Diberdayakan oleh Blogger.

Mobil Impian Keluarga Kecilku

"Mobil baru Alhamdulillah, untuk dipakai dihari raya. 
Tak punya pun tak apa-apa,
masih ada mobil bekasnya. Oh yaaa"



Liriknya maksa banget ya, hihi.

Bagi sebagian keluarga (termasuk keluarga saya) memiliki sebuah mobil sebagai sarana transportasi keluarga merupakan suatu impian tersendiri. Bukan sekedar untuk 'gaya-gayaan', tapi memang untuk memenuhi salah satu kebutuhan hidup.

Kenapa memiliki mobil disebut kebutuhan?

Bagi keluarga mungil saya, memiliki sebuh mobil telah masuk ke dalam list kebutuhan yang harus mulai dipikirkan secara serius. Loh mau punya mobil aja serius amat? yaiya dong, memiliki kendaraan yang mampu mempermudah mobilitas dan keperluan keluarga harus dipikirkan secara serius.


mobil bekas mobil baru


Alasan lebih lanjut kenapa mobil sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi keluarga saya adalah:

1. Anak yang makin besar. Sebelumnya, pakai motor masih fine-fine aja tuh, tapi sekarang, Kifah sudah berusia 4 tahun, dan badannya makin tumbuh tinggi dan besar. Bertigaan di motor udah makin repot, apalagi kalau bawa barang-barang lainnya ditambah Kifah yang suka tidur di motor. Hadeuhh, repotnya emak yang satu ini.

2. Sulit membawa barang. Ketika naik motor, saya kesulitan untuk membawa beberapa barang sekaligus. Tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang, misalnya setelah belanja bulanan. 

3. Kesulitan untuk mudik. Nah, ini penting banget. Gak punya mobil itu sulit untuk mudik ke Bandung. Padahal jarak antara Bogor-Bandung gak seberapa, tapi sulitnya bukan main ketika saya sekeluarga belum memiliki kendaraan sendiri. Pertama, karena jauhnya letak transportasi umum seperti terminal atau stasiun kereta api. 

4. Efisiensi waktu dan tenaga. Masih cerita tentang sulitnya mudik ketika belum memiliki mobil sendiri. Ketika kami mudik menggunakan bis, waktu tempuh Bogor-Bandung menjadi 5 jam bahkan lebih. Sedangkan kalau kita perkirakan, dengan mobil pribadi, waktu tempuh Bogor-Bandung bisa ditempuh kurang lebih 3 jam saja. 

5. Tidak bisa mengajak keluarga dan orang tua tamasya bersama. Kesulitan lainnya ketika belum memiliki mobil pribadi, kami tidak bisa bertamasya bersama sanak saudara, orang tua, dan keluarga lainnya. Dan ini menjadi sebuah dilema tersendiri, apalagi ketika ada momen seperti Idul Fitri. 

Ok fix, dengan ini saya menyatakan bahwa keluarga mungil saya sudah memerlukan mobil pribadi.



mobil bekas dan baru
Mobilnya Kakek

Karena jelas sudah memiliki mobil pribadi merupakan suatu kebutuhan, lalu apa aja sih kriteria mobil impian keluarga kecilku?

1. Muat banyak penumpang. Walaupun sekarang anggota keluarga masih tiga orang, saya gak mau egois ah. Kepinginnya sih punya mobil yang bisa muat banyak penumpang, karena saya ingin mengajak keluarga, orang tua, sahabat, kerabat bertamasya dan berlibur bersama.

2. Muat banyak barang. Selain mampu memuat banyak penumpang, saya juga ingin memiliki mobil yang friendly ketika membawa barang-barang. Misalnya, kursi yang mudah dilipat, atau memiliki bagasi yang cukup luas. Karena sebagai seorang ibu, apalagi yang hobi tamasya, barang bawaan pasti banyakkkk.

3. Irit bahan bakar. Kriteria mobil impian saya yang satu ini gak mungkin saya lupakan. Harga BBM yang kian fluktuatif harus bisa diatasi dengan memiliki mobil yang tentunya hemat bahan bakar.

4. Bengkel ada dimana-mana. Satu lagi, ketika saya memiliki sebuah mobil pribadi, saya juga harus memikirkan bagaimana perawatan mobil tersebut dong. Salah satunya ketersediaan bengkel mobil yang bisa merawat dan memperbaiki kondisi mobil saat dibutuhkan. Bengkel harus mudah dijangkau oleh saya, dan juga tersebar di berbagai daerah.

5. Suku cadang. Selain bengkel, suku cadang mobil juga penting. Punya mobil yang sulit suku cadang dan harganya mahal tentunya bukan impian keluarga kecil saya. 

6. Mesin awet dan terawat. Kondisi ini mungkin berlaku ketika saya memutuskan untuk membeli mobil bekas. Kondisi mesin harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai salah dalam menentukan pilihan.

7. Warna yang elegan. Selain performa mesin, performa body mobil juga harus diperhatikan dong ya. Saya sih lebih senang dengan mobil yang memiliki warna yang elegan. Seperti hitam, putih, atau silver. 

8. Nilai jual kembali yang stabil. Harga jual kembali mobil yang saya beli juga harus dipikirkan, apabila sekiranya suatu saat nanti saya ingin menjual kembali atau mengganti jenis dan tipe mobil. 



[Masih] Mobil Kakek 


Saya dan suami masih mendiskusikan, kelak mobil impian keluarga kita mau yang bagaimana. Mobil baru atau mobil bekas? Tapi sejauh ini, 8 kriteria di atas masih menjadi patokan untuk membeli mobil impian suatu saat nanti.

Bagaimana soal harga?

Harga mobil juga menjadi salah satu bahan pertimbangan. Setelah saya berselancar di internet, banyak sekali mobil baru yang harga nya murah. Sedangkan banyak juga mobil bekas dan 'jadul' yang harganya masih selangit.

Banyaknya mobil murah tapi baru cukup menggoda iman saya untuk melirik lebih jauh. Setiap kali saya jalan ke Mall, banyak sekali salesman yang menawarkan mobil-mobil baru dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.

Harga mobil bekas pun sekarang masih bisa diperhitungkan dan masuk ke dalam daftar mobil impian. Apalagi dibarengi dengan kualitas mobil yang masih ok serta nilai jual kembali yang relatif stabil ketimbang mobil murah yang baru. Mobil bekas berkualitas masih bisa jadi pilihan mobil impian keluarga kecil saya. 


mobil baru mobil bekas
Mobil untuk Pegi Silaturahmi Lebaran

Bagaimana mencari mobil bekas berkualitas?


Di Zaman canggih seperti sekarang, bukan hal yang tabu lagi untuk mencari berbagai barang (termasuk mobil bekas) dengan menggunakan internet. 

Internet menyajikan beragam informasi mengenai segala hal termasuk jual beli mobil bekas dan mobil baru. Salah satu situs online yang bisa dijadikan referensi untuk mencari mobil bekas atau mobil baru adalah www.rajamobil.com


mobil baru

Rajamobil.com memberikan informasi mengenai jual beli mobil bekas dan mobil baru. Nah, untuk saya yang memang sedang 'hunting' mobil bekas berkualitas, saya bisa mengakses situs ini dan mencari berbagai varian mobil bekas yang masuk ke dalam delapan kriteria mobil impian keluarga kecil saya.


mobil baru
Tampilan Web Rajamobil.com


Navigasi yang sangat memudahkan pengunjung mencari informasi mobil


Menurut saya, menu navigasi rajamobil.com sangat baik sekali. Kenapa? Karena kita bisa memilih dan memilah informasi mobil bekas atau baru menurut:

MERK TERPOPULER
BODY MOBIL
DAERAH DI INDONESIA

Tentu saja ini sangat memudahkan saya sebagai pengunjung dengan cepat menemukan mobil bekas atau mobil baru yang ingin saya cari. 

--------


Memiliki mobil untuk keluarga kecil saya adalah impian yang sangat ingin kami wujudkan di tahun ini. Mudah-mudahan di bulan Ramadhan yang suci ini do'a kami yang satu ini dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin.

Mobil yang akan memberikan kemudahan dan kebahagiaan bagi keluarga kami untuk saling bersilaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga, saudara, kerabat, dan para sahabat.



mobil bekas mobil baru

Semoga tahun ini mobil impian keluarga kecilku terwujud. Do'akan yaa semuaaa :)






Mobil Impian Keluarga Kecilku

"Mobil baru Alhamdulillah, untuk dipakai dihari raya. 
Tak punya pun tak apa-apa,
masih ada mobil bekasnya. Oh yaaa"



Liriknya maksa banget ya, hihi.

Bagi sebagian keluarga (termasuk keluarga saya) memiliki sebuah mobil sebagai sarana transportasi keluarga merupakan suatu impian tersendiri. Bukan sekedar untuk 'gaya-gayaan', tapi memang untuk memenuhi salah satu kebutuhan hidup.

Kenapa memiliki mobil disebut kebutuhan?

Bagi keluarga mungil saya, memiliki sebuh mobil telah masuk ke dalam list kebutuhan yang harus mulai dipikirkan secara serius. Loh mau punya mobil aja serius amat? yaiya dong, memiliki kendaraan yang mampu mempermudah mobilitas dan keperluan keluarga harus dipikirkan secara serius.


mobil bekas mobil baru


Alasan lebih lanjut kenapa mobil sudah menjadi salah satu kebutuhan bagi keluarga saya adalah:

1. Anak yang makin besar. Sebelumnya, pakai motor masih fine-fine aja tuh, tapi sekarang, Kifah sudah berusia 4 tahun, dan badannya makin tumbuh tinggi dan besar. Bertigaan di motor udah makin repot, apalagi kalau bawa barang-barang lainnya ditambah Kifah yang suka tidur di motor. Hadeuhh, repotnya emak yang satu ini.

2. Sulit membawa barang. Ketika naik motor, saya kesulitan untuk membawa beberapa barang sekaligus. Tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang, misalnya setelah belanja bulanan. 

3. Kesulitan untuk mudik. Nah, ini penting banget. Gak punya mobil itu sulit untuk mudik ke Bandung. Padahal jarak antara Bogor-Bandung gak seberapa, tapi sulitnya bukan main ketika saya sekeluarga belum memiliki kendaraan sendiri. Pertama, karena jauhnya letak transportasi umum seperti terminal atau stasiun kereta api. 

4. Efisiensi waktu dan tenaga. Masih cerita tentang sulitnya mudik ketika belum memiliki mobil sendiri. Ketika kami mudik menggunakan bis, waktu tempuh Bogor-Bandung menjadi 5 jam bahkan lebih. Sedangkan kalau kita perkirakan, dengan mobil pribadi, waktu tempuh Bogor-Bandung bisa ditempuh kurang lebih 3 jam saja. 

5. Tidak bisa mengajak keluarga dan orang tua tamasya bersama. Kesulitan lainnya ketika belum memiliki mobil pribadi, kami tidak bisa bertamasya bersama sanak saudara, orang tua, dan keluarga lainnya. Dan ini menjadi sebuah dilema tersendiri, apalagi ketika ada momen seperti Idul Fitri. 

Ok fix, dengan ini saya menyatakan bahwa keluarga mungil saya sudah memerlukan mobil pribadi.



mobil bekas dan baru
Mobilnya Kakek

Karena jelas sudah memiliki mobil pribadi merupakan suatu kebutuhan, lalu apa aja sih kriteria mobil impian keluarga kecilku?

1. Muat banyak penumpang. Walaupun sekarang anggota keluarga masih tiga orang, saya gak mau egois ah. Kepinginnya sih punya mobil yang bisa muat banyak penumpang, karena saya ingin mengajak keluarga, orang tua, sahabat, kerabat bertamasya dan berlibur bersama.

2. Muat banyak barang. Selain mampu memuat banyak penumpang, saya juga ingin memiliki mobil yang friendly ketika membawa barang-barang. Misalnya, kursi yang mudah dilipat, atau memiliki bagasi yang cukup luas. Karena sebagai seorang ibu, apalagi yang hobi tamasya, barang bawaan pasti banyakkkk.

3. Irit bahan bakar. Kriteria mobil impian saya yang satu ini gak mungkin saya lupakan. Harga BBM yang kian fluktuatif harus bisa diatasi dengan memiliki mobil yang tentunya hemat bahan bakar.

4. Bengkel ada dimana-mana. Satu lagi, ketika saya memiliki sebuah mobil pribadi, saya juga harus memikirkan bagaimana perawatan mobil tersebut dong. Salah satunya ketersediaan bengkel mobil yang bisa merawat dan memperbaiki kondisi mobil saat dibutuhkan. Bengkel harus mudah dijangkau oleh saya, dan juga tersebar di berbagai daerah.

5. Suku cadang. Selain bengkel, suku cadang mobil juga penting. Punya mobil yang sulit suku cadang dan harganya mahal tentunya bukan impian keluarga kecil saya. 

6. Mesin awet dan terawat. Kondisi ini mungkin berlaku ketika saya memutuskan untuk membeli mobil bekas. Kondisi mesin harus benar-benar diperhatikan, jangan sampai salah dalam menentukan pilihan.

7. Warna yang elegan. Selain performa mesin, performa body mobil juga harus diperhatikan dong ya. Saya sih lebih senang dengan mobil yang memiliki warna yang elegan. Seperti hitam, putih, atau silver. 

8. Nilai jual kembali yang stabil. Harga jual kembali mobil yang saya beli juga harus dipikirkan, apabila sekiranya suatu saat nanti saya ingin menjual kembali atau mengganti jenis dan tipe mobil. 



[Masih] Mobil Kakek 


Saya dan suami masih mendiskusikan, kelak mobil impian keluarga kita mau yang bagaimana. Mobil baru atau mobil bekas? Tapi sejauh ini, 8 kriteria di atas masih menjadi patokan untuk membeli mobil impian suatu saat nanti.

Bagaimana soal harga?

Harga mobil juga menjadi salah satu bahan pertimbangan. Setelah saya berselancar di internet, banyak sekali mobil baru yang harga nya murah. Sedangkan banyak juga mobil bekas dan 'jadul' yang harganya masih selangit.

Banyaknya mobil murah tapi baru cukup menggoda iman saya untuk melirik lebih jauh. Setiap kali saya jalan ke Mall, banyak sekali salesman yang menawarkan mobil-mobil baru dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.

Harga mobil bekas pun sekarang masih bisa diperhitungkan dan masuk ke dalam daftar mobil impian. Apalagi dibarengi dengan kualitas mobil yang masih ok serta nilai jual kembali yang relatif stabil ketimbang mobil murah yang baru. Mobil bekas berkualitas masih bisa jadi pilihan mobil impian keluarga kecil saya. 


mobil baru mobil bekas
Mobil untuk Pegi Silaturahmi Lebaran

Bagaimana mencari mobil bekas berkualitas?


Di Zaman canggih seperti sekarang, bukan hal yang tabu lagi untuk mencari berbagai barang (termasuk mobil bekas) dengan menggunakan internet. 

Internet menyajikan beragam informasi mengenai segala hal termasuk jual beli mobil bekas dan mobil baru. Salah satu situs online yang bisa dijadikan referensi untuk mencari mobil bekas atau mobil baru adalah www.rajamobil.com


mobil baru

Rajamobil.com memberikan informasi mengenai jual beli mobil bekas dan mobil baru. Nah, untuk saya yang memang sedang 'hunting' mobil bekas berkualitas, saya bisa mengakses situs ini dan mencari berbagai varian mobil bekas yang masuk ke dalam delapan kriteria mobil impian keluarga kecil saya.


mobil baru
Tampilan Web Rajamobil.com


Navigasi yang sangat memudahkan pengunjung mencari informasi mobil


Menurut saya, menu navigasi rajamobil.com sangat baik sekali. Kenapa? Karena kita bisa memilih dan memilah informasi mobil bekas atau baru menurut:

MERK TERPOPULER
BODY MOBIL
DAERAH DI INDONESIA

Tentu saja ini sangat memudahkan saya sebagai pengunjung dengan cepat menemukan mobil bekas atau mobil baru yang ingin saya cari. 

--------


Memiliki mobil untuk keluarga kecil saya adalah impian yang sangat ingin kami wujudkan di tahun ini. Mudah-mudahan di bulan Ramadhan yang suci ini do'a kami yang satu ini dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin.

Mobil yang akan memberikan kemudahan dan kebahagiaan bagi keluarga kami untuk saling bersilaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan keluarga, saudara, kerabat, dan para sahabat.



mobil bekas mobil baru

Semoga tahun ini mobil impian keluarga kecilku terwujud. Do'akan yaa semuaaa :)






Blogger Profesional VS Blogger Amatiran

blogger amatir


Topik ini sebenernya udah basi! Basi banget!

Tapi tak apalah, apa daya. Kalau saya masih penasaran kalau belum menuliskannya pada seonggok website 'amatiran' ini. 

Suatu hari,

Seorang blogger memposting sebuah gambar. Gambar hasil capture dari sebuah majalah yang sudah sangat terkenal se-Indonesia raya. Isinya adalah sebuah tulisan dari redaksi majalah tersebut. 

Kurang lebih isi tulisannya begini:

Saya tergerak untuk menulis mengenai labelling yang terasa berlebihan saat ini. Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga). Satu dua kali menulis menyebut diri penulis, sesekali berpergian melabeli diri traveler, bikin satu dua koleksi busana sudah menjadi desainer, dan seterusnya.

Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah 'pamor' dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya. Selalu ada proses yang dilewati untuk boleh memakai label profesi tertentu, kalau mau pekerjaan itu disandang dalam jangka waktu lama. Tidak hanya musiman atau ikut-ikutan tren.

Happy Thursday



Begitu kira-kira isi tulisannya.

Saya gak nyinyir sama tulisan redaksi majalah tersebut, karena saya sendiri orang yang cuek bebek mereketektek dan gak terlalu peduli/pusing dengan apa kata orang selama apa yang saya jalani tidak menyalahi aturan hukum agama dan hukum negara. titik.

Tapi ada salah satu yang mengganggu saya itu, 'menyebut diri blogger karena hanya punya blog' lah terus harus nyebutnya apa? ada masukan?

Itu aja sih. 

Sisanya saya gak peduli peduli amat. Setiap orang punya sudut pandang yang berbeda tentang hal ini. Tentang profesional dan amatiran.

Lalu, kenapa saya mau nulis tentang ini? katanya gak peduli?

Jadi, ceritanya begini. Suatu hari saya pergi ke toko buku dan menemukan sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis (entah profesional atau amatiran). *Karena kalau gak salah bukunya baru dua biji*

Awalnya saya kira ini buku biasa, tapi ternyata memang buku biasa. Tetapi isinya lah yang LUAR BIASA. Buku ini ditulis oleh seorang Blogger asal Amerika Serikat, Austin Kleon.

Saya tergelitik dan akhirnya flashback ke tulisan redaksi di majalah yang famous itu tentang sang profesional dan sang amatiran, ketika membaca sub Bab yang berjudul 'Jadilah Amatir'.

Berikut tulisan pada sub bab tersebut:

Kita semua takut dianggap amatir. Apa sih arti amatir sebenarnya? Dalam bahasa Perancis, kata 'amateur' berarti 'pencinta'. Mereka adalah orang yang melakukan sesuatu atas dasar kesenangan, memperjuangkan karya dengan semangat cinta, tanpa menghiraukan potensi kesohoran, uang, atau karir -keuntungan yang kerap didapatkan oleh para profesional. 

Oleh karena itu, tidak banyak yang dipertaruhkan, para amatir bersedia mencoba apa saja dan berbagi hasilnya. Mereka mengambil kesempatan, bereksperimen dan mengikuti naluri. Kadang, dalam proses mengerjakan sesuatu secara tidak profesional, mereka menemukan hal-hal baru. "Dalam benak pemula, ada banyak kemungkinan," kata rahib Zen Shunryu Suzuki. "Kemungkinan itu hanya sedikit di benak para pakar".

Amatir tidak takut salah atau tampak memalukan di muka umum. Mereka tidak ragu melakukan pekerjaan konyol atau bahkan bodoh. "Hal paling menggelikan dalam tindakan kreatif pun tergolong tindakan kreatif," tulis Clay Shirky dalam bukunya Cognitive Surplus.

"Dalam dunia kerja kreatif, perbedaan antara jelek dan bagus sangat luas. Penilaian sebuah karya tidak berasal dari ukuran-ukuran yang sempit dan absolut. Kalaupun karyamu belum termasuk bagus, selalu ada kesempatan untuk berlatih. Tak ada beda antara bagus dan jelek. Yang membedakan adalah berkarya dan tidak berkarya. Amatir tahu bahwa menyumbangkan sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Amatir mungkin tidak mengenyam pendidikan formal, tetapi mereka menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka belajar secara terbuka sehingga orang lain dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka. Penulis David Foster Wallace menyatakan bahwa nonfiksi yang bagus adalah kesempatan untuk "mengamati seseorang yang cukup cerdas dan berpikir sangat mendalam mengenai berbagai hal daripada yang sempat kita lakukan dalam keseharian". 

Itulah amatir, mereka hanya orang biasa yang terobsesi pada sesuatu dan menghabiskan waktu untuk memikirkannya.

Dunia ini berubah begitu cepat sehingga mengharuskan kita semua menjadi amatir. Bahkan bagi profesional, cara terbaik untuk berkembang adalah meraih kembali semangat amatir, lalu merengkuh ketidakjelasan dan keterasingan. 


Sampai disini saya tidak terlalu ingin banyak berkata apa-apa lagi. Saya sepakat sepenuhnya dengan apa yang dituliskan oleh Austin. 

Kesimpulan saya untuk diri sendiri sebagai blogger amatiran ini adalah:

Dunia terus berubah, dan perubahan tidak mengenal diri seorang profesional atau amatiran. Semua harus bergerak, karena yang tak bergerak akan tergerus dan terlupakan. 

Bagi saya, menjadi blogger bukan tentang dari amatir menjadi profesional, tetapi tentang berkarya atau tidak. Dan bagi saya, nge-blog adalah bersenang-senang (dan sekarang dengan semangat amatiran yang tetap harus dijaga).

Ngeblog dengan cinta dan penuh rasa suka, abai terhadap standar dan kesempurnaan, rasa-rasanya akan jadi prinsip saya untuk terus berkembang dan berkarya lewat blog ini. 


"Begitulah kita semua: Amatir. Umur kita terlalu pendek 
untuk menjadi yang lain"
-Charlie Chaplin-



Kalau kamu gimana? Tulis isi hatimu di kolom komentar ya :)

Blogger Profesional VS Blogger Amatiran

blogger amatir


Topik ini sebenernya udah basi! Basi banget!

Tapi tak apalah, apa daya. Kalau saya masih penasaran kalau belum menuliskannya pada seonggok website 'amatiran' ini. 

Suatu hari,

Seorang blogger memposting sebuah gambar. Gambar hasil capture dari sebuah majalah yang sudah sangat terkenal se-Indonesia raya. Isinya adalah sebuah tulisan dari redaksi majalah tersebut. 

Kurang lebih isi tulisannya begini:

Saya tergerak untuk menulis mengenai labelling yang terasa berlebihan saat ini. Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga). Satu dua kali menulis menyebut diri penulis, sesekali berpergian melabeli diri traveler, bikin satu dua koleksi busana sudah menjadi desainer, dan seterusnya.

Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah 'pamor' dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya. Selalu ada proses yang dilewati untuk boleh memakai label profesi tertentu, kalau mau pekerjaan itu disandang dalam jangka waktu lama. Tidak hanya musiman atau ikut-ikutan tren.

Happy Thursday



Begitu kira-kira isi tulisannya.

Saya gak nyinyir sama tulisan redaksi majalah tersebut, karena saya sendiri orang yang cuek bebek mereketektek dan gak terlalu peduli/pusing dengan apa kata orang selama apa yang saya jalani tidak menyalahi aturan hukum agama dan hukum negara. titik.

Tapi ada salah satu yang mengganggu saya itu, 'menyebut diri blogger karena hanya punya blog' lah terus harus nyebutnya apa? ada masukan?

Itu aja sih. 

Sisanya saya gak peduli peduli amat. Setiap orang punya sudut pandang yang berbeda tentang hal ini. Tentang profesional dan amatiran.

Lalu, kenapa saya mau nulis tentang ini? katanya gak peduli?

Jadi, ceritanya begini. Suatu hari saya pergi ke toko buku dan menemukan sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis (entah profesional atau amatiran). *Karena kalau gak salah bukunya baru dua biji*

Awalnya saya kira ini buku biasa, tapi ternyata memang buku biasa. Tetapi isinya lah yang LUAR BIASA. Buku ini ditulis oleh seorang Blogger asal Amerika Serikat, Austin Kleon.

Saya tergelitik dan akhirnya flashback ke tulisan redaksi di majalah yang famous itu tentang sang profesional dan sang amatiran, ketika membaca sub Bab yang berjudul 'Jadilah Amatir'.

Berikut tulisan pada sub bab tersebut:

Kita semua takut dianggap amatir. Apa sih arti amatir sebenarnya? Dalam bahasa Perancis, kata 'amateur' berarti 'pencinta'. Mereka adalah orang yang melakukan sesuatu atas dasar kesenangan, memperjuangkan karya dengan semangat cinta, tanpa menghiraukan potensi kesohoran, uang, atau karir -keuntungan yang kerap didapatkan oleh para profesional. 

Oleh karena itu, tidak banyak yang dipertaruhkan, para amatir bersedia mencoba apa saja dan berbagi hasilnya. Mereka mengambil kesempatan, bereksperimen dan mengikuti naluri. Kadang, dalam proses mengerjakan sesuatu secara tidak profesional, mereka menemukan hal-hal baru. "Dalam benak pemula, ada banyak kemungkinan," kata rahib Zen Shunryu Suzuki. "Kemungkinan itu hanya sedikit di benak para pakar".

Amatir tidak takut salah atau tampak memalukan di muka umum. Mereka tidak ragu melakukan pekerjaan konyol atau bahkan bodoh. "Hal paling menggelikan dalam tindakan kreatif pun tergolong tindakan kreatif," tulis Clay Shirky dalam bukunya Cognitive Surplus.

"Dalam dunia kerja kreatif, perbedaan antara jelek dan bagus sangat luas. Penilaian sebuah karya tidak berasal dari ukuran-ukuran yang sempit dan absolut. Kalaupun karyamu belum termasuk bagus, selalu ada kesempatan untuk berlatih. Tak ada beda antara bagus dan jelek. Yang membedakan adalah berkarya dan tidak berkarya. Amatir tahu bahwa menyumbangkan sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali.

Amatir mungkin tidak mengenyam pendidikan formal, tetapi mereka menjadi pembelajar seumur hidup. Mereka belajar secara terbuka sehingga orang lain dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka. Penulis David Foster Wallace menyatakan bahwa nonfiksi yang bagus adalah kesempatan untuk "mengamati seseorang yang cukup cerdas dan berpikir sangat mendalam mengenai berbagai hal daripada yang sempat kita lakukan dalam keseharian". 

Itulah amatir, mereka hanya orang biasa yang terobsesi pada sesuatu dan menghabiskan waktu untuk memikirkannya.

Dunia ini berubah begitu cepat sehingga mengharuskan kita semua menjadi amatir. Bahkan bagi profesional, cara terbaik untuk berkembang adalah meraih kembali semangat amatir, lalu merengkuh ketidakjelasan dan keterasingan. 


Sampai disini saya tidak terlalu ingin banyak berkata apa-apa lagi. Saya sepakat sepenuhnya dengan apa yang dituliskan oleh Austin. 

Kesimpulan saya untuk diri sendiri sebagai blogger amatiran ini adalah:

Dunia terus berubah, dan perubahan tidak mengenal diri seorang profesional atau amatiran. Semua harus bergerak, karena yang tak bergerak akan tergerus dan terlupakan. 

Bagi saya, menjadi blogger bukan tentang dari amatir menjadi profesional, tetapi tentang berkarya atau tidak. Dan bagi saya, nge-blog adalah bersenang-senang (dan sekarang dengan semangat amatiran yang tetap harus dijaga).

Ngeblog dengan cinta dan penuh rasa suka, abai terhadap standar dan kesempurnaan, rasa-rasanya akan jadi prinsip saya untuk terus berkembang dan berkarya lewat blog ini. 


"Begitulah kita semua: Amatir. Umur kita terlalu pendek 
untuk menjadi yang lain"
-Charlie Chaplin-



Kalau kamu gimana? Tulis isi hatimu di kolom komentar ya :)

The History of Blog


Setelah sekian lama ngeblog, saya baru sadar, sejauh apa saya sudah mengenal blog. Darimana blog berasal, siapa yang menciptakan, siapa yang 'memasarkan' hingga mampu bertahan seviral ini hingga sekarang.

Apa kamu merasa begini juga?

Sebagai blogger, mosok kalau ditanya sejarah blogger jawabannya 'hmmm..." sambil buru-buru googling. 

Langsung aja kita simak sama-sama, apa, darimana, dan bagaimana blog bisa tercipta.

Apa itu Blog?

Ketika kita membutuhkan informasi mengenai sesuatu, cara pertama yang kita lakukan adalah:

*ambil HP
*Googling

Sebelum nanya lebih detail sama manusia lain, hal pertama yang kita lakukan adalah 'nanya sama mbah google' duluan. Lumrah lah, sekarang udah zaman internet, bukan zaman yellow pages lagi. 




Contohnya ketika kita membutuhkan informasi seputar MPASI bagi balita kita yang memasuki usia makanan tambahan pendamping ASI, paling mudah adalah bertanya kepada mesin pencari di internet.

Dengan memasukan keyword 'MPASI untuk Bayi' saja, ribuan website yang berisi informasi seputar MPASI untuk bayi bermunculan. 

Website yang menyediakan informasi mengenai MPASI bayi tentunya sangat beragam. Mulai dari website kesehatan, website rumah sakit, website bisnis, hingga website pribadi. 

Istilah 'Blog' adalah kependekan dari 'Weblog'. Istilah yang pertama kali digunakan oleh John Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di-update secara kontinu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengam kemauan para pembuatnya atau para blogger. Blog yang pada mulanya merupakan 'catatan perjalanan' seseorang di internet, menjadi lebih menarik karena berisi konten dan komentar yang mengekspresikan diri mereka sendiri. 

Blog tidak hanya menyediakan informasi semata, blogger memberikan sentuhan berbeda pada setiap informasi, yakni komentar yang berasal dari perasaan dan logika pribadi mereka.

Seorang blogger membuat diri mereka 'terlihat' oleh publik, sehingga kita bisa mengetahui 'isi kepala' mereka lewat postingan dan komentar yang diterbitkan oleh mereka sendiri. 

Ini semua karena blog lebih bersifat personal dibandingkan web-web penyedia informasi semata.

Roger Yim, seorang kolumnis dari San Fransisco Gate pada artikelnya pada Februari 2001, menuliskan bahwa sebuah blog adalah persilangan antara diary seseorang dan link di internet.

Sedangkan, Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salom pada May 1999 menyimpulkan bahwa blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekedar kumpulan link tapi kurang introspektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet.

Perkembangan Blog lainnya adalah ketika kemudian Blog bahkan tidak lagi membuat link-link tapi hanya berupa tulisan tentang apa yang sedang blogger rasakan, pikirkan, hingga apa yang ia lakukan sehari-hari.

Blog kemudian menjadi sebuah diary online para blogger di dunia maya. Satu hal yang membedakan blog dengan jurnal yang biasa kita baca adalah bahwa blog dibuat untuk dibaca orang lain. 

Para Blogger dengan sengaja mendesain sedemikian rupa blog-nya dan isinya untuk dinikmati oleh orang lain.

Sejarah Blog

Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What's New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993.

Mosaic adalah browser pertama sebelum ditemukannya internet explorer bahkan sebelum Nestcape. 



Kemudian pada tahun 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin's Homepage yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut blog yang pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Pada tahun 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar HTML dapat menciptakan blog-nya sendiri secara online dan gratis.

Sejak saat itulah ribuan blog bermunculan di internet. Dan masing-masing memiliki topik atau niche blognya masing-masing. 

Ada blog yang membahas secara total mengenai parenting, fashion, travelling, komik, kesehatan, pendidikan, film, politik, bayi, anak, tanaman, dan masih banyak lainnya.

Cameron Barret menulis pada blognya essai berjudul 'The Anatomy of Weblog' yang menerangkan tema dari blog. 

"Blog seringkali terfokus pada sebuah subjek unik, yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam blog tersebut"

Secara sederhana topik sebuah blog adalah 'daerah kekuasaan' si blogger-nya tanpa editor atau bos yang turut campur. Tema segila apapun biasanya akan kita temukan sejalan dengan makin maraknya blog di internet.


Blogger

Siapakan blogger itu?

Rebecca Blood pada Blognya Rebecca's Pocket mengatakan pada mulanya seorang blogger adalah mereka yang telah mengajarkan diri mereka sendiri HTML karena mereka menyenanginya, atau mereka yang seharian bekerja di kantor dot.com mereka, dan kemudian menyisakan waktu luang beberapa jam saja untuk melakukan web surfing dan memasang hasilnya pada blog mereka.

Evan William, pendiri Blogger.com berpendapat bahwa "Mayoritas blogger adalah anak-anak muda atau mahasiswa. Dan banyak yang menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya"



Setiap orang tentu dengan sangat mudah untuk membuat blognya masing-masing, namun menurut Evan blogger saat ini kebanyakan terdiri dari para penulis muda dinamis, offbeat, dan punya opini untuk segala hal.

Dengan kata lain, blogger adalah generasi yang tidak takut berpendapat dan mengungkapkan pendapat mereka.

Lalu, apa gunanya membuat blog?

Rebecca Blood menuliskan bahwa ada dua hal yang ia dapatkan ketika menulis blog yang sebelumnya tidak ia sadari.

Pertama, ia kembali menemukan minatnya semenjak ia membuat blog. Dan yang kedua, adalah ia mulai lebih menghargai cara pandangnya sendiri.

Ketika setiap harinya ia meng-update blognya, ia mulai mempertimbangkan opini dan ide-idenya dengan lebih hati-hati dan ia mulai merasakan bahwa perspektifnya unik dan penting untuk disuarakan.

Menulis blog, atau blogging, setiap harinya akan membuat blogger menjadi penulis yang percaya diri. Dengan terbiasa mengekspresikan pikirannya pada blognya, seorang blogger dapat dengan lebih baik mengartikulasikan opininya. Blog bahkan dapat menjadi semacam terapi jiwa.


Komunitas Blog dan Budaya Digital

Blog adalah budaya digital tersendiri dan komunitas elektroniknya bertebaran di internet. 

Cameron Barret menulis bahwa blog saat ini adalah indikator akurat apa yang terjadi saat ini di internet dan di dalam komunitas web.

"Blog adalah simbol dari apa yang hebat tentang internet" tulisnya. 



Interaksi adalah nilai lain dari sebuah blog. Sekarang, Internet bukan hanya memberikan kesempatan kepada para blogger untuk menuliskan opini atau pendapat pribadinya. Pembaca pun memiliki kesempatan yang sama untuk menuliskan opini tentang suatu hal.


Jon Katz dalam tulisannya 'Here Come The Weblog' pada Mei 1999 menggambarkan bahwa blog merupakan rangkaian evolusi menuju 'New Media'. 

Blog berhasil mendemonstrasikan budaya interaktif yang disukai oleh banyak orang.

Interaksi blog adalah salah satu faktor yang menunjang popularitasnya.  Blog memiliki kebalikan struktur media konvensional yang bersifat top down, membosankan dan arogan. 

Menurut Jon Katz blog juga adalah contoh dari komunitas elektronik dan kemampuan orang yang secara online membuat media yang mereka kostumisasi sendiri.

Media yang dikostumisasi sendiri maksudnya adalah media yang lepas dari kecurigaan media sebagai corong korporasi besar.

Blog kemungkinan besar adalah masa depan media yang kita saksikan sekarang.

Blogger menurut sifat dasarnya bukanlah reporter, mereka berperan sebagai editor dalam blognya masing-masing. Dan dalam sebuah dunia dengan budaya media yang telah jenuh, blog menjadi suara-suara alternatif yang menyuarakan bunyi independen dalam setiap ulasannya. 

"Blog bukanlah obat mujarab untuk budaya yang telah jenuh dengan media, tapi mudah-mudahan blog menjadi salah satu peredanya" tulis Rebecca Blood.


Sumber rujukan: Mudah Meraup Dollar di Internet, Fajar YS. Zebua
Sumber gambar: Semua gambar bersumber dari google, saya lupa nyebutin link-nya -____- kalau ada yang mau klaim sebagai gambarnya, monggo ya. Emang bukan punya saya.


Semoga Bermanfaat :)

Baca juga: Antara Blogger dan Job Review

The History of Blog


Setelah sekian lama ngeblog, saya baru sadar, sejauh apa saya sudah mengenal blog. Darimana blog berasal, siapa yang menciptakan, siapa yang 'memasarkan' hingga mampu bertahan seviral ini hingga sekarang.

Apa kamu merasa begini juga?

Sebagai blogger, mosok kalau ditanya sejarah blogger jawabannya 'hmmm..." sambil buru-buru googling. 

Langsung aja kita simak sama-sama, apa, darimana, dan bagaimana blog bisa tercipta.

Apa itu Blog?

Ketika kita membutuhkan informasi mengenai sesuatu, cara pertama yang kita lakukan adalah:

*ambil HP
*Googling

Sebelum nanya lebih detail sama manusia lain, hal pertama yang kita lakukan adalah 'nanya sama mbah google' duluan. Lumrah lah, sekarang udah zaman internet, bukan zaman yellow pages lagi. 




Contohnya ketika kita membutuhkan informasi seputar MPASI bagi balita kita yang memasuki usia makanan tambahan pendamping ASI, paling mudah adalah bertanya kepada mesin pencari di internet.

Dengan memasukan keyword 'MPASI untuk Bayi' saja, ribuan website yang berisi informasi seputar MPASI untuk bayi bermunculan. 

Website yang menyediakan informasi mengenai MPASI bayi tentunya sangat beragam. Mulai dari website kesehatan, website rumah sakit, website bisnis, hingga website pribadi. 

Istilah 'Blog' adalah kependekan dari 'Weblog'. Istilah yang pertama kali digunakan oleh John Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di-update secara kontinu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengam kemauan para pembuatnya atau para blogger. Blog yang pada mulanya merupakan 'catatan perjalanan' seseorang di internet, menjadi lebih menarik karena berisi konten dan komentar yang mengekspresikan diri mereka sendiri. 

Blog tidak hanya menyediakan informasi semata, blogger memberikan sentuhan berbeda pada setiap informasi, yakni komentar yang berasal dari perasaan dan logika pribadi mereka.

Seorang blogger membuat diri mereka 'terlihat' oleh publik, sehingga kita bisa mengetahui 'isi kepala' mereka lewat postingan dan komentar yang diterbitkan oleh mereka sendiri. 

Ini semua karena blog lebih bersifat personal dibandingkan web-web penyedia informasi semata.

Roger Yim, seorang kolumnis dari San Fransisco Gate pada artikelnya pada Februari 2001, menuliskan bahwa sebuah blog adalah persilangan antara diary seseorang dan link di internet.

Sedangkan, Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salom pada May 1999 menyimpulkan bahwa blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekedar kumpulan link tapi kurang introspektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet.

Perkembangan Blog lainnya adalah ketika kemudian Blog bahkan tidak lagi membuat link-link tapi hanya berupa tulisan tentang apa yang sedang blogger rasakan, pikirkan, hingga apa yang ia lakukan sehari-hari.

Blog kemudian menjadi sebuah diary online para blogger di dunia maya. Satu hal yang membedakan blog dengan jurnal yang biasa kita baca adalah bahwa blog dibuat untuk dibaca orang lain. 

Para Blogger dengan sengaja mendesain sedemikian rupa blog-nya dan isinya untuk dinikmati oleh orang lain.

Sejarah Blog

Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What's New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993.

Mosaic adalah browser pertama sebelum ditemukannya internet explorer bahkan sebelum Nestcape. 



Kemudian pada tahun 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin's Homepage yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut blog yang pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Pada tahun 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar HTML dapat menciptakan blog-nya sendiri secara online dan gratis.

Sejak saat itulah ribuan blog bermunculan di internet. Dan masing-masing memiliki topik atau niche blognya masing-masing. 

Ada blog yang membahas secara total mengenai parenting, fashion, travelling, komik, kesehatan, pendidikan, film, politik, bayi, anak, tanaman, dan masih banyak lainnya.

Cameron Barret menulis pada blognya essai berjudul 'The Anatomy of Weblog' yang menerangkan tema dari blog. 

"Blog seringkali terfokus pada sebuah subjek unik, yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam blog tersebut"

Secara sederhana topik sebuah blog adalah 'daerah kekuasaan' si blogger-nya tanpa editor atau bos yang turut campur. Tema segila apapun biasanya akan kita temukan sejalan dengan makin maraknya blog di internet.


Blogger

Siapakan blogger itu?

Rebecca Blood pada Blognya Rebecca's Pocket mengatakan pada mulanya seorang blogger adalah mereka yang telah mengajarkan diri mereka sendiri HTML karena mereka menyenanginya, atau mereka yang seharian bekerja di kantor dot.com mereka, dan kemudian menyisakan waktu luang beberapa jam saja untuk melakukan web surfing dan memasang hasilnya pada blog mereka.

Evan William, pendiri Blogger.com berpendapat bahwa "Mayoritas blogger adalah anak-anak muda atau mahasiswa. Dan banyak yang menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya"



Setiap orang tentu dengan sangat mudah untuk membuat blognya masing-masing, namun menurut Evan blogger saat ini kebanyakan terdiri dari para penulis muda dinamis, offbeat, dan punya opini untuk segala hal.

Dengan kata lain, blogger adalah generasi yang tidak takut berpendapat dan mengungkapkan pendapat mereka.

Lalu, apa gunanya membuat blog?

Rebecca Blood menuliskan bahwa ada dua hal yang ia dapatkan ketika menulis blog yang sebelumnya tidak ia sadari.

Pertama, ia kembali menemukan minatnya semenjak ia membuat blog. Dan yang kedua, adalah ia mulai lebih menghargai cara pandangnya sendiri.

Ketika setiap harinya ia meng-update blognya, ia mulai mempertimbangkan opini dan ide-idenya dengan lebih hati-hati dan ia mulai merasakan bahwa perspektifnya unik dan penting untuk disuarakan.

Menulis blog, atau blogging, setiap harinya akan membuat blogger menjadi penulis yang percaya diri. Dengan terbiasa mengekspresikan pikirannya pada blognya, seorang blogger dapat dengan lebih baik mengartikulasikan opininya. Blog bahkan dapat menjadi semacam terapi jiwa.


Komunitas Blog dan Budaya Digital

Blog adalah budaya digital tersendiri dan komunitas elektroniknya bertebaran di internet. 

Cameron Barret menulis bahwa blog saat ini adalah indikator akurat apa yang terjadi saat ini di internet dan di dalam komunitas web.

"Blog adalah simbol dari apa yang hebat tentang internet" tulisnya. 



Interaksi adalah nilai lain dari sebuah blog. Sekarang, Internet bukan hanya memberikan kesempatan kepada para blogger untuk menuliskan opini atau pendapat pribadinya. Pembaca pun memiliki kesempatan yang sama untuk menuliskan opini tentang suatu hal.


Jon Katz dalam tulisannya 'Here Come The Weblog' pada Mei 1999 menggambarkan bahwa blog merupakan rangkaian evolusi menuju 'New Media'. 

Blog berhasil mendemonstrasikan budaya interaktif yang disukai oleh banyak orang.

Interaksi blog adalah salah satu faktor yang menunjang popularitasnya.  Blog memiliki kebalikan struktur media konvensional yang bersifat top down, membosankan dan arogan. 

Menurut Jon Katz blog juga adalah contoh dari komunitas elektronik dan kemampuan orang yang secara online membuat media yang mereka kostumisasi sendiri.

Media yang dikostumisasi sendiri maksudnya adalah media yang lepas dari kecurigaan media sebagai corong korporasi besar.

Blog kemungkinan besar adalah masa depan media yang kita saksikan sekarang.

Blogger menurut sifat dasarnya bukanlah reporter, mereka berperan sebagai editor dalam blognya masing-masing. Dan dalam sebuah dunia dengan budaya media yang telah jenuh, blog menjadi suara-suara alternatif yang menyuarakan bunyi independen dalam setiap ulasannya. 

"Blog bukanlah obat mujarab untuk budaya yang telah jenuh dengan media, tapi mudah-mudahan blog menjadi salah satu peredanya" tulis Rebecca Blood.


Sumber rujukan: Mudah Meraup Dollar di Internet, Fajar YS. Zebua
Sumber gambar: Semua gambar bersumber dari google, saya lupa nyebutin link-nya -____- kalau ada yang mau klaim sebagai gambarnya, monggo ya. Emang bukan punya saya.


Semoga Bermanfaat :)

Baca juga: Antara Blogger dan Job Review