provinsi Riau. Kota ini terkenal dengan aktivitas perdagangannya yang cukup tinggi. Masyarakat di Pekanbaru juga bersifat multietnik. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka migrasi dan urbanisasi dari dan ke daerah Pekanbaru.
Pekanbaru berada tepat di jalur Lintas Timur Sumatera. Kota ini terhubung dengan beberapa kota lain, seperti Medan, Padang, dan Jambi. Tak mengherankan jika Pekanbaru sering menjadi tempat persinggahan para pejalan.

Berdasarkan topografinya, wilayah Pekanbaru dibelah oleh aliran Sungai Siak dari arah barat ke timur. Selain wilayahnya yang unik, Pekanbaru juga memiliki tempat wisata yang bisa dikunjungi.
1. Taman Rekreasi Alam Mayang
Objek wisata ini merupakan taman rekreasi yang menyediakan berbagai permainan air dan permainan di ruang terbuka. Ada berbagai fasilitas hiburan yang bisa Kamu nikmati di Taman Rekreasi Alam Mayang, seperti sepeda air, flying fox, dan fasilitas outbond.
Jika gemar memancing, di tempat ini juga tersedia kolam pancing yang bisa Kamu datangi. Untuk anak-anak, ada beberapa permainan khusus yang tidak kalah menghibur. Jadi, tidak salah jika objek wisata ini menjadi salah satu tujuan rekreasi keluarga.
Selain itu, Kamu juga akan disuguhi pemandangan alam yang sejuk dan alami karena pepohonan yang tumbuh di dalam area taman. Untuk masuk ke tempat wisata ini, Kamu hanya perlu membayar Rp13.000,00 (orang dewasa) dan Rp7.000,00 (anak-anak).
Cukup terjangkau bukan?
2. Labersa Theme Park & Water Park
Selain Taman Rekreasi Alam Mayang, objek wisata lain yang bisa Kamu kunjungi saat berada di Pekanbaru adalah Labersa Theme Park & Water Park. Pada objek wisata ini, Anda bisa menikmati konsep hiburan antara theme park dan water park.
Pada bagian water park, terdapat 5 kolam utama yang tersedia, antara lain adult pool, lazy river pool, adventure pool (untuk anak-anak), crocodile pool, dan baby pool (untuk balita).
Sementara pada theme park, Kamu bisa merasakan pengalaman baru di Sky Tower, Speedy Coaster, Wave Blaster, dan berbagai wahana menarik lainnya.
3. Danau Buatan Lembah Sari
Jika ingin menikmati nuansa alam yang asri, berkunjunglah ke Danau Buatan Lembah Sari. Letak objek wisata yang satu ini sekitar 10 km dari pusat kota. Di sekeliling danau, terdapat pemandangan perbukitan yang hijau.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Danau Buatan Lembah Sari adalah berenang, memancing, bersepeda air, dan sebagainya. Kamu juga bisa sekadar bersantai sambil berkumpul bersama teman dan keluarga.
Nah, jika sedang berlibur di Pekanbaru dan ingin dekat dengan 3 objek wisata ini, Kamu bisa menginap di salah satu hotel murah di Pekanbaru, yaitu Airy Rooms. Airy Rooms merupakan jaringan hotel terbesar dengan jumlah properti terbanyak di Indonesia. 

Meskipun murah, ada 7 jaminan fasilitas yang bisa Kamu nikmati jika memesan hotel di Airy Rooms. Jaminan tersebut berupa AC, TV layar datar, dan WiFi. Selain itu, ada pula perlengkapan mandi, tempat tidur bersih, air minum gratis, dan shower air hangat. Mau pesan? Tinggal pesan melalui website atau aplikasinya (iOS & Android).
Bagaimana dengan pembayaran? Gampang, Kamu bisa menggunakan metode transfer atau dengan menggunakan kartu kredit. 
Sederhana, bukan? Selamat berlibur.

Asyiknya Berwisata Bersama Keluarga di Pekanbaru


Taman Rekreasi Alam Mayang Pekanbaru (sumber : wikepo.com)
Pekanbaru adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Riau. Selain sebagai kota terbesar, Pekanbaru juga merupakan ibu kota Provinsi Riau. Kota ini terkenal dengan aktivitas perdagangannya yang cukup tinggi. Masyarakat di Pekanbaru juga bersifat multietnik. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka migrasi dan urbanisasi dari dan ke daerah Pekanbaru.
Pekanbaru berada tepat di jalur Lintas Timur Sumatera. Kota ini terhubung dengan beberapa kota lain, seperti Medan, Padang, dan Jambi. Tak mengherankan jika Pekanbaru sering menjadi tempat persinggahan para pejalan.

Berdasarkan topografinya, wilayah Pekanbaru dibelah oleh aliran Sungai Siak dari arah barat ke timur. Selain wilayahnya yang unik, Pekanbaru juga memiliki tempat wisata yang bisa dikunjungi.
1. Taman Rekreasi Alam Mayang
Objek wisata ini merupakan taman rekreasi yang menyediakan berbagai permainan air dan permainan di ruang terbuka. Ada berbagai fasilitas hiburan yang bisa Kamu nikmati di Taman Rekreasi Alam Mayang, seperti sepeda air, flying fox, dan fasilitas outbond.
Jika gemar memancing, di tempat ini juga tersedia kolam pancing yang bisa Kamu datangi. Untuk anak-anak, ada beberapa permainan khusus yang tidak kalah menghibur. Jadi, tidak salah jika objek wisata ini menjadi salah satu tujuan rekreasi keluarga.
Selain itu, Kamu juga akan disuguhi pemandangan alam yang sejuk dan alami karena pepohonan yang tumbuh di dalam area taman. Untuk masuk ke tempat wisata ini, Kamu hanya perlu membayar Rp13.000,00 (orang dewasa) dan Rp7.000,00 (anak-anak).
Cukup terjangkau bukan?
2. Labersa Theme Park & Water Park
Selain Taman Rekreasi Alam Mayang, objek wisata lain yang bisa Kamu kunjungi saat berada di Pekanbaru adalah Labersa Theme Park & Water Park. Pada objek wisata ini, Anda bisa menikmati konsep hiburan antara theme park dan water park.
Pada bagian water park, terdapat 5 kolam utama yang tersedia, antara lain adult pool, lazy river pool, adventure pool (untuk anak-anak), crocodile pool, dan baby pool (untuk balita).
Sementara pada theme park, Kamu bisa merasakan pengalaman baru di Sky Tower, Speedy Coaster, Wave Blaster, dan berbagai wahana menarik lainnya.
3. Danau Buatan Lembah Sari
Jika ingin menikmati nuansa alam yang asri, berkunjunglah ke Danau Buatan Lembah Sari. Letak objek wisata yang satu ini sekitar 10 km dari pusat kota. Di sekeliling danau, terdapat pemandangan perbukitan yang hijau.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Danau Buatan Lembah Sari adalah berenang, memancing, bersepeda air, dan sebagainya. Kamu juga bisa sekadar bersantai sambil berkumpul bersama teman dan keluarga.
Nah, jika sedang berlibur di Pekanbaru dan ingin dekat dengan 3 objek wisata ini, Kamu bisa menginap di salah satu hotel murah di Pekanbaru, yaitu Airy Rooms. Airy Rooms merupakan jaringan hotel terbesar dengan jumlah properti terbanyak di Indonesia. 

Meskipun murah, ada 7 jaminan fasilitas yang bisa Kamu nikmati jika memesan hotel di Airy Rooms. Jaminan tersebut berupa AC, TV layar datar, dan WiFi. Selain itu, ada pula perlengkapan mandi, tempat tidur bersih, air minum gratis, dan shower air hangat. Mau pesan? Tinggal pesan melalui website atau aplikasinya (iOS & Android).
Bagaimana dengan pembayaran? Gampang, Kamu bisa menggunakan metode transfer atau dengan menggunakan kartu kredit. 
Sederhana, bukan? Selamat berlibur.

8 Macam Buah Yang Gak Bisa Ditolak



Kalau ditanya buah yang gak aku suka, blogpost ini bakalan kosong melompong kayak jalanan Jakarta pas ditinggal mudik lebaran. Soalnya bagi aku, buah itu cuman ada dua macam. Yang aku suka, dan yang aku suka banget.

Jadi, hampir gak ada dong yang aku gak suka. Iya gak ada, gak ada banget. Kalau aku bertamu ke rumah, dikasih buah apapun pasti aku makan dengan lahap, insya Alloh. 

Bahkan waktu kecil pernah bertamu ke rumah saudara di Ciamis, aku ngabisin pisang satu sisir dong sendirian. Saking sukanya sama buah, gak tau suka, doyan apa kesurupan. Entahlah.



Maka dari itu, aku mau nulis buah yang paling aku suka banget aja kalau begitcuh.

1. Duren aka Durian
Sumber Gambar: https://authoritynutrition.com/durian-fruit/

Pliss ini bukan akronim dari duda keren ya Mak,  Ini lah the king of fruit. Kayaknya semua orang suka deh sama duren, walau katanya ada yang gak doyan, lah itu kenapa gak doyan deh? Padahal ini buah kan enak banget. Baunya, durinya, apa gimana ?

2. Semangka
Sumber Gambar: http://shareably.net/tips-to-pick-the-perfect-watermelon/

Aku suka semangka. Udah kayak robot kabutaku aja suka semangka. Apalagi semangkanya merah, manis, gak ada bijinya dan udah diseimpen di kulkas sampe dingin. Omaygat aku suka banget buah ini kalau dimakan di tengah hari siang yang panas.

3. Anggur
Sumber Gambar: http://hamil.co.id/nutrisi-ibu-hamil/buah-sehat/manfaat-anggur-bagi-ibu-hamil

Waktu hamil Aldebaran, suka banget sama buah ini. Padahal katanya kan gak boleh ya makan anggur, takut kontraksi dini. Tapi alhamdulillahnya gak apa-apa, walau sempet panas-panas gimana di perut.


4. Nanas Madu
Foto Pribadi

Kalau buat orang Subang, udah gak asing lagi nanas madu. Nanas yang berair dan manis rasanya, wanginya juga khas. Paling enak dimakan begitu aja atau dicampur garem yang udah diulek pake cabe.

Banyak dijual juga nih di sebrang kampus UPI jalan Dr. Setia Budi kalau kamu mau jalan ke arah Lembang. 

Selain nanas madu sebenernya ada juga nanas yang enak kek gini. Yaitu nanas Honi yang dari Sunpride itu loh. Beneran emang itu nanas honi enak, dan gak gatel pula di mulut.

Jadi, ini bahas nanas madu apa nanas honi deh?


5. Pepaya

Sumber Gambar: http://www.ahlinyapenyakitmata.web.id/manfaat-buah-pepaya-untuk-kesehatan-mata/

Buah sejuta umat ya ini. Aku suka pepaya karena manis, udah gitu bisa melancarkan buang air besar juga, dan paling penting harganya juga murah banget.

Karena aku tinggal masih di pelosok alias di kampung, pepaya masih murah karena dijual langsung sama petaninya. Ramadhan tahun kemarin aja, harga pepaya masih sekita 3 ribu sampai 5 ribu buat ukuran sedang,  8 ribu buat ukuran yang super gede, dimakannya gak abis-abis.

6. Nangka Campedak

Sumber foto: http://detiktani.blogspot.co.id/2013/06/morfologi-tanaman-cempedak.html

Ini buah yang paling random kalau dibeli, kadang ada isinya kadang nggak. Dan wanginya emang hampir sama banget gitu nyengat. Jadi, kalau mau beli buah ini emang tergantung banget sama amal-amalan.

Udah wangi pas dicium, eh taunya pas nyampe rumah isinya cuman sebiji dua biji. Dan pernah pas belinya pasrah banget, karena suka takut zonk, eh malah dapet yang buahnya banyak bangettt.

Dulu deket rumah mamah ada nih pohon nangka campedak, kalau pas musim suka jatuh sendiri ke tanah dan anak-anak berebutan buat ngambil.


7. Lemon

Foto Pribadi


Walau ni buah asem banget, tapi kenapa aku suka yaa. Apalagi kalau udah dicampur sama teh atau jus timun. Maka nikmat Tuhan yang mana yang bisa aku dustakan?

Tapi kadang harga lemon itu bikin sakit mata sama sakit kantong. But, don't worry be happy, aku udah punya solusinya. Ada buah lemon yang murah dan ramah di kantong juga, namanya lemon Aussie. Cobain deh.


8. Tomat

Foto Pribadi

Aneh gak sih suka tomat? Hahaha. Dari kecil aku suka banget tomat, entah kenapa kalau liat tomat ya bawaanya pengen dimakan aja gitu. Kalau ikut mamah ke tukang sayur pasti minta beliin tomat, atau kalau lagi ke pasar pasti beli tomal minimal satu kilo.

Paling suka tomatnya dipotong-potong, terus dikasih gula putih. Kasih air dingin deh biar seger. Atau di jus juga enak, dicampur susu kental manis. Slurrrppp.

Tapi sayang, harga tomat yang suka mood swing kek perempuan lagi PMS ini suka bikin sakit hati para petani tomat di Indonesia. Terakhir beli, tomat sekilo itu cuman 6 ribu, malah ada yang bilang bisa dapet 3 Kg cuman 10 ribu.

Ini sih yang bikin sedih. Makanya pada suka tomat dong ah, kasian kan Pak Petani kalau panen gak ada yang beli. 

....

Kalau kamu suka banget sama buah apa? Atau ada buah yang kamu gak suka sama sekali? Sharing yuk!




Artikel ini diikut sertakan pada program Blogger Muslimah Sisterhood dari Komunitas Blogger Muslimah Indonesia