Diberdayakan oleh Blogger.

Berbagi Bahagia Bersama Tabloid Nova.Com


"Silh asah, silih asih, silih asuh"

Jargon di atas pasti sudah sangat familiar ya di telinga urang sunda. Silih asah, silih asih, dan silih asuh. Adalah sebuah jargon dimana sebagai urang sunda berkewajiban untuk menyayangi, berbagi kebahagiaan, dan mengayomi satu sama lain. Jargon ini lah yang selalu mengingatkan seluruh urang sunda dimanapun berada agar tidak lupa untuk saling mengasihi dan mengayomi satu sama lain kepada siapapun, terutama kepada saudara sebangsa dan setanah air.

Bicara tentang silih asah, silih asih, dan silih asuh ini, saya memiliki pengalaman yang cukup unik, bahkan mungkin pengalaman ini dirasakan oleh semua anak-anak di tanah pasundan. Apa itu? jawabannya adalah mendapatkan uang jajan dari sanak saudara lainnya.  

Waktu saya kecil dulu, setiap berkunjung ke rumah saudara (mamang, uwa, bibi, aki, nini ) pasti pulangnya bawa 'oleh-oleh' uang jajan. Sebagai anak kecil, pastinya seneng banget dong dikasih uang jajan sama saudara, apalagi kalau sering-sering, bisa doubel jajannya. Hehehe.

Cerita anak zaman sekarang

Waktu adik saya main ke Bandung, ke rumah mertua saya, tiba-tiba Bapak mertua menyodorkan selembar uang buat adik saya.

"Ini, buat jajan"

Adik saya kaget. Uang apa ini? Kok dikasih uang segala?

"Terima Kasih" Adik saya mengambil uang tersebut sambil cium tangan.

Begitupun kalau anak saya ketika main ke rumah temen yang notabene urang sunda asli, atau ada temen saya yang main ke rumah yang juga urang sunda tulen. Apabila setelah selesai bersilaturahmi, pasti mereka memberikan uang untuk Kifah anak saya. 

Saya kadang menolak untuk menerimanya, karena gak enak dan suka mikir 'aduh ngerepotin' tapi akhirnya diterima juga. 


Sudah Jarang dilakukan

Saya merasa bahwa memberikan uang kepada anak saya tadi adalah sesuatu yang aneh, tidak biasa, dan jarang dilakukan. Kenapa? karena saya sudah lama tidak melihat kebiasaan itu dilakukan.

Kemudian saya berpikir, bahwasanya memberikan uang kepada anak kecil itu merupakan hal yang sering terjadi dan saya rasakan sendiri di waktu kecil. Soal kasus adik saya yang kaget karena diberikan uang, karena adik saya pun sama sekali tidak terbiasa mendapat perlakukan seperti itu. Karena walaupun adik saya urang sunda, tapi sudah lama sekali tinggal di daerah perantauan yang notabene sudah terjadi pencampuran berbagai etnis di Indonesia.

Saya sendiri pun jarang melakukannya, saya amat sangat jarang memberikan uang kepada anak-anak. Seperti ponakan, sepupu, tetangga, anak sahabat saya, karena saya lebih sering memberikan hadiah berupa kado atau bingkisan makanan. Jarang sekali memberikan uang cash untuk anak-anak.


Budaya Indonesia adalah Budaya Berbagi Kebahagiaan

Dari sini saya kembali berpikir, bahwa ketika saya masih kecil, keluarga saya, saudara-saudara saya yang sudah berusia jauh lebih dewasa berbagi kebahagiaan dengan cara memberikan uang yang mereka miliki kepada anak-anak untuk sekedar membeli permen di warung. Ini merupakan bentuk kasih sayang, bentuk berbagi bahagia bersama keluarga. 

Budaya Indonesia memang sudah memberikan contoh bahwa berbagi kebahagiaan bisa dimulai dari keluarga terdekat seperti anak-anak. Bahkan di keluarga saya sendiri, memberikan uang sebagai 'uang jajan' sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan bukan hanya dilakukan kepada anak yang masih kecil saja, kami pun yang sudah dewasa, berkeluarga, sering mendapatkan 'uang jajan' dari ibu, bapak, mamang, uwa, kakek nenek. Bukan nominalnya yang kami lihat, tapi bentuk kasih sayang mereka kepada kami yang mungkin saja masih dianggap 'anak-anak' oleh mereka.

Selain budaya urang sunda, etnis dan suku lain pun saya rasa memiliki cara masing-masing dan unik untuk berbagi kebahagiaan. Kita bisa lihat pada saat lebaran, anak-anak pasti sibuk berburu salam tempel dari sanak saudara. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memberikan 'uang jajan' kepada anak-anak. Dan anak-anak pasti sangat bahagia.


Melestarikan Budaya 

Saya sendiri yang sempat lupa akan budaya ini kembali tersentuh, betapa budaya Indonesia telah memberikan banyak inspirasi kebahagiaan. Sehingga kita bisa saling berbagi bahagia bersama keluarga, bahagia bersama sahabat, dan tentunya bahagia bersama anak-anak.

Tak usah jauh-jauh meniru budaya Barat seperti Hari Thanks Giving yang disebut-sebut sebagai hari untuk merayakan rasa syukur dan berbagi bahagia bersama keluarga dan sahabat. Indonesia sendiri memiliki budaya berbagi kebahagiaan yang sangat menginspirasi, salah satunya budaya berbagi kebahagiaan bersama anak-anak ini. 

Sebagai urang sunda, saya ingin sekali melestarikan budaya saling berbagi kebahagiaan yang sudah saya alami sejak kecil. Mewariskan silih asah, silih asih, dan silih asuh untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Karena kebahagiaan besar dalam hidup ini pasti tercipta dari kepingan kebahagiaan kecil, salah satunya dengan memberikan senyuman manis di hati anak-anak Indonesia.



Semoga Bermanfaat :)
















Berbagi Bahagia Bersama Tabloid Nova.Com


"Silh asah, silih asih, silih asuh"

Jargon di atas pasti sudah sangat familiar ya di telinga urang sunda. Silih asah, silih asih, dan silih asuh. Adalah sebuah jargon dimana sebagai urang sunda berkewajiban untuk menyayangi, berbagi kebahagiaan, dan mengayomi satu sama lain. Jargon ini lah yang selalu mengingatkan seluruh urang sunda dimanapun berada agar tidak lupa untuk saling mengasihi dan mengayomi satu sama lain kepada siapapun, terutama kepada saudara sebangsa dan setanah air.

Bicara tentang silih asah, silih asih, dan silih asuh ini, saya memiliki pengalaman yang cukup unik, bahkan mungkin pengalaman ini dirasakan oleh semua anak-anak di tanah pasundan. Apa itu? jawabannya adalah mendapatkan uang jajan dari sanak saudara lainnya.  

Waktu saya kecil dulu, setiap berkunjung ke rumah saudara (mamang, uwa, bibi, aki, nini ) pasti pulangnya bawa 'oleh-oleh' uang jajan. Sebagai anak kecil, pastinya seneng banget dong dikasih uang jajan sama saudara, apalagi kalau sering-sering, bisa doubel jajannya. Hehehe.

Cerita anak zaman sekarang

Waktu adik saya main ke Bandung, ke rumah mertua saya, tiba-tiba Bapak mertua menyodorkan selembar uang buat adik saya.

"Ini, buat jajan"

Adik saya kaget. Uang apa ini? Kok dikasih uang segala?

"Terima Kasih" Adik saya mengambil uang tersebut sambil cium tangan.

Begitupun kalau anak saya ketika main ke rumah temen yang notabene urang sunda asli, atau ada temen saya yang main ke rumah yang juga urang sunda tulen. Apabila setelah selesai bersilaturahmi, pasti mereka memberikan uang untuk Kifah anak saya. 

Saya kadang menolak untuk menerimanya, karena gak enak dan suka mikir 'aduh ngerepotin' tapi akhirnya diterima juga. 


Sudah Jarang dilakukan

Saya merasa bahwa memberikan uang kepada anak saya tadi adalah sesuatu yang aneh, tidak biasa, dan jarang dilakukan. Kenapa? karena saya sudah lama tidak melihat kebiasaan itu dilakukan.

Kemudian saya berpikir, bahwasanya memberikan uang kepada anak kecil itu merupakan hal yang sering terjadi dan saya rasakan sendiri di waktu kecil. Soal kasus adik saya yang kaget karena diberikan uang, karena adik saya pun sama sekali tidak terbiasa mendapat perlakukan seperti itu. Karena walaupun adik saya urang sunda, tapi sudah lama sekali tinggal di daerah perantauan yang notabene sudah terjadi pencampuran berbagai etnis di Indonesia.

Saya sendiri pun jarang melakukannya, saya amat sangat jarang memberikan uang kepada anak-anak. Seperti ponakan, sepupu, tetangga, anak sahabat saya, karena saya lebih sering memberikan hadiah berupa kado atau bingkisan makanan. Jarang sekali memberikan uang cash untuk anak-anak.


Budaya Indonesia adalah Budaya Berbagi Kebahagiaan

Dari sini saya kembali berpikir, bahwa ketika saya masih kecil, keluarga saya, saudara-saudara saya yang sudah berusia jauh lebih dewasa berbagi kebahagiaan dengan cara memberikan uang yang mereka miliki kepada anak-anak untuk sekedar membeli permen di warung. Ini merupakan bentuk kasih sayang, bentuk berbagi bahagia bersama keluarga. 

Budaya Indonesia memang sudah memberikan contoh bahwa berbagi kebahagiaan bisa dimulai dari keluarga terdekat seperti anak-anak. Bahkan di keluarga saya sendiri, memberikan uang sebagai 'uang jajan' sebagai salah satu bentuk berbagi kebahagiaan bukan hanya dilakukan kepada anak yang masih kecil saja, kami pun yang sudah dewasa, berkeluarga, sering mendapatkan 'uang jajan' dari ibu, bapak, mamang, uwa, kakek nenek. Bukan nominalnya yang kami lihat, tapi bentuk kasih sayang mereka kepada kami yang mungkin saja masih dianggap 'anak-anak' oleh mereka.

Selain budaya urang sunda, etnis dan suku lain pun saya rasa memiliki cara masing-masing dan unik untuk berbagi kebahagiaan. Kita bisa lihat pada saat lebaran, anak-anak pasti sibuk berburu salam tempel dari sanak saudara. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memberikan 'uang jajan' kepada anak-anak. Dan anak-anak pasti sangat bahagia.


Melestarikan Budaya 

Saya sendiri yang sempat lupa akan budaya ini kembali tersentuh, betapa budaya Indonesia telah memberikan banyak inspirasi kebahagiaan. Sehingga kita bisa saling berbagi bahagia bersama keluarga, bahagia bersama sahabat, dan tentunya bahagia bersama anak-anak.

Tak usah jauh-jauh meniru budaya Barat seperti Hari Thanks Giving yang disebut-sebut sebagai hari untuk merayakan rasa syukur dan berbagi bahagia bersama keluarga dan sahabat. Indonesia sendiri memiliki budaya berbagi kebahagiaan yang sangat menginspirasi, salah satunya budaya berbagi kebahagiaan bersama anak-anak ini. 

Sebagai urang sunda, saya ingin sekali melestarikan budaya saling berbagi kebahagiaan yang sudah saya alami sejak kecil. Mewariskan silih asah, silih asih, dan silih asuh untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Karena kebahagiaan besar dalam hidup ini pasti tercipta dari kepingan kebahagiaan kecil, salah satunya dengan memberikan senyuman manis di hati anak-anak Indonesia.



Semoga Bermanfaat :)
















Tentang Tukang Cukur

Siapa yang suaminya ganteng? *eehhhh salah fokus*

Maksudnya siapa yang suka nganter suaminya cukur rambut di barber shop aka tukang cukur? Kalo saya hampir selalu ngikut kalau suami pergi ke tukang cukur. Biar tau gaya rambut yang bakal dibikin dan memastikan gak bikin ilfeel. Kecuali potong rambut pas mau prajabatan, ergghhh abbiy dibotakin -____- *ilfeel sangad*


Saya suka merhatiin, tukang cukur pinter banget nyukur rambut, yaiyalah udah belajar. Mulai pakai gunting rambut, terus pake silet (buat ngeratain ujung rambutnya). Apalagi kalau tukang cukurnya dari Garut, cepet banget nge-eksekusinya.


Saya juga suka mikir, ni tukang cukur pinter banget nyukur kepala orang lain, kalau rambutnya sendiri yang panjang siapa yang nyukur yak?

*kepo*

Opsi jawabannya adalah:

*Nyukur rambut sendiri* atau

*Dicukur sama orang lain yang berprofesi sama sebagai tukang cukur*


Yang paling rasional kayaknya teuteup harus dicukur sama orang lain, sama tukang cukur yang lain. Gak mungkin kalau harus nyukur sendiri, apalagi pas bagian belakang kepalanya, gimana coba ngukur-ngukurnya. 

Saya jadi merenung, berarti sejago-jagonya orang, sepinter-pinternya orang, setinggi-tingginya ilmu seseorang, tetap aja gak bisa melakukan apapun sendiri. Tetap butuh bantuan orang lain. Padahal ilmu tersebut sangat dia kuasai, mahir malah, tapi gak pernah bisa untuk melakukan sendiri ketika diri sendiri yang membutuhkannya.

Jadi? 

Saya ingat sebuah permainan yang dibawakan oleh seorang trainner ketika melakukan ice breaking. 

Trainner tersebut meminta audience menuliskan nama masing-masing pada sebuah balon. Kemudian balon tersebut dikumpulkan pada satu ruangan besar. Dan semua audince diminta mencari nama masing-masing yang sudah ditulis pada balon tadi.

Seketika ruangan jadi chaos, para audience saling mencari balon masing-masing. Tapi hanya sedikit yang menemukan balon tersebut dengan cepat.


Cara kedua adalah, sang trainer meminta audience mencari kembali balonnya, namun cara yang kedua ini berbeda dari sebelumnya. Audience yang mendapatkan balon pertamanya harus langsung diambil, dan kemudian memberikan balon kepada orang yang namanya tertera pada balon tersebut.


Dan, voila. 


Cara kedua ini membuat para audience mendapatkan balonnya masing-masing dengan sangat cepat, karena tiap orang saling memberikan balon satu sama lain.


Dengan bantuan orang lain lah kita bisa menemukan diri sendiri. Jadi, jangan heran kalau banyak orang yang merasa hidupnya sia-sia. Karena dia tak pernah bisa menemukan dirinya sendiri, karena dia selalu merasa dirinya yang paling tinggi dari orang lain.



Semoga Bermanfaat

Tentang Tukang Cukur

Siapa yang suaminya ganteng? *eehhhh salah fokus*

Maksudnya siapa yang suka nganter suaminya cukur rambut di barber shop aka tukang cukur? Kalo saya hampir selalu ngikut kalau suami pergi ke tukang cukur. Biar tau gaya rambut yang bakal dibikin dan memastikan gak bikin ilfeel. Kecuali potong rambut pas mau prajabatan, ergghhh abbiy dibotakin -____- *ilfeel sangad*


Saya suka merhatiin, tukang cukur pinter banget nyukur rambut, yaiyalah udah belajar. Mulai pakai gunting rambut, terus pake silet (buat ngeratain ujung rambutnya). Apalagi kalau tukang cukurnya dari Garut, cepet banget nge-eksekusinya.


Saya juga suka mikir, ni tukang cukur pinter banget nyukur kepala orang lain, kalau rambutnya sendiri yang panjang siapa yang nyukur yak?

*kepo*

Opsi jawabannya adalah:

*Nyukur rambut sendiri* atau

*Dicukur sama orang lain yang berprofesi sama sebagai tukang cukur*


Yang paling rasional kayaknya teuteup harus dicukur sama orang lain, sama tukang cukur yang lain. Gak mungkin kalau harus nyukur sendiri, apalagi pas bagian belakang kepalanya, gimana coba ngukur-ngukurnya. 

Saya jadi merenung, berarti sejago-jagonya orang, sepinter-pinternya orang, setinggi-tingginya ilmu seseorang, tetap aja gak bisa melakukan apapun sendiri. Tetap butuh bantuan orang lain. Padahal ilmu tersebut sangat dia kuasai, mahir malah, tapi gak pernah bisa untuk melakukan sendiri ketika diri sendiri yang membutuhkannya.

Jadi? 

Saya ingat sebuah permainan yang dibawakan oleh seorang trainner ketika melakukan ice breaking. 

Trainner tersebut meminta audience menuliskan nama masing-masing pada sebuah balon. Kemudian balon tersebut dikumpulkan pada satu ruangan besar. Dan semua audince diminta mencari nama masing-masing yang sudah ditulis pada balon tadi.

Seketika ruangan jadi chaos, para audience saling mencari balon masing-masing. Tapi hanya sedikit yang menemukan balon tersebut dengan cepat.


Cara kedua adalah, sang trainer meminta audience mencari kembali balonnya, namun cara yang kedua ini berbeda dari sebelumnya. Audience yang mendapatkan balon pertamanya harus langsung diambil, dan kemudian memberikan balon kepada orang yang namanya tertera pada balon tersebut.


Dan, voila. 


Cara kedua ini membuat para audience mendapatkan balonnya masing-masing dengan sangat cepat, karena tiap orang saling memberikan balon satu sama lain.


Dengan bantuan orang lain lah kita bisa menemukan diri sendiri. Jadi, jangan heran kalau banyak orang yang merasa hidupnya sia-sia. Karena dia tak pernah bisa menemukan dirinya sendiri, karena dia selalu merasa dirinya yang paling tinggi dari orang lain.



Semoga Bermanfaat

[Blogging] Cara Membuat Tombol Back To Top+Free Button




Untuk memudahkan pembaca dalam menjelajahi blog pribadi kita, sebaiknya fasilitasi pembaca dengan tombol Back To Top. Tujuannya, agar pembaca blog tidak perlu men-scroll mouse/touch pad. Tinggal dalam satu klik saja.

Mau tau caranya?


Buka Dasbor>Tata Letak> Tambah Gadget> Gadget HTML.

(gadget yang saya gunakan yang ada di side bar)


Copy Paste kode di bawah ini:


<script type="text/javascript" src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.3.2/jquery.min.js"></script>

<script type="text/javascript" >


var scrolltotop={
    //startline: Integer. Number of pixels from top of doc scrollbar is scrolled before showing control
    //scrollto: Keyword (Integer, or "Scroll_to_Element_ID"). How far to scroll document up when control is clicked on

(0=top).
    setting: {startline:100, scrollto: 0, scrollduration:1000, fadeduration:[500, 100]},
    controlHTML: '<img src="COPY URL GAMBAR BACK TO TOP DISINI" />', //HTML for control, which is auto wrapped in DIV w/ ID="topcontrol"
    controlattrs: {offsetx:5, offsety:5}, //offset of control relative to right/ bottom of window corner
    anchorkeyword: '#top', //Enter href value of HTML anchors on the page that should also act as "Scroll Up" links

    state: {isvisible:false, shouldvisible:false},

    scrollup:function(){
        if (!this.cssfixedsupport) //if control is positioned using JavaScript
            this.$control.css({opacity:0}) //hide control immediately after clicking it
        var dest=isNaN(this.setting.scrollto)? this.setting.scrollto : parseInt(this.setting.scrollto)
        if (typeof dest=="string" && jQuery('#'+dest).length==1) //check element set by string exists
            dest=jQuery('#'+dest).offset().top
        else
            dest=0
        this.$body.animate({scrollTop: dest}, this.setting.scrollduration);
    },

    keepfixed:function(){
        var $window=jQuery(window)
        var controlx=$window.scrollLeft() + $window.width() - this.$control.width() - this.controlattrs.offsetx
        var controly=$window.scrollTop() + $window.height() - this.$control.height() - this.controlattrs.offsety
        this.$control.css({left:controlx+'px', top:controly+'px'})
    },

    togglecontrol:function(){
        var scrolltop=jQuery(window).scrollTop()
        if (!this.cssfixedsupport)
            this.keepfixed()
        this.state.shouldvisible=(scrolltop>=this.setting.startline)? true : false
        if (this.state.shouldvisible && !this.state.isvisible){
            this.$control.stop().animate({opacity:1}, this.setting.fadeduration[0])
            this.state.isvisible=true
        }
        else if (this.state.shouldvisible==false && this.state.isvisible){
            this.$control.stop().animate({opacity:0}, this.setting.fadeduration[1])
            this.state.isvisible=false
        }
    },
  
    init:function(){
        jQuery(document).ready(function($){
            var mainobj=scrolltotop
            var iebrws=document.all
            mainobj.cssfixedsupport=!iebrws || iebrws && document.compatMode=="CSS1Compat" && window.XMLHttpRequest //not

IE or IE7+ browsers in standards mode
            mainobj.$body=(window.opera)? (document.compatMode=="CSS1Compat"? $('html') : $('body')) : $('html,body')
            mainobj.$control=$('<div id="topcontrol">'+mainobj.controlHTML+'</div>')
                .css({position:mainobj.cssfixedsupport? 'fixed' : 'absolute', bottom:mainobj.controlattrs.offsety,

right:mainobj.controlattrs.offsetx, opacity:0, cursor:'pointer'})
                .attr({title:'Scroll Back to Top'})
                .click(function(){mainobj.scrollup(); return false})
                .appendTo('body')
            if (document.all && !window.XMLHttpRequest && mainobj.$control.text()!='') //loose check for IE6 and below,

plus whether control contains any text
                mainobj.$control.css({width:mainobj.$control.width()}) //IE6- seems to require an explicit width on a DIV

containing text
            mainobj.togglecontrol()
            $('a[href="' + mainobj.anchorkeyword +'"]').click(function(){
                mainobj.scrollup()
                return false
            })
            $(window).bind('scroll resize', function(e){
                mainobj.togglecontrol()
            })
        })
    }
}

scrolltotop.init()

</script>




Bonus Button:



  


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20blue_zpsmjchqv4r.png.html



 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20pink_zpsqf0ka1bq.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20purple_zpsltquhbau.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20tosca_zpsx2qrv6lv.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20yellow_zpss0hy8urw.png.html







Semoga Bermanfaat :)

[Blogging] Cara Membuat Tombol Back To Top+Free Button




Untuk memudahkan pembaca dalam menjelajahi blog pribadi kita, sebaiknya fasilitasi pembaca dengan tombol Back To Top. Tujuannya, agar pembaca blog tidak perlu men-scroll mouse/touch pad. Tinggal dalam satu klik saja.

Mau tau caranya?


Buka Dasbor>Tata Letak> Tambah Gadget> Gadget HTML.

(gadget yang saya gunakan yang ada di side bar)


Copy Paste kode di bawah ini:


<script type="text/javascript" src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.3.2/jquery.min.js"></script>

<script type="text/javascript" >


var scrolltotop={
    //startline: Integer. Number of pixels from top of doc scrollbar is scrolled before showing control
    //scrollto: Keyword (Integer, or "Scroll_to_Element_ID"). How far to scroll document up when control is clicked on

(0=top).
    setting: {startline:100, scrollto: 0, scrollduration:1000, fadeduration:[500, 100]},
    controlHTML: '<img src="COPY URL GAMBAR BACK TO TOP DISINI" />', //HTML for control, which is auto wrapped in DIV w/ ID="topcontrol"
    controlattrs: {offsetx:5, offsety:5}, //offset of control relative to right/ bottom of window corner
    anchorkeyword: '#top', //Enter href value of HTML anchors on the page that should also act as "Scroll Up" links

    state: {isvisible:false, shouldvisible:false},

    scrollup:function(){
        if (!this.cssfixedsupport) //if control is positioned using JavaScript
            this.$control.css({opacity:0}) //hide control immediately after clicking it
        var dest=isNaN(this.setting.scrollto)? this.setting.scrollto : parseInt(this.setting.scrollto)
        if (typeof dest=="string" && jQuery('#'+dest).length==1) //check element set by string exists
            dest=jQuery('#'+dest).offset().top
        else
            dest=0
        this.$body.animate({scrollTop: dest}, this.setting.scrollduration);
    },

    keepfixed:function(){
        var $window=jQuery(window)
        var controlx=$window.scrollLeft() + $window.width() - this.$control.width() - this.controlattrs.offsetx
        var controly=$window.scrollTop() + $window.height() - this.$control.height() - this.controlattrs.offsety
        this.$control.css({left:controlx+'px', top:controly+'px'})
    },

    togglecontrol:function(){
        var scrolltop=jQuery(window).scrollTop()
        if (!this.cssfixedsupport)
            this.keepfixed()
        this.state.shouldvisible=(scrolltop>=this.setting.startline)? true : false
        if (this.state.shouldvisible && !this.state.isvisible){
            this.$control.stop().animate({opacity:1}, this.setting.fadeduration[0])
            this.state.isvisible=true
        }
        else if (this.state.shouldvisible==false && this.state.isvisible){
            this.$control.stop().animate({opacity:0}, this.setting.fadeduration[1])
            this.state.isvisible=false
        }
    },
  
    init:function(){
        jQuery(document).ready(function($){
            var mainobj=scrolltotop
            var iebrws=document.all
            mainobj.cssfixedsupport=!iebrws || iebrws && document.compatMode=="CSS1Compat" && window.XMLHttpRequest //not

IE or IE7+ browsers in standards mode
            mainobj.$body=(window.opera)? (document.compatMode=="CSS1Compat"? $('html') : $('body')) : $('html,body')
            mainobj.$control=$('<div id="topcontrol">'+mainobj.controlHTML+'</div>')
                .css({position:mainobj.cssfixedsupport? 'fixed' : 'absolute', bottom:mainobj.controlattrs.offsety,

right:mainobj.controlattrs.offsetx, opacity:0, cursor:'pointer'})
                .attr({title:'Scroll Back to Top'})
                .click(function(){mainobj.scrollup(); return false})
                .appendTo('body')
            if (document.all && !window.XMLHttpRequest && mainobj.$control.text()!='') //loose check for IE6 and below,

plus whether control contains any text
                mainobj.$control.css({width:mainobj.$control.width()}) //IE6- seems to require an explicit width on a DIV

containing text
            mainobj.togglecontrol()
            $('a[href="' + mainobj.anchorkeyword +'"]').click(function(){
                mainobj.scrollup()
                return false
            })
            $(window).bind('scroll resize', function(e){
                mainobj.togglecontrol()
            })
        })
    }
}

scrolltotop.init()

</script>




Bonus Button:



  


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20blue_zpsmjchqv4r.png.html



 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20pink_zpsqf0ka1bq.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20purple_zpsltquhbau.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20tosca_zpsx2qrv6lv.png.html


 http://s1279.photobucket.com/user/tettytanoyo/media/back%20to%20top%20yellow_zpss0hy8urw.png.html







Semoga Bermanfaat :)

[Blogging] Membuat Gadget Komentar Terbaru Tanpa Edit HTML

Bagaimana cara membuat gadget komentar terbaru tanpa harus mengedit HTML? 

Begini langkah mudahnya:

Buka Dasbor>Tata Letak>Tambah Gadget

Lalu tambahkan Feed





tulis pada URL feed: URL web/blog kita ditambahkan feeds/comments/default

Contoh: http://www.tettytanoyo.com/feeds/comments/default






Hasilnya akan seperti ini:





Klik Selesai





Related Post: 

Membuat Perencanaan Blog [+Bonus Ebook]

[Blogging] Cara Membuat Menu Drop Down Tanpa Edit HTML

[Blogging] Membuat Domain Blogspot Menjadi Dot.COM

 

 

 



[Blogging] Membuat Gadget Komentar Terbaru Tanpa Edit HTML

Bagaimana cara membuat gadget komentar terbaru tanpa harus mengedit HTML? 

Begini langkah mudahnya:

Buka Dasbor>Tata Letak>Tambah Gadget

Lalu tambahkan Feed





tulis pada URL feed: URL web/blog kita ditambahkan feeds/comments/default

Contoh: http://www.tettytanoyo.com/feeds/comments/default






Hasilnya akan seperti ini:





Klik Selesai





Related Post: 

Membuat Perencanaan Blog [+Bonus Ebook]

[Blogging] Cara Membuat Menu Drop Down Tanpa Edit HTML

[Blogging] Membuat Domain Blogspot Menjadi Dot.COM

 

 

 



Kasihan, Sopir Angkot Ini Sering Kena Tipu

Sumber

Sering liat ibu-ibu, perempuan muda, ABG, naik angkot? pasti sering lah ya, karena angkot merupakan sarana transportasi umum yang cukup populer di kalangan masyarakat. 


Tapi apa kata supir angkot tentang perempuan, ibu-ibu, bahkan ABG ala cabe-cabean ini naik angkot? 'Hati-hati, bisa jadi mereka itu tukang tipu' 

Wah parah nih, abang angkot nuduh-nuduh sembarangan. Emang tampang saya ini kriminal? mirip tukang tipu gitu Bang?
Jadi ceritanya ada supir angkot yang lagi curhat sama salah satu penumpang. Dan saya kebagian jadi pendengar yang baik alias ikut nguping. Abang angkot ini curhat, katanya sekarang-sekarang sering kena tipu. Eh, kena tipunya sama perempuan lagi, kadang ibu-ibu paruh baya, ibu-ibu bawa anak, bahkan ABG. 

"Aduh, saya sering banget kena tipu. Dan parahnya, yang nipu perempuan lagi, kadang ada yang pake jilbab, saya gak nyangka, tampangnya baik tapi akhlaknya begitu, modusnya macem-macem lagi"


Modus 1

Ada ibu-ibu paruh baya naik angkot, bilang mau nyewa/nyarter angkot buat jalan-jalan.

"Bang, hari Sabtu saya nyarter angkotnya, jam 7"
"Oh iya Bu? Berapaan nih?"
"100 ribu"
"Wah, boleh deh bu" 100 ribu cukup menggiurkan bagi supir angkot ini.

Ibu tadi turun dari angkot, dan bilang  bahwa rumahnya dideket sini, ibu itu nunjuk rumah dengan cat warna hijau. Supir angkotnya ya percaya aja, dan akhirnya si Ibu itu turun tanpa bayar angkot, karena pikir supir angkotnyatoh besok juga dia nyarter mobil dengan harga yang cukup lumayan.

"Besoknya saya nungguin, tapi ibu itu gak dateng, udah lama saya nungguin, ga nongol-nongol tuh ibu-ibu"
"Mau nyamperin kemana, yaudah deh saya kena tipu"

 Ternyata itu modus supaya gak bayar angkot.


Modus 2

Ibu-ibu bawa anak, bilangnya mau turun di tempat A. Udah turun, tiba-tiba bilang:

"Bang sebentar ya, ada yang mau naik lagi, mau ke rumah dulu"
Supir angkotnya mikir, wah enak nih ada yang naik lagi, banyak lagi. Tapi ternyata si ibu-ibu bawa anak tadi gak balik-balik lagi, mau nyusulin gak tau tempatnya, kalau gak berangkat nanti gak dapet setoran. 

Lagi-lagi, nasib supir angkot ini kena tipu. Modusnya sama, supaya gak bayar angkot. 

Pas supir angkotnya cerita ibu-ibu yang nipu sambil bawa anak, saya rada-rada gimana gitu ya, soalnya saya di angkot lagi berdua sama Kifah, apalagi supirnya menekankan kalimat "ibu-ibunya pake jilbab lagi" 

Please deh bang, saya mah ngga suka tipu-tipu gitu. -______-


Modus 3

Nah yang ini katanya pelakunya ABG berkelompok, waktu itu pelakunya bertiga.

"Bang, anterin kita ke tempat A ya, 30 ribu"

Menurut supir angkot, tempat itu deket, jadi dia mau aja nganter, uangnya lumayan.

"oke"

Setelah sampai di tempat A.

"Bang, kita gak jadi kesini, jadinya ke tempat B"

Tempatnya agak jauh.

"Yaudah, tapi tambahin ya neng"
"Tenang aja Bang"

Setelah sampai di tempat B.

"Bang, gak jadi kesini, kita ke tempat C aja"

Lokasinya makin jauh, jauh banget malah.

"Neng, tambahin lagi ongkosnya, ini mah jauh banget"
 "Tenang aja Bang"

Setelah sampai ke tempat C.

"Neng ongkosnya kurang, masa cuman 30ribu. Ini mah kan ongkos tadi ke tempat A, bukan kesini"

"Yah Bang, uangnya cuman ada segitu gak ada lagi"

WHAAATTTTTTTTTT

Supir angkotnya bingung deh, mau maksa gimana, kalo mau diturunin di jalan, nanti malah gak dibayar sama sekali. Akhirnya diterima aja jadinya 30ribu. Adeuuhh kena tipu lagi deh.


Modusnya, ABG itu cuman punya uang segitu, gimana caranya supaya bisa ke tempat yang jauh, karena kalau pake taksi pasti mahal banget.

-------------


Hal yang paling bikin malesin disini, supir ini bawa-bawa istilah perempuan pake jilbab, tapi akhlaknya bikin geregetan. Iya sih, pake jilbab memang bukan jaminan buat gak bikin dosa, tapi kalau jadi punya image jelek kan gak enak juga ya. Ini sih namanya, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.

Saya jadi bisa ambil hikmah bahwa, perilaku kita sebagai muslimah turut menentukan image dari muslimah yang lainnya, jadi memang dalam beretika, bertingkah laku, jangan sampai membuat rusak citra muslimah. Bukan berarti kita harus tampil sempurna atau jaim, tapi mencoba berakhlak baik untuk menjaga satu sama lain sebagai muslimah kan tidak ada salahnya.


Alhamdulillahnya, pada ending sesi curhat supir angkot itu ia berkesimpulan bahwa memang itu semua takdir. Semuanya sudah diatur olehNya. Dan penumpang yang diajak curhat juga bilang:

"Yang sabar aja Bang, mungkin itu ujian bagi kita, banyakin sedekah aja bang, minimal seribu sehari buat tolak bala"


*adem dengernya*


Mudah-mudahan orang yang suka modusin supir angkot baca tulisan ini, dan bisa langsung istigfar sebanyak-banyaknya. Masa sih gara-gara gak mau bayar angkot tega-teganya jadi penipu. Yaa lain kali kalo ga ada ongkos, jalan kaki aja, atau nebeng temen, lebih sehat dan halal kan ya? Sekian.



Semoga Bermanfaat :)



Other Post:

Saya #BeraniLebih Produktif di Rumah!

Kasihan, Sopir Angkot Ini Sering Kena Tipu

Sumber

Sering liat ibu-ibu, perempuan muda, ABG, naik angkot? pasti sering lah ya, karena angkot merupakan sarana transportasi umum yang cukup populer di kalangan masyarakat. 


Tapi apa kata supir angkot tentang perempuan, ibu-ibu, bahkan ABG ala cabe-cabean ini naik angkot? 'Hati-hati, bisa jadi mereka itu tukang tipu' 

Wah parah nih, abang angkot nuduh-nuduh sembarangan. Emang tampang saya ini kriminal? mirip tukang tipu gitu Bang?
Jadi ceritanya ada supir angkot yang lagi curhat sama salah satu penumpang. Dan saya kebagian jadi pendengar yang baik alias ikut nguping. Abang angkot ini curhat, katanya sekarang-sekarang sering kena tipu. Eh, kena tipunya sama perempuan lagi, kadang ibu-ibu paruh baya, ibu-ibu bawa anak, bahkan ABG. 

"Aduh, saya sering banget kena tipu. Dan parahnya, yang nipu perempuan lagi, kadang ada yang pake jilbab, saya gak nyangka, tampangnya baik tapi akhlaknya begitu, modusnya macem-macem lagi"


Modus 1

Ada ibu-ibu paruh baya naik angkot, bilang mau nyewa/nyarter angkot buat jalan-jalan.

"Bang, hari Sabtu saya nyarter angkotnya, jam 7"
"Oh iya Bu? Berapaan nih?"
"100 ribu"
"Wah, boleh deh bu" 100 ribu cukup menggiurkan bagi supir angkot ini.

Ibu tadi turun dari angkot, dan bilang  bahwa rumahnya dideket sini, ibu itu nunjuk rumah dengan cat warna hijau. Supir angkotnya ya percaya aja, dan akhirnya si Ibu itu turun tanpa bayar angkot, karena pikir supir angkotnyatoh besok juga dia nyarter mobil dengan harga yang cukup lumayan.

"Besoknya saya nungguin, tapi ibu itu gak dateng, udah lama saya nungguin, ga nongol-nongol tuh ibu-ibu"
"Mau nyamperin kemana, yaudah deh saya kena tipu"

 Ternyata itu modus supaya gak bayar angkot.


Modus 2

Ibu-ibu bawa anak, bilangnya mau turun di tempat A. Udah turun, tiba-tiba bilang:

"Bang sebentar ya, ada yang mau naik lagi, mau ke rumah dulu"
Supir angkotnya mikir, wah enak nih ada yang naik lagi, banyak lagi. Tapi ternyata si ibu-ibu bawa anak tadi gak balik-balik lagi, mau nyusulin gak tau tempatnya, kalau gak berangkat nanti gak dapet setoran. 

Lagi-lagi, nasib supir angkot ini kena tipu. Modusnya sama, supaya gak bayar angkot. 

Pas supir angkotnya cerita ibu-ibu yang nipu sambil bawa anak, saya rada-rada gimana gitu ya, soalnya saya di angkot lagi berdua sama Kifah, apalagi supirnya menekankan kalimat "ibu-ibunya pake jilbab lagi" 

Please deh bang, saya mah ngga suka tipu-tipu gitu. -______-


Modus 3

Nah yang ini katanya pelakunya ABG berkelompok, waktu itu pelakunya bertiga.

"Bang, anterin kita ke tempat A ya, 30 ribu"

Menurut supir angkot, tempat itu deket, jadi dia mau aja nganter, uangnya lumayan.

"oke"

Setelah sampai di tempat A.

"Bang, kita gak jadi kesini, jadinya ke tempat B"

Tempatnya agak jauh.

"Yaudah, tapi tambahin ya neng"
"Tenang aja Bang"

Setelah sampai di tempat B.

"Bang, gak jadi kesini, kita ke tempat C aja"

Lokasinya makin jauh, jauh banget malah.

"Neng, tambahin lagi ongkosnya, ini mah jauh banget"
 "Tenang aja Bang"

Setelah sampai ke tempat C.

"Neng ongkosnya kurang, masa cuman 30ribu. Ini mah kan ongkos tadi ke tempat A, bukan kesini"

"Yah Bang, uangnya cuman ada segitu gak ada lagi"

WHAAATTTTTTTTTT

Supir angkotnya bingung deh, mau maksa gimana, kalo mau diturunin di jalan, nanti malah gak dibayar sama sekali. Akhirnya diterima aja jadinya 30ribu. Adeuuhh kena tipu lagi deh.


Modusnya, ABG itu cuman punya uang segitu, gimana caranya supaya bisa ke tempat yang jauh, karena kalau pake taksi pasti mahal banget.

-------------


Hal yang paling bikin malesin disini, supir ini bawa-bawa istilah perempuan pake jilbab, tapi akhlaknya bikin geregetan. Iya sih, pake jilbab memang bukan jaminan buat gak bikin dosa, tapi kalau jadi punya image jelek kan gak enak juga ya. Ini sih namanya, gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga.

Saya jadi bisa ambil hikmah bahwa, perilaku kita sebagai muslimah turut menentukan image dari muslimah yang lainnya, jadi memang dalam beretika, bertingkah laku, jangan sampai membuat rusak citra muslimah. Bukan berarti kita harus tampil sempurna atau jaim, tapi mencoba berakhlak baik untuk menjaga satu sama lain sebagai muslimah kan tidak ada salahnya.


Alhamdulillahnya, pada ending sesi curhat supir angkot itu ia berkesimpulan bahwa memang itu semua takdir. Semuanya sudah diatur olehNya. Dan penumpang yang diajak curhat juga bilang:

"Yang sabar aja Bang, mungkin itu ujian bagi kita, banyakin sedekah aja bang, minimal seribu sehari buat tolak bala"


*adem dengernya*


Mudah-mudahan orang yang suka modusin supir angkot baca tulisan ini, dan bisa langsung istigfar sebanyak-banyaknya. Masa sih gara-gara gak mau bayar angkot tega-teganya jadi penipu. Yaa lain kali kalo ga ada ongkos, jalan kaki aja, atau nebeng temen, lebih sehat dan halal kan ya? Sekian.



Semoga Bermanfaat :)



Other Post:

Saya #BeraniLebih Produktif di Rumah!