Diberdayakan oleh Blogger.

Kenapa Harus Menjadi Orang Lain?


Biasanya hari Jum’at kan waktunya Weekend Review, tapi ini ceritanya lagi sok-sok ter-Mario Teguh Golden Ways gitu.

Maaf yak postingannya agak gimana gitu. Pikirannya lagi ngelantur, cuman pengen curhat aja di blog sendiri, syukur-syukur ada yang mau baca sambil peluk bantal.

-----

Waktu SMA dulu, saya pernah nyeletuk,

“Seandainya bisa sehari aja masuk ke tubuh orang lain, trus ngerasain gimana rasanya jadi dia”

Tiba-tiba guru saya bilang,

“Kenapa harus jadi orang lain? Itu namanya kurang bersyukur.”

Glek.

Sebenernya saya gak maksud ngomong begitu untuk merasa sedih, apalagi kurang syukur. Sungguh deh bukan gitu tujuannya. Saya hanya sedang berimajinasi gimana rasanya jadi orang lain sebatas penasaran bagaimana menjalani hidup versi orang lain.

Tapi, mungkin tanggapan guru saya itu adalah reaksi spontan, dan mengarah pada ‘rasa kurang syukur akan diri sendiri’ apalagi mungkin liat anak SMA itu lagi labil banget dan kadang krisis kepercayaan diri.

Ungkapan rumput tetangga kelihatan lebih hijau memang ada benarnya. Ada masanya kadang kita melihat orang lain jaauuhhhh lebih segalanya dibanding kita. Lebih sukses, lebih kaya, lebih berkedudukan, jabatannya tinggi, keluarganya ningrat, and bla bla bla.

Saya jadi ingat sebuah qoutes, bahwa ketika kita melihat orang lain jauh lebih ‘sukses’ versi kita. Kita sendiri nggak pernah tahu apa yang ia alami 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun ke belakang. Yang kita lihat ya sebatas dia sekarang.

Begitupun kita, kadang kita jarang banget mengapresiasi diri. Jarang kita flashback ke belakang. Sebenarnya tangga apa saja yang kita lalui kemudian bertanya,

“Apa benar sekarang ini saya orang yang gagal dan mengenaskan?”

Bandingkan kita 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu. Boleh jadi, kehidupan yang kita jalani ini adalah sebuah cita-cita dan impian hidup kita 5 tahun atau 10 tahun yang lalu itu. Cobalah kita inget dulu baik-baik.

Dulu, waktu masih awal nikah, saya dan suami gak pernah kebayang hidup hingga hari ini, hingga detik ini. Allah memberikan banyak kejutan-kejutan yang manis, menegangkan, dan butuh ditaklukan.

Dengan kondisi zaman dulu, saya selalu berpikir ingin hidup seperti A, B, C, D. Ya ideal lah pokoknya. Dan kalau diraba-raba lagi, ternyata impian saya waktu itu adalah kehidupan saya saat ini.

Manusia seperti saya ini ternyata banyak lupanya, mungkin bawaan usia kali yaa.

Okelah sekarang konteks ‘Menjadi Orang Lain’ adalah sikap atau keinginan saya untuk menjadi orang lain yang notabene lebih ini-itu-nya. Kemudian saya merasa ditimpuk oleh Allah SWT. Saya kok amnesia amat jadi manusia. Padahal Allah udah kasih semua yang saya mau. Tapi masih ingin ‘jadi yang lain’.

Saya gak yakin di dalam hidup ini ada yang sudah puas dengan hidupnya. Bahkan saya pernah baca sebuah berita kalau ada seorang miliarder yang menghibahkan seluruh hartanya, kemudian dia hidup ‘menggembel’ sendirian, tapi konon katanya justru ia hidup lebih bahagia.

Disaat kita menginginkan kehidupan layaknya orang lain, mungkin di luar sana, ada seseorang yang sedang menginginkan kehidupan yang kita miliki.

Duh, jadi pusing ini saya. Tulisannya ngalor ngidul tanpa tujuan. Tapi intinya sih gitu. Saya pengen cerita aja, kalau seringkali saya ini kurang syukur, dan seharusnya gak boleh gitu.


Yaudah deh selamat hari Jum’at. Semoga hari ini syukur kita bertambah kuat.




Kenapa Harus Menjadi Orang Lain?


Biasanya hari Jum’at kan waktunya Weekend Review, tapi ini ceritanya lagi sok-sok ter-Mario Teguh Golden Ways gitu.

Maaf yak postingannya agak gimana gitu. Pikirannya lagi ngelantur, cuman pengen curhat aja di blog sendiri, syukur-syukur ada yang mau baca sambil peluk bantal.

-----

Waktu SMA dulu, saya pernah nyeletuk,

“Seandainya bisa sehari aja masuk ke tubuh orang lain, trus ngerasain gimana rasanya jadi dia”

Tiba-tiba guru saya bilang,

“Kenapa harus jadi orang lain? Itu namanya kurang bersyukur.”

Glek.

Sebenernya saya gak maksud ngomong begitu untuk merasa sedih, apalagi kurang syukur. Sungguh deh bukan gitu tujuannya. Saya hanya sedang berimajinasi gimana rasanya jadi orang lain sebatas penasaran bagaimana menjalani hidup versi orang lain.

Tapi, mungkin tanggapan guru saya itu adalah reaksi spontan, dan mengarah pada ‘rasa kurang syukur akan diri sendiri’ apalagi mungkin liat anak SMA itu lagi labil banget dan kadang krisis kepercayaan diri.

Ungkapan rumput tetangga kelihatan lebih hijau memang ada benarnya. Ada masanya kadang kita melihat orang lain jaauuhhhh lebih segalanya dibanding kita. Lebih sukses, lebih kaya, lebih berkedudukan, jabatannya tinggi, keluarganya ningrat, and bla bla bla.

Saya jadi ingat sebuah qoutes, bahwa ketika kita melihat orang lain jauh lebih ‘sukses’ versi kita. Kita sendiri nggak pernah tahu apa yang ia alami 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun ke belakang. Yang kita lihat ya sebatas dia sekarang.

Begitupun kita, kadang kita jarang banget mengapresiasi diri. Jarang kita flashback ke belakang. Sebenarnya tangga apa saja yang kita lalui kemudian bertanya,

“Apa benar sekarang ini saya orang yang gagal dan mengenaskan?”

Bandingkan kita 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu. Boleh jadi, kehidupan yang kita jalani ini adalah sebuah cita-cita dan impian hidup kita 5 tahun atau 10 tahun yang lalu itu. Cobalah kita inget dulu baik-baik.

Dulu, waktu masih awal nikah, saya dan suami gak pernah kebayang hidup hingga hari ini, hingga detik ini. Allah memberikan banyak kejutan-kejutan yang manis, menegangkan, dan butuh ditaklukan.

Dengan kondisi zaman dulu, saya selalu berpikir ingin hidup seperti A, B, C, D. Ya ideal lah pokoknya. Dan kalau diraba-raba lagi, ternyata impian saya waktu itu adalah kehidupan saya saat ini.

Manusia seperti saya ini ternyata banyak lupanya, mungkin bawaan usia kali yaa.

Okelah sekarang konteks ‘Menjadi Orang Lain’ adalah sikap atau keinginan saya untuk menjadi orang lain yang notabene lebih ini-itu-nya. Kemudian saya merasa ditimpuk oleh Allah SWT. Saya kok amnesia amat jadi manusia. Padahal Allah udah kasih semua yang saya mau. Tapi masih ingin ‘jadi yang lain’.

Saya gak yakin di dalam hidup ini ada yang sudah puas dengan hidupnya. Bahkan saya pernah baca sebuah berita kalau ada seorang miliarder yang menghibahkan seluruh hartanya, kemudian dia hidup ‘menggembel’ sendirian, tapi konon katanya justru ia hidup lebih bahagia.

Disaat kita menginginkan kehidupan layaknya orang lain, mungkin di luar sana, ada seseorang yang sedang menginginkan kehidupan yang kita miliki.

Duh, jadi pusing ini saya. Tulisannya ngalor ngidul tanpa tujuan. Tapi intinya sih gitu. Saya pengen cerita aja, kalau seringkali saya ini kurang syukur, dan seharusnya gak boleh gitu.


Yaudah deh selamat hari Jum’at. Semoga hari ini syukur kita bertambah kuat.




10 Postingan Teratas www.tettytanoyo.com Versi Blogspot Tahun 2015




Postingan ini sebenernya isinya puisi yang saya ikut sertakan di sebuah lomba. Konon katanya sih, mau dibukukan bersama oleh penerbit indie. Puisi ini lolos untuk dibukukan, tapi ya sayanya harus bayar biaya ganti cetak. Karena saya kurang minat jadi saya gak ikutan untuk mengalihkan puisi ini ke versi cetak.

Puisi ini saya persembakan untuk teman-teman SMA saya “Gank Chocolate”. Gak nyangka juga kok banyak yang baca. Mungkin karena judulnya mirip lirik lagunya si itu tuh, heuheu. Jadi banyak yang nyantol dimari deh.


Kalau postingan yang satu ini adalah pertamaaa kalinya saya nge-review tempat wisata. Makanya judulnya jadi lebay begitu, hihi. Tapi emang bener juga sih, gunung kapur ini tempatnya ‘nyingcet’ alias ada di kabupaten Bogor pinggiran, jadi banyak juga yang belum tau kecuali warga lokal aja.

Tiket masuknya murah meriah, tapi fasilitasnya masih belum semewah pemandian air panas yang sudah terkenal seperti yang ada di Garut, Subang, atau Ciwidey.

Sekali-kali boleh lah mampir ke sini, jaraknya gak jauh kok dari Jakarta.



Woooww, ternyata pernikahan Icha putri Aa Gym jadi pusat perhatian juga. Awalnya saya nulis ini karena memang pada waktu itu hanya sedikit media massa yang meliput pernikahan dua hafidz penghafal qur’an ini. Jadinya saya greget buat nulis di blog.

Belum lama ini saya liat IG-nya Icha yang lagi ngasih liat foto baju bayi. Ternyata Icha baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ghilman (kalo gak salah). Semoga kelak menjadi anak sholeh, mengikuti jejak orang tuanya juga menjadi pengafal Qur’an. Aamiin.


Alhamdulillah di 2015 saya sempat membuat giveaway kecil-kecilan. Pesertanya juga lumayan banyak, terima kasih ya yang sudah ikutan.

Kenapa temanya pernikahan?

Karena giveaway pertama blog ini bertepatan dengan ulang tahun pernikahan saya yang ke-5. Jadi kenapa nggak kalau tema-nya tentang pernikahan. Dan jatuhlah pada tema ‘Konsep Pernikahan Impian’. Dan ternyata banyak juga yang cari ‘keyword konsep pernikahan impian’ dan akhirnya nyasar ke blog saya. Hehe.

Hayooo siapa yang pernah googling tentang ini?


Ini dia, lahan curhat-nya netizen. Saya gak nyangka juga, curahan hati saya ini banyak yang nyari. Dan akhirnya saya punya kesimpulan kalau di Indonesia ini tingkat bully masih banyak aja. Malah di postingan ini ada yang curhat tentang bully yang ia rasakan hingga dewasa loh. Bahkan ada juga seorang ibu yang anaknya menjadi korban bully, padahal masih TK. Duh, mirisnya.

Semoga kedepannya tingkat bullying di Indonesia perlahan turun dan menghilang ya. Kasian kan setiap orang diperlakukan buruk oleh orang lain, dan efeknya itu panjang banget. Bahkan hingga seumur hidup.

#YUKSTOPBULLYING


Pengalaman asyik saya bersama keluarga ternyata banyak juga dicari orang. Karena mungkin sebagian orang belum tahu kalau ke Taman Safari itu bisa naik motor.

Awalnya pasti semua orang ngebayangin kalau masuk Taman Safari itu ya mesti naik mobil. Lha wong hewannya gak dikandangin alias berkeliaran di jalan.

Trus nasib yang gak punya mobil gimana? Coba deh baca dulu cerita saya di postingan ini.


Tulisan ini saya buat disela kuliah saya dulu, gak nyangka juga banyak yang nyangkut. Dan tulisan ini bener-bener saya tulis tanpa mikirin SEO atau apalah, mungkin ini hanya keberuntungan saya yang keywordnya pas ketika dicari di mesin pencari.

Ada yang pernah menulis tema yang sama?


Ngahaahaaa, ternyata orang Indonesia pada ngebet nikah muda juga yaaa. Terbukti keyword yang dipake pasti “Menikah muda” “Menikah saat Kuliah” yang membuat netizen terjerat di blog saya ini.

Bahkan gak sedikit yang konsultasi langsung via email ke saya tentang nikah sambil kuliah ini. Tapi jangan salah ya gaes, nikah saat kuliah ada plus minusnya, postingan ini semata untuk berbagi cerita saya yang ditakdirkan Allah menikah di usia yang relatif muda dan masih kuliah pula.

Terima kasih yang sudah banyak berkunjung ke postingan ini ya :D


Assalamu’alaikum Mbak Asma Nadia, hihi. Tulisan saya tentang Assalamu’alaikum Beijing ternyata banyak yang baca. Keyword yang dipakai sebenernya bukan tentang Assalamu’alaikum Beijing-nya loh, tapi tentang ‘LEGENDA ASHIMA’.

Padahal isinya sama sekali ga banyak mengulas tentang legenda Ashima dari Yunan itu. Karena pas mau bikin judul keingetnya itu, ya saya tulis aja jadinya. Eh ternyata banyak yang terperangkap.

BTW saya suka dengan Novel dan juga film ini, terima kasih ya Mbak Asma Nadia. Terus bikin karya sastra yang keren untuk dinikmati masyarakat Indonesia.


Ternyata postingan ini ada di peringkat SATU. Mungkin sebagian orang udah nganggap saya ini Tim Marketingnya kali yaaa..

Klarifikasi dulu ah,

Nggak kok, ini mah cuma pengalaman saya aja. Kalau mau reservasi atau booking bisa langsung ke kantornya yaaaa, jangan ke saya. Hihi.

Kapan-kapan mau ah review hotel atau penginapan lagi, apalagi kalau disponsorin *EH KODE*

-----

Itu dia SEPULUH postingan yang HITZ di 2015 di blog saya ini. Gak se-hitz blogger ketje lainnya maybe, tapi saya tetap sangat bersyukur atas pencapaian saya melalui blog ini di tahun 2015.

Terima kasih atas kunjungannya yaaa, semoga saya bisa terus berkarya lagi di tahun depan. Jangan bosen baca tulisan saya yang masih amburadul, mudah-mudahan kalau ada rezeki saya bisa bagi-bagi pulsa gratis buat pembaca blog saya yang setia. Aaamiinn.

Loh kok jadi PHP gak ya ini?


Sekali lagi terima kasih pembacaku sekalian, para blogger yang bulak-balik blogwalking, apalah aku ini tanpa kalian semua.



MARI KITA SAMBUT 2016 DENGAN HATI GEMBIRAAAA...


*TIUUPPP TROMPPEEETTT*





10 Postingan Teratas www.tettytanoyo.com Versi Blogspot Tahun 2015




Postingan ini sebenernya isinya puisi yang saya ikut sertakan di sebuah lomba. Konon katanya sih, mau dibukukan bersama oleh penerbit indie. Puisi ini lolos untuk dibukukan, tapi ya sayanya harus bayar biaya ganti cetak. Karena saya kurang minat jadi saya gak ikutan untuk mengalihkan puisi ini ke versi cetak.

Puisi ini saya persembakan untuk teman-teman SMA saya “Gank Chocolate”. Gak nyangka juga kok banyak yang baca. Mungkin karena judulnya mirip lirik lagunya si itu tuh, heuheu. Jadi banyak yang nyantol dimari deh.


Kalau postingan yang satu ini adalah pertamaaa kalinya saya nge-review tempat wisata. Makanya judulnya jadi lebay begitu, hihi. Tapi emang bener juga sih, gunung kapur ini tempatnya ‘nyingcet’ alias ada di kabupaten Bogor pinggiran, jadi banyak juga yang belum tau kecuali warga lokal aja.

Tiket masuknya murah meriah, tapi fasilitasnya masih belum semewah pemandian air panas yang sudah terkenal seperti yang ada di Garut, Subang, atau Ciwidey.

Sekali-kali boleh lah mampir ke sini, jaraknya gak jauh kok dari Jakarta.



Woooww, ternyata pernikahan Icha putri Aa Gym jadi pusat perhatian juga. Awalnya saya nulis ini karena memang pada waktu itu hanya sedikit media massa yang meliput pernikahan dua hafidz penghafal qur’an ini. Jadinya saya greget buat nulis di blog.

Belum lama ini saya liat IG-nya Icha yang lagi ngasih liat foto baju bayi. Ternyata Icha baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ghilman (kalo gak salah). Semoga kelak menjadi anak sholeh, mengikuti jejak orang tuanya juga menjadi pengafal Qur’an. Aamiin.


Alhamdulillah di 2015 saya sempat membuat giveaway kecil-kecilan. Pesertanya juga lumayan banyak, terima kasih ya yang sudah ikutan.

Kenapa temanya pernikahan?

Karena giveaway pertama blog ini bertepatan dengan ulang tahun pernikahan saya yang ke-5. Jadi kenapa nggak kalau tema-nya tentang pernikahan. Dan jatuhlah pada tema ‘Konsep Pernikahan Impian’. Dan ternyata banyak juga yang cari ‘keyword konsep pernikahan impian’ dan akhirnya nyasar ke blog saya. Hehe.

Hayooo siapa yang pernah googling tentang ini?


Ini dia, lahan curhat-nya netizen. Saya gak nyangka juga, curahan hati saya ini banyak yang nyari. Dan akhirnya saya punya kesimpulan kalau di Indonesia ini tingkat bully masih banyak aja. Malah di postingan ini ada yang curhat tentang bully yang ia rasakan hingga dewasa loh. Bahkan ada juga seorang ibu yang anaknya menjadi korban bully, padahal masih TK. Duh, mirisnya.

Semoga kedepannya tingkat bullying di Indonesia perlahan turun dan menghilang ya. Kasian kan setiap orang diperlakukan buruk oleh orang lain, dan efeknya itu panjang banget. Bahkan hingga seumur hidup.

#YUKSTOPBULLYING


Pengalaman asyik saya bersama keluarga ternyata banyak juga dicari orang. Karena mungkin sebagian orang belum tahu kalau ke Taman Safari itu bisa naik motor.

Awalnya pasti semua orang ngebayangin kalau masuk Taman Safari itu ya mesti naik mobil. Lha wong hewannya gak dikandangin alias berkeliaran di jalan.

Trus nasib yang gak punya mobil gimana? Coba deh baca dulu cerita saya di postingan ini.


Tulisan ini saya buat disela kuliah saya dulu, gak nyangka juga banyak yang nyangkut. Dan tulisan ini bener-bener saya tulis tanpa mikirin SEO atau apalah, mungkin ini hanya keberuntungan saya yang keywordnya pas ketika dicari di mesin pencari.

Ada yang pernah menulis tema yang sama?


Ngahaahaaa, ternyata orang Indonesia pada ngebet nikah muda juga yaaa. Terbukti keyword yang dipake pasti “Menikah muda” “Menikah saat Kuliah” yang membuat netizen terjerat di blog saya ini.

Bahkan gak sedikit yang konsultasi langsung via email ke saya tentang nikah sambil kuliah ini. Tapi jangan salah ya gaes, nikah saat kuliah ada plus minusnya, postingan ini semata untuk berbagi cerita saya yang ditakdirkan Allah menikah di usia yang relatif muda dan masih kuliah pula.

Terima kasih yang sudah banyak berkunjung ke postingan ini ya :D


Assalamu’alaikum Mbak Asma Nadia, hihi. Tulisan saya tentang Assalamu’alaikum Beijing ternyata banyak yang baca. Keyword yang dipakai sebenernya bukan tentang Assalamu’alaikum Beijing-nya loh, tapi tentang ‘LEGENDA ASHIMA’.

Padahal isinya sama sekali ga banyak mengulas tentang legenda Ashima dari Yunan itu. Karena pas mau bikin judul keingetnya itu, ya saya tulis aja jadinya. Eh ternyata banyak yang terperangkap.

BTW saya suka dengan Novel dan juga film ini, terima kasih ya Mbak Asma Nadia. Terus bikin karya sastra yang keren untuk dinikmati masyarakat Indonesia.


Ternyata postingan ini ada di peringkat SATU. Mungkin sebagian orang udah nganggap saya ini Tim Marketingnya kali yaaa..

Klarifikasi dulu ah,

Nggak kok, ini mah cuma pengalaman saya aja. Kalau mau reservasi atau booking bisa langsung ke kantornya yaaaa, jangan ke saya. Hihi.

Kapan-kapan mau ah review hotel atau penginapan lagi, apalagi kalau disponsorin *EH KODE*

-----

Itu dia SEPULUH postingan yang HITZ di 2015 di blog saya ini. Gak se-hitz blogger ketje lainnya maybe, tapi saya tetap sangat bersyukur atas pencapaian saya melalui blog ini di tahun 2015.

Terima kasih atas kunjungannya yaaa, semoga saya bisa terus berkarya lagi di tahun depan. Jangan bosen baca tulisan saya yang masih amburadul, mudah-mudahan kalau ada rezeki saya bisa bagi-bagi pulsa gratis buat pembaca blog saya yang setia. Aaamiinn.

Loh kok jadi PHP gak ya ini?


Sekali lagi terima kasih pembacaku sekalian, para blogger yang bulak-balik blogwalking, apalah aku ini tanpa kalian semua.



MARI KITA SAMBUT 2016 DENGAN HATI GEMBIRAAAA...


*TIUUPPP TROMPPEEETTT*





Farewell Party



Dua tahun jadi keluarga ‘kontraktor’ bikin saya banyak belajar. Belajar suka, belajar duka, belajar sabar, belajar empati, belajar husnudzon, pokoknya banyakkkk.

Semenjak suami pindah kerja ke Bogor, otomatis kami semua hijrah bersama. Walau pernah selama enam bulan kami(saya dan suami) LDR-an Bandung Bogor. Tapi sekarang kami sudah tinggal bareng lagi, dan sedang persiapan pindah ke tempat lain yang masih di kawasan Bogor dan dekat dengan kantor suami di Cibinong.

Namanya pindah-pindah (setiap tahun, selama dua kali) saya punya beberapa pengalaman, terutama seputaran bertetangga. Ada tetangga yang ramah banget waktu kami datang ‘menghuni’ wilayahnya, ada juga yang agak kurang welcome (pada awalnya) tapi kesininya justru minta kami jangan pindah dan tinggal aja di sini. Haha.

Tahun pertama suami pindah ke Bogor, kami tinggal di daerah Parung selama satu tahun. Kemudian tahun kedua pindah ke daerah Bojong Gede dekat perkantoran pemerintahan kabupaten Bogor.


Dua wilayah yang pernah kami tempati sama-sama punya cerita khusus.
Tahun pertama Kifah masih 3 tahun, dan masih suka nangis tengah malem. Tetangga yang belum biasa denger tangisan Kifah langsung jadi horor. Ada yang ke rumah bawa kacang ijo, ada juga yang bawa air putih yang katanya air do’a. Mereka semua khawatir kalau Kifah jerit-jerit karena ada yang ganggu. Maklum, rumah yang kami tempatin waktu itu sempet kosong agak lama.

Saya sama Abbiy sih biasa aja nanggepinnya, tapi rada tegang juga. Tapi di satu sisi kami berterima kasih, tetangga-tetangga punya perhatian lebih, walaupun agak sedikit bikin horor.

Dari situ kami pertama kali belajar bahwa bertetangga itu unik. Harus bisa membawa diri, bahkan di saat menghadapi hal-hal yang kita anggap kurang rasional (contoh: tetangga nabur-nabur kacang ijo di depan rumah T____T) , kami harus tetep bisa kaleeuummm.

Tahun kedua, kami pindah ke daerah lain.

Awalnya kami takut gak betah, karena satu tahun pertama sudah merasa nyaman. Apalagi sudah ketemu tetangga yang klop, jadi takutnya di tempat baru malah gak kerasan.

Di lingkungan yang baru pun sama, ada yang welcome atas kedatangan kami, dan ada juga yang kurang greget. Ya udah pengalaman lah waktu setahun kemarin, jadi kami merasa lebih santai.

Langkah pertama kami hampir sama seperti tahun sebelumnya, yaitu silaturahmi ke rumah Pak RT. Dan enaknya rumah Pak RT tepat di seberang rumah, jadi waktu itu sempet lucu sendiri. Nanyain rumah Pak RT ke orang lain, padahal rumah Pak RT-nya ada di seberang mata sendiri. Untung aja gak nanya langsung ke rumahnya ya,

“Pak tahu rumah Pak RT?”
“Loh, saya ini RT-nya”.

Pasti malu banget kalau kejadian begini. Untung aja gak terjadi. Bisa langsung pindah lagi cari tempat baru.

Baca juga tentang Tips Menjadi Warga Baru ya.

Selama setahun di sana alhamdulillah, tidak ada kendala yang berarti saat bertetangga. Mungkin ada beberapa waktu diawal-awal, tapi selanjutnya lancar-lancar aja. Kifah juga punya banyak temen, dan sekolah PAUD.

Intinya cuman satu sih, kita harus jaga komunikasi dengan baik. Jangan sampai diem aja kalau ada apa-apa, tetangga kan saudara terdekat kita saat ada sesuatu yang terjadi.

Yang bikin saya seneng adalah tetangga yang gak suka basa-basi, dan selalu terbuka kalau ada masalah di lingkungan. Dan kalau ada kegiatan apapun gak sungkan untuk ngajak saya untuk berpartisipasi, padahal saya sendiri kan warga baru yang masih malu-malu.

Sampai akhirnya di bulan Agustus kemarin saya ikutan lomba bareng dalam rangka HUT RI. Kita semua jadi tambah deket satu sama lain.


Kifah dapet Door Prize tempat minum lucu waktu perayaan HUT RI 
di lingkungan RT-RW

Kemudian mereka semua (tetangga-tetangga) membuat saya terharu kemarin, saat saya pamit untuk pindah. Mereka semua bikin farewell party untuk saya.

Saya tersentuh.

Jadi mereka berinisiatif untuk makan siang bareng, kita patungan masak. Menunya sih sederhana, nasi putih, sayur asem, lalapan, tempe, tahu, sambel, ikan asin, kerupuk, ya pokoknya makanan rumahan yang saya suka.

Kita semua ngobrol-ngobrol dan nanya-nanya seputar kepindahan saya dan berdo’a bersama supaya saya sekeluarga betah di tempat baru nanti.

*tuh kan cirambai* *BRB cari tisuuee*

Mereka juga tahu kalau saya sedang hamil, pesan mereka supaya dikabarin kalau saya sudah melahirkan dan Insya Allah mereka akan jenguk saya rame-rame.

Terharu banget rasanya ‘diakui’ menjadi bagian dari mereka, dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka selama ini.

Dan Farewell Party ini membuat saya yakin bahwa kemanapun kita pergi, selama kita berbuat baik, pasti Allah akan menghadirkan orang-orang baik disekeliling kita.

Selain Farewell Party di rumah, besoknya di sekolah Kifah ada pembagian Raport PAUD, dan saya pun ‘dilepas’ dengan farewell party oleh para orang tua murid dan guru-guru di PAUD. Sama seperti waktu di rumah, kami semua makan bareng setelah pembagian raport, dan Kifah dikasih kejutan hadiah sebagai kenang-kenangan.

Kifah juga hampir nangis karena terharu, tapi karena dia megang hadiah kenang-kenangan nangisnya gak jadi. Hahaha.



Saya hanya ingin bilang, terima kasih untuk tetangga saya, teman-teman Kifah dan juga orang tuanya yang meluangkan waktu untuk melakukan ‘perpisahan’ untuk saya sekeluarga.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah dilakukan.
Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan keluarga kami dua tahun ini, semoga Allah mempertemukan kita kembali.

Aamiinnn





Farewell Party



Dua tahun jadi keluarga ‘kontraktor’ bikin saya banyak belajar. Belajar suka, belajar duka, belajar sabar, belajar empati, belajar husnudzon, pokoknya banyakkkk.

Semenjak suami pindah kerja ke Bogor, otomatis kami semua hijrah bersama. Walau pernah selama enam bulan kami(saya dan suami) LDR-an Bandung Bogor. Tapi sekarang kami sudah tinggal bareng lagi, dan sedang persiapan pindah ke tempat lain yang masih di kawasan Bogor dan dekat dengan kantor suami di Cibinong.

Namanya pindah-pindah (setiap tahun, selama dua kali) saya punya beberapa pengalaman, terutama seputaran bertetangga. Ada tetangga yang ramah banget waktu kami datang ‘menghuni’ wilayahnya, ada juga yang agak kurang welcome (pada awalnya) tapi kesininya justru minta kami jangan pindah dan tinggal aja di sini. Haha.

Tahun pertama suami pindah ke Bogor, kami tinggal di daerah Parung selama satu tahun. Kemudian tahun kedua pindah ke daerah Bojong Gede dekat perkantoran pemerintahan kabupaten Bogor.


Dua wilayah yang pernah kami tempati sama-sama punya cerita khusus.
Tahun pertama Kifah masih 3 tahun, dan masih suka nangis tengah malem. Tetangga yang belum biasa denger tangisan Kifah langsung jadi horor. Ada yang ke rumah bawa kacang ijo, ada juga yang bawa air putih yang katanya air do’a. Mereka semua khawatir kalau Kifah jerit-jerit karena ada yang ganggu. Maklum, rumah yang kami tempatin waktu itu sempet kosong agak lama.

Saya sama Abbiy sih biasa aja nanggepinnya, tapi rada tegang juga. Tapi di satu sisi kami berterima kasih, tetangga-tetangga punya perhatian lebih, walaupun agak sedikit bikin horor.

Dari situ kami pertama kali belajar bahwa bertetangga itu unik. Harus bisa membawa diri, bahkan di saat menghadapi hal-hal yang kita anggap kurang rasional (contoh: tetangga nabur-nabur kacang ijo di depan rumah T____T) , kami harus tetep bisa kaleeuummm.

Tahun kedua, kami pindah ke daerah lain.

Awalnya kami takut gak betah, karena satu tahun pertama sudah merasa nyaman. Apalagi sudah ketemu tetangga yang klop, jadi takutnya di tempat baru malah gak kerasan.

Di lingkungan yang baru pun sama, ada yang welcome atas kedatangan kami, dan ada juga yang kurang greget. Ya udah pengalaman lah waktu setahun kemarin, jadi kami merasa lebih santai.

Langkah pertama kami hampir sama seperti tahun sebelumnya, yaitu silaturahmi ke rumah Pak RT. Dan enaknya rumah Pak RT tepat di seberang rumah, jadi waktu itu sempet lucu sendiri. Nanyain rumah Pak RT ke orang lain, padahal rumah Pak RT-nya ada di seberang mata sendiri. Untung aja gak nanya langsung ke rumahnya ya,

“Pak tahu rumah Pak RT?”
“Loh, saya ini RT-nya”.

Pasti malu banget kalau kejadian begini. Untung aja gak terjadi. Bisa langsung pindah lagi cari tempat baru.

Baca juga tentang Tips Menjadi Warga Baru ya.

Selama setahun di sana alhamdulillah, tidak ada kendala yang berarti saat bertetangga. Mungkin ada beberapa waktu diawal-awal, tapi selanjutnya lancar-lancar aja. Kifah juga punya banyak temen, dan sekolah PAUD.

Intinya cuman satu sih, kita harus jaga komunikasi dengan baik. Jangan sampai diem aja kalau ada apa-apa, tetangga kan saudara terdekat kita saat ada sesuatu yang terjadi.

Yang bikin saya seneng adalah tetangga yang gak suka basa-basi, dan selalu terbuka kalau ada masalah di lingkungan. Dan kalau ada kegiatan apapun gak sungkan untuk ngajak saya untuk berpartisipasi, padahal saya sendiri kan warga baru yang masih malu-malu.

Sampai akhirnya di bulan Agustus kemarin saya ikutan lomba bareng dalam rangka HUT RI. Kita semua jadi tambah deket satu sama lain.


Kifah dapet Door Prize tempat minum lucu waktu perayaan HUT RI 
di lingkungan RT-RW

Kemudian mereka semua (tetangga-tetangga) membuat saya terharu kemarin, saat saya pamit untuk pindah. Mereka semua bikin farewell party untuk saya.

Saya tersentuh.

Jadi mereka berinisiatif untuk makan siang bareng, kita patungan masak. Menunya sih sederhana, nasi putih, sayur asem, lalapan, tempe, tahu, sambel, ikan asin, kerupuk, ya pokoknya makanan rumahan yang saya suka.

Kita semua ngobrol-ngobrol dan nanya-nanya seputar kepindahan saya dan berdo’a bersama supaya saya sekeluarga betah di tempat baru nanti.

*tuh kan cirambai* *BRB cari tisuuee*

Mereka juga tahu kalau saya sedang hamil, pesan mereka supaya dikabarin kalau saya sudah melahirkan dan Insya Allah mereka akan jenguk saya rame-rame.

Terharu banget rasanya ‘diakui’ menjadi bagian dari mereka, dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka selama ini.

Dan Farewell Party ini membuat saya yakin bahwa kemanapun kita pergi, selama kita berbuat baik, pasti Allah akan menghadirkan orang-orang baik disekeliling kita.

Selain Farewell Party di rumah, besoknya di sekolah Kifah ada pembagian Raport PAUD, dan saya pun ‘dilepas’ dengan farewell party oleh para orang tua murid dan guru-guru di PAUD. Sama seperti waktu di rumah, kami semua makan bareng setelah pembagian raport, dan Kifah dikasih kejutan hadiah sebagai kenang-kenangan.

Kifah juga hampir nangis karena terharu, tapi karena dia megang hadiah kenang-kenangan nangisnya gak jadi. Hahaha.



Saya hanya ingin bilang, terima kasih untuk tetangga saya, teman-teman Kifah dan juga orang tuanya yang meluangkan waktu untuk melakukan ‘perpisahan’ untuk saya sekeluarga.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah dilakukan.
Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan keluarga kami dua tahun ini, semoga Allah mempertemukan kita kembali.

Aamiinnn