Diberdayakan oleh Blogger.

Biskuat Academy: Mengoptimalkan Inner Strength Anak dengan Bermain Sepak Bola

 Biskuat Academy

Biskuat Academy: Mengoptimalkan Inner Strength Anak dengan Bermain Sepak Bola

 

“Pak, Bu, anak Bapak dan Ibu ini mengidap asma dan alergi. Mungkin akan sering kambuh, dan butuh perhatian ekstra.”

 

Kalimat seorang dokter anak yang kami temui di daerah Cibinong membuat kami tertegun, bak petir di siang bolong, ternyata batuk-batuk yang dialami oleh Kifah sejak berusia 3 tahun adalah Asma.


Semenjak mengetahui kondisi Kifah yang ‘lemah’ saya tidak mau berharap muluk-muluk, saya tak mau akhirnya kecewa karena memiliki anak dalam kondisi yang ‘spesial’. Asmanya sering sekali kambuh, berakhir masuk ke IGD dan rawat inap di rumah sakit. Bahkan ketika Pandemi Covid 19. Kami begitu ketakutan, karena katanya yang memiliki penyakit bawaan/komorbid, lebih rentan terkena Covid-19 bahkan beresiko hingga kematian.

 


Biskuat Academy
Saat bayi, Kifah mengalami alergi, timbul banyak ruam merah di pipi


Membersarkan anak dengan Riwayat alergi dan asma tidak lah mudah. Apalagi kalau terpicu alergennya, seperti debu, udara kotor/polusi, udara yang telalu dingin, udara yang telalu panas, kelelahan, emosi berlebihan, dll seringkali memicu asma Kifah kambuh. Duh, kalau sudah sesak nafas, sulit sekali rasanya untuk tidak membawanya ke klinik atau ke IGD.

 

Terkadang saya suka berkecil hati, takut Kifah tidak bisa optimal bertumbuh dan berkembang karena penyakitnya ini, apalagi ia sering kali tidak masuk ke sekolah saat asmanya sedang kambuh. Anak yang alergi dan asma juga merupakan ‘ujian tersendiri’ bagi orang tuanya, karena banyak sekali hal yang dipikirkan, sehingga membuat emosi menjadi terkuras dan merasa over thinking.

 

Biskuat Academy
Kifah saat berusia 3 tahun (mulai terserang Asma)


Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A (K), M.Kes yang merupakan seorang ahli imunologi dan alergi anak mengatakan bahwa anak yang memiliki riwayat alergi (dalam kasus Kifah adalah asma) memiliki dampak buruk bagi anak dan orang tuanya.

 

Apa saja itu?

 

1. Gangguan Kesehatan

 

Anak yang menderita alergi tentunya mudah sekali terkena gangguan kesehatan. Yaps, betul sekali. Dibanding adiknya, teman-temannya, Kifah termasuk anak yang mudah sekali sakit. Daya tahan tubunya lebih lemah dari teman sebayanya atau bahkan adik-adiknya.

 

2. Gangguan Tumbuh Kembang

 

Ini yang paling Saya khawatirkan dan membuat saya cukup panik menghadapinya.  Gangguan tumbuh kembang terhadap anak, artinya anak alergi beresiko mengalami gangguan tumbuh kembang dibandingkan dengan anak yang normal atau tidak memiliki gangguan kesehatan seperti alergi atau asma ini.

 

3. Ekonomi

 

Mahalnya biaya pengobatan, keluar masuk rumah sakit, tentunya membutuhkan biaya yang tidak murah. Maka dari itu, anak alergi juga bisa menjadi salah satu faktor yang membuat keuangan keluarga menjadi tidak stabil/banyak pengeluaran pada pos kesehatan, karena mahalnya biaya pengobatan itu sendiri. Menghadapi kondisi seperti ini pun membuat orang tua rentan stress.

 

4. Psikologis

 

Ternyata, anak alergi juga bisa stres lho, Ma. Anak bisa menjadi tidak percaya diri, apalagi ketika kurang memiliki prestasi di bidang akademik. Anak bisa merasa minder dan tidak mau  bergaul. Kifah sendiri seringkali merasa tidak percaya diri atau minder, karena dia merasa ‘berbeda’ tidak se-sehat teman-temannya di kelas. Kadang ia merasa mendapatkan perundungan dan prestasi akademiknya pun menurun, dan menjadi mogok sekolah.

 

Selaina anaknya, orang tuanya pun rentan stress! Ya Saya sendiri mengakui cukup stres menghadapi anak yang alergi, dan berusaha menguatkan mental selalu. Bayang-bayang tentang prestasi akademiknya, masa depannya, penyakitnya, itu menghantui saya dan suami ketika membesarkan dan mendidik Kifah.


Biskuat Academy


Kifah dan Cita-citanya

 

“Kifah, cita-citanya apa?” Tanya saya kepadanya disela-sela pillow talk sebelum tidur.


“Mau jadi pemain bola, Mi.” Jawabnya.


“Hah? Pemain bola?” Tanya saya agak kaget.


“Iya, aku suka banget main bola, cita-citaku mau jadi atlet dan masuk timnas, mau mengharumkan nama bangsa Indonesia, dong, Mi.” Jawabnya lagi.


“Hmmm, tapi… “ Saya tak melanjutkan kalimat saya, saya takut Kifah menjadi down dan tidak percaya diri.


Tentu saja saya teringat asmanya Kifah yang rentan kambuh, dan seringkali mengganggu aktivitasnya baik di sekolah atau di rumah. Gimana ceritanya mau jadi atlet sepak bola coba? Bukankah fisik yang paripurna adalah modal utama?

 

“Kenapa, sih, suka main bola?” Tanya saya lagi.


“Seru aja, selain olah fisik juga ada strategi, kerja sama tim, dan harus punya skill bermain.”


“Klub bola favorit kamu apa, Kif?”


“PERSIB, dong!” jawabnya dengan penuh semangat.


Ahaha, Kifah memang lahir di Bandung, ternyata kecintaanya dengan Bandung masih melekat dengan mendukung klub sepak bola kesukaannya, yakni PERSIB Bandung.


Biskuat Academy
Kifah dan teman-teman, saat mewakili sekolah untuk mengikuti turnamen Futsal
se-kabupaten Bogor Jawa barat


Karena suka dengan dunia sepak bola, sekarang Kifah mengikuti ekstra kulikuler Futsal di sekolah dan seringkali mewakili sekolah untuk melakukan pertandingan persahabatan dan kompetisi dengan sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bogor.

 

 

Inner Strength, Kekuatan dari Dalam yang Mampu Menaklukan Segalanya


Biskuat Academy


Apakah Mama pernah mendengar istilah Inner Stregth? Atau kekuatan dari dalam? Inner Strength adalah kekuatan mental yang tercerminkan oleh kekuatan karakter yang ada pada setiap anak. Menurut Kak Seto Mulyadi (Psikolog Anak), orang tua harus senantiasa mendorong Inner Strength anak agar kelak anak bisa bertumbuh menjadi anak yang berkarakter kuat dan percaya diri.

 

Bagaimana Peran Orang Tua untuk Mengoptimalkan Inner Strength pada Anak?

 

Tentunya tidak mudah bagi orang tua untuk melakukan hal ini, namun bukan berarti tidak bisa ya, Ma. Orang tua berkewajiban untuk senantiasa belajar/menuntut Ilmu dan memfasilitasi agar inner strength pada anak muncul dan menjadi kekuatan yang mampu menaklukan segalanya.

 

1. Mendukung Segala Bentuk Kecerdasannya


Biskuat Academy
8 Kecerdasan Majemuk


Seperti yang sudah kita ketahui Bersama bahwa tidak anak yang bodoh, semua anak cerdas dengan bakat dan kecerdasannya masing-masing. Ada 8 kecerdasan anak yang harus kita ketahui sebagai orang tua, yakni kecerdasan visual spasial, linguistic (Bahasa), logika matematika, Musik, kinestetik (berhubungan dengan fisik), interpersonal (berhubungan dengan diri sendiri), intrapersonal (berhubungan dengan orang lain), dan kecerdasan naturalistic (berhubungan dengan alam).

 

Sayang sekali jika kita sebagai orang tua tidak mengetahui hal ini, dan menganggap anak yang cerdas itu hanyalah yang jago matematika, sedangkan yang jago berolah raga tidak dikatakan anak yang cerdas. Padahal, dengan mengetahui bakat, potensi, dan kecerdasan anak, kita akan membantu anak untuk mengoptimalkan inner strength dalam dirinya.


Baca juga: Pengalaman Analisa Sidik Jari untuk Mengetahui Minat, Bakat, dan Potensi Anak


2. Melakukan Komunikasi yang Baik dengan Anak


Biskuat Academy


Kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua juga menyebabkan inner strength anak tidak berjalan optimal. Misalkan kita sebagai orang tua menginginkan anak untuk melakukan A, namun di dalam hati anak, ia sebenarnya ingin melakukan B.

 

Komunikasi yang tidak terjalin efektif antara orang tua dan anak akan menjadi penghambat perkembangan inner strength anak. Seperti menurut beberapa Psikolog bahwa sikap tidak terbuka antara orang tua dan anak, ketidak mampuan mengekspresikan keinginan satu sama lain, akan berpengaruh kepada tumbuh kembang anak.


Budaya sungkan berbicara kepada anak/orang tua, atau mungkin ada gadget yang menjadi halinglang (ortu dan anak sibuk dengan gadget masing-masing), bisa menjadi pemicu kurang lancarnya proses komunikasi di keluarga.

 

3. ’Membiarkan' anak melakukan kesalahan


Biskuat Academy


Siapa, sih, di dunia ini yang tidak melakukan kesalahan? Bahkan kita sendiri pun sebagai orang tua seringkali melakukan kesalahan. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran atas segala kesalahan kita dan kemudian memperbaiki diri agar lebih  baik lagi.

 

Inner Strength atau kekuatan dari dalam diri anak akan mampu keluar jika anak juga memiliki ‘masalah’ atau tantangan di dalam hidupnya. Ketika ia bisa menghadapinya, menemukan solusi atau jalan keluarnya, maka ia akan memupuk inner strength yang ada di dalam dirinya untuk menjadi sebuah kekuatan untuk ‘melindungi’ dirinya dari berbagai masalah dan tantangan.

 

Intinya, membiarkan anak melakukan kesalahan memberikan pendidikan bahwa kita harus menjadi pribadi yang kuat, setelah jatuh harus bangkit kembali, anak juga bisa belajar dari kesalahan dan bertanggung jawab atas kesalahan yang ia buat. Jika ia berhasil bertanggung jawab dan mendapatkan pelajaran dari kesalahannya maka ia juga kan tumbuh menjadi anak yang percaya diri.

 

4. Melatih Anak Agar Selalu Disiplin dan Mandiri


Biskuat Academy


Banyak orang tua yang takut untuk mendisiplinkan dan memandirikan anak dengan alasan ‘tidak tega’. Saya ingat sekali perkataan Bu Elly Risman (Psikolog Anak dan Keluarga) bahwa kita sebagai orang tua wajib untuk memberikan pengertian dan pendidikan kepada anak untuk disiplin dan mandiri.

 

Karena apa? Karena kita tidak akan pernah bisa selamanya disamping mereka. Suatu saat, kita akan melepaskan mereka untuk berkelana, entah di bumi mana mereka akan berpijak di masa depan.

 

Saya sangat setuju dengan hal ini, maka dari itu, pendisiplinan, kemandirian anak benar-benar harus menjadi fokus utama ketika mendidik anak, karena ini juga menjadi salah satu cara agar inner strength pada anak tumbuh dengan optimal.


Baca juga: 5 Cara Agar Rumah Tetap Rapi bersama Anak-anak

 

5. Mengajarkan Etika dan Rasa Peduli kepada Orang Lain

 

Biskuat Academy


Beberapa Psikolog mengatakan bahwa karakteristik anak Generasi Z (lahir setelah 1995) atau bahkan generasi anak-anak kita memiliki kekurangan yakni ‘cuek dengan lingkungan’ Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah paparan gadget. Setuju?


Kalau saya, sih, setuju. Kalau Mama tau istilah ‘MaBar’ atau ‘Main Bareng’ game online anak zaman sekarang, pasti kebayang deh, betapa cueknya mereka dengan lingkungan di sekitarnya. Bahkan ketika mereka ‘MaBar’ pun, sesungguhnya mereka sibuk dengan gawai merek masing-masing. Hehehe.

 

Ada istilah baru yakni Phubbing dan Smombie


Biskuat Academy

Phubbing kependekan dari phone snubbing mengacu pada perilaku orang yang lebih fokus menggunakan gadget daripada interaksi dengan orang atau lingkungan sekitar. Istilah phubbing ditemukan pada 2012 oleh tim perumus dari kalangan pakar bahasa (leksikon, fonetik), ahli debat, budayawan, dan sosiolog yang berkumpul di Universitas Sydney Australia.

 

Sedangkan, Smombie kependekan dari smartphone zombie, sebuah frase yang sebetulnya bisa membuat konotasi kurang baik bagi pelakunya. Demi mengidentifikasi perilaku, maka digunakan lah istilah tersebut. Smombie adalah orang yang terus-menerus menggunakan smartphone, handphone, atau gadget ketika sedang berjalan.


Hal ini  membuat anak-anak menjadi nomophobia (no mobile phone phobia) yaitu kecemasan berlebihan ketika tidak membawa dan tidak berinteraksi dengan gadget.


Inner Strength tentunya akan lahir dari anak-anak yang bisa berempati, memiliki etika yang baik di lingkungan sekitarnya. Anak yang mampu bekerja sama, berkomunikasi dengan tim, tentu bisa mengoptimalkan kekuatan di dalam dirinya.

 

Tentunya kita sangat ingin memiliki anak yang tumbuh dengan rasa empati yang tinggi dan beretika baik di dalam kesehariannya bukan?

 


Sebagai orang tua, tentunya kita ingin sekali mengoptimalkan inner strength anak dengan kelima cara tersebut, lalu bagaimana salah satu upaya kita untuk mengikhtiarkannya?

 

 

Biskuat Academy, Inisiasi Biskuat untuk Mengoptimalkan Inner Strength Anak


Biskuat Academy


Ketika melihat informasi mengenai Biskuat Academy melalui video dan foto/flyer dengan visualisasi mengenai olahraga sepak bola, saya langsung teringat dengan Kifah. Waktu itu saya melihatnya di dalam perjalanan (di dalam mobil) dan seketika saya berikan informasi Biskuat Academy kepada Kifah dan bertanya:


“Kamu mau ikutan?” Tanya saya kepadanya.


“Apa ini, Mi?”


“Main bola, ada hadiahnya ke Eropa, lho! Liat stadion sepak bola di sana.” Kata saya lagi.


Mata Kifah langsung berbinar, ia sangat ingin mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional dengan bermain sepak bola. Seperti bagaiamana ia menceritakan Pratama Arhan yang bermain bola di Jepang, Asnawi Mangkualam yang bermain di Korea Selatan, Egy Maulana Vikri yang bermain di Slovakia dan Witan Sulaeman yang merumput di Polandia.

 

Jujur, saya jadi hafal beberapa pemain sepak bola karena hampir setiap malam Kifah bercerita tentang sepak bola di telinga saya, hehehe. Mereka itu lah yang jadi sosok inspirasi bagi Kifah untuk bermain sepak bola dan bercita-cita menjadi atlet sepak bola professional.

 

Kenapa Sepak Bola? Apa saja Manfaat dari Bermain Sepak Bola untuk Anak?

 

1. Meningkatkan Kekuatan Tulang dan Otot (Kebugaran Fisik)


Biskuat Academy
Olah raga baik untuk menjaga kebugaran fisik anak


Berolah raga adalah hal yang wajib bagi anak, karena Kesehatan adalah hal yang paling penting dalam masa tumbuh kembang anak. Jangan sampai anak dibiarkan ‘mager’ apalagi jika sudah terpapar oleh gadget.

 

2. Melepaskan Stres


Biskuat Academy


Anak zaman sekarang waktu belajaranya Panjang, tasnya berat-berat, banyak materi yang harus dikuasai. Saatnya anak melepaskan kepenatan mereka dengan bermain sepak bola. Berolah raga dan bermain sepak bola memberikan sensasi refreshing untuk anak disela-sela rutinitasnya.

 

3. Melatih Kerja Sama, Strategi dan Komunikasi dalam Tim


Biskuat Academy


Seperti yang saya singgung di atas, jangan sampai anak kita menjadi Phubbing dan Smombie. Berikan mereka ruang untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengatur strategi bersama teman-temannya ketika bermain sepak bola. Dinamika kelompok yang terjadi akan membuat anak belajar untuk saling berkolaborasi sekaligus mendewasakan anak-anak.

 

4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

 

Biskuat Academy
Kifah tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri


Bermain bola, mencetak gol, bersaing secara sehat dan bisa menjadi juara mampu membangkitkan rasa percaya diri anak. Tugas kita adalah mengapresiasi segala bentuk kecerdasan dan pencapaian anak, salah satunya adalah pencapaian mereka di bidang non akademik (bermain sepak bola). Kepercayaan diri mereka yang akan memunculkan inner strength pada dalam diri anak sehingga mereka menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri.

 

5. Mengasah Keterampilan/Skill Motorik Anak


Biskuat Academy
Bertemu coach bersertifikat UEFA A dan bintang Timnas Indoenesia 
pasti akan menambah wawasan baru tentang skill/keterampilan bermain sepak bola


Bermain sepak bola bukan asal tendang, ya, Ma. Diperlukan skill dan akurasi ketika anak bermain bola, sehingga dengan bermain bola, skill atau keterampilan motorik anak akan terlatih dengan baik. Apalagi di Biskuat Academy anak-anak dilatih oleh pelatih/coach bersertifikat UEFA A dan belajar langsung dengan para bintang TimNas Indonesia.

 

Apa itu Biskuat Academy?

 

Biskuat Academy
Keseruan Biskuat Academy


Biskuat Academy adalah serangkaian acara tahunan dari Biskuat untuk memberikan pembelajaran olahraga bagi anak Indonesia yang bertujuan mengembangkan tidak hanya kekuatan fisik tetapi juga kekuatan baik dari dalam (Inner Stregth) untuk menciptakan #GenerasiTiger Indonesia.

 

Biskuat percaya bahwa setiap anak memiliki kekuatan baik dari dalam yang penting untuk perkembangan masa depannya. Tugas orang tua untuk mendukung hal terbaik dalam diri anak di masa pertumbuhannya. Biskuat mengajak orang tua Indonesia untuk menciptakan #GenerasiTiger, generasi yang memiliki karakter Tangguh, baik hati, pemberani, dan percaya diri.

 

Melalui Biskuat Academy, anak bisa mengembangkan kekuatan dari dalam dan mencapai mimpinya. Mulai dari peningkatan keterampilan sepak bola dari pelatih berlisensi UEFA A sebagai persiapan untuk menjadi pemain bola masa depan, hingga bertemu pemain profesional dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.


Sekolah Bola Online Biskuat Academy 2022 bisa menjadi ajang penyaluran bakat, minat, dan hobi, sekaligus untuk mengoptimalkan Inner Strength yang ada pada diri anak. Karena selain untuk menjadi pemain sepak bola profesional, generasi muda juga harus memiliki karakter yang kuat dan positif.


Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, orang tua harus menyadari bahwa anak bukan hanya bisa berprestasi secara akademik, namun bisa juga melalui prestasi non academik (salah satunya olah raga sepak bola). Sekolah Bola Online Biskuat Academy ini diharapkan mampu membantu para orang tua untuk mengembangkan prestasi non akademik anak-anaknya melalui  olah raga sepak bola.


Keuntungan  Mengikuti Biskuat Academy


Biskuat Academy
Semua ini pasti akan menjadi pengalaman yang berharga untuk anak-anak kita


Banyak sekali keuntungan yang didapatkan dengan mengikuti Biskuat Academy ini, lho, Ma! Apa aja, sih manfaatnya?

 

1. Belajar Sepak Bola dari pelatih bersertifikasi UEFA A

2 .Belajar langsung dari pemain Timnas Indonesia

3. Mendapatkan hadiah puluhan juta rupiah dan hadiah utama untuk berkunjung ke Stadion Sepak Bola di Eropa

4. E-Certificate untuk seluruh peserta dan sertifikasi fisik yang ditandatangi oleh Kemendikbud dan Kemenpora untuk finalis

 

 

Bagaimana Cara Mengikuti Biskuat Academy?


Biskuat Academy


1.Beli Biskuat dan temukan kode unik pada kemasan

2.Daftar via whatsapp dengan nomor 0812 1222 5919 (ikuti petunjuk dari chat bot, ya)

3. Anak siap mengikuti keseruan Biskuat Academy 2022


Biskuat Academy




Jangan lupa beli Biskuat ya, teman-teman!


Registrasi dibuka mulai 17 Agustus 2022


Biskuat Academy


Sekolah Bola Online Biskuat Academy dimulai dari 25 September 2022 – 15 Januari 2023


Grand Final Biskuat Academy adalah 12 Februari 2023

 

Informasi lebih lanjut bisa Mama cek di: https://biskuatacademy.com/how-to-join

 


 

Hadiahnya Apa Aja, nih?


Biskuat Academy
Ini dia hadiahnya!!!


Selain untuk mengoptimalkan inner strength pada anak, Biskuat Academy juga memberikan banyak hadiah bagi anak-anak yang berhasil menjadi juara dalam Program Biskuat Academy.

 

1. Hadiah Utama (1 pemenang utama)

Tur Stadion Bola Internasional Bersama 1 pendamping


2. Hadiah Top 10 (Untuk 10 Finalis Biskuat Academy)

Uang tunai sebesar Rp 5.000.000 (untuk masing-masing pemenang)


3. Hadiah Top 20 (Untuk 20 Finalis Biskuat Academy)

Kaos Kaki Biskuat, Topi Biskuat, Backpack Biskuat, Jersey Biskuat, Bola Biskuat


4. Hadiah Mingguan (20 pemenang setiap minggu, mendapatkan salah satu hadiah berikut): Bola Biskuat, Voucher @100.000


 

Informasi lainnya bisa mengunjungi website https://biskuatacademy.com/ ya, Ma.

 Sebuah video inspiratif dari Biskuat




Ayo Dukung dan Optimalkan Inner Strength Anak-anak Kita, Sekarang Juga!






Anak-anak kita memang tak bisa sempurna, begitu pun kita sebagai orang tua. Namun kita tetap wajib berusaha agar segala potensi dan kecerdasan mereka tersalurkan dengan baik. Buat mereka menjadi orang-orang yang berkarakter baik, kuat, dan percaya diri serta empati kepada orang lain dengan mengoptimalkan Inner Strength yang ada di dalam diri mereka sejak dini.

 

Kita tidak pernah tahu, dari anak kita mungkin kita anggap memiliki ‘kekurangan’ di saat ini, ternyata mereka lah yang akan membuat kita bangga di masa depan.

 



“Kif, masih mau jadi pemain bola, ngga?” Tanya saya pada Kifah.

“Masih, dong! Aku mau keliling dunia, Mi. Ummi mau ikut?”

 

 


*** 

Sumber: MommiesDily, AsianParent, Indtimes,https://disdik.purwakartakab.go.id

 

 

 

 

         

 

     

 

 

Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat

 Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat

Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat

 

Di postingan sebelumnya, saya sudah membahas tentang Analisa Sidik Jari diri saya sendiri, kali ini saya akan bercerita tentang Analisa Sidik Jari anak-anak saya di All Smart Jawa Barat.


Baca: Menemukan Kembali Diri dengan Pindai Sidik Jari


“Coba, siapa yang anaknya dominan visual gaya belajaranya?” 


Tanya  konselor All Smart Jawa Barat ketika saya dan para orang tua murid mengambil hasil Analisa sidik jari anak-anak kami yang baru saja masuk SD.


Kemudian saya mengangkat tangan. Ternyata Aldebaran (6 tahun) dominan visual ketika belajar. Memang, Aldebaran tipikal anak yang anteng, tidak terlalu aktif, namun dia senang sekali dengan gambar. Dia senang mewarnai, melihat buku bercerita, melihat video pembelajaran, dibanding berlarian ke sana dan kemari.



Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Bu Ika, Konselor sekaligus Owner All Smart Jawa Barat sedang mendeskripsikan hasil analisa 
sidik jari murid baru di sekolah Aldebaran



Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Hasil pindai sidik  jari Aldebaran



Dia mudah menghafal simbol abjad, angka, ya melalui gambar-gambar visual. Ketika belajar membaca, Aldebaran menggunakan buku alfabet yang penuh warna dan ilustrasi.

 

Selain gaya belajar visual, ada lagi gaya belajar lainnya, yakni kinestetik (gerak tubuh) dan auditori (pendengaran). Mengapa ini penting untuk diketahui? Tentunya agar kita sebagai orang tua dan guru, mudah untuk mengarahkan anak untuk belajar, tidak membuang waktu, tenaga, dan juga uang tentunya.

 

Sekolah Aldebaran memang melakukan pindai sidik jari ketika masuk ke sekolah. Hal ini digunakan untuk memudahkan sekolah memetakan kemampuan dan bakat anak, serta gaya belajarnya. Agar meminimalisir anak yang tidak tersalurkan bakatnya atau pun tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

 

Mempersiapkan ‘Masa Depan’

 

Ketika saya melakukan pindai sidik jari saya sendiri, mungkin ada perasaan ‘terlambat’ mengetahui, sehingga apa yang ada di diri saya, tidak dimaksimalkan seoptimal mungkin.


Hal ini tentu sangat berbeda dengan anak-anak, mereka masih memiliki jalan yang panjang, sehingga hasil dari Analisa Sidik Jari ini sangat bisa menjadi arahan dan panduan bagaimana mendorong mereka untuk belajar, berprestasi dan mengejar cita-cita mereka.



Baca juga: Rekomendasi Suplemen Vitamin Anak Tablet Kunyah Selain Sirup untuk Menjaga Imunitas dan Daya Tahan Tubuh Anak



Berikut saya jabarkan hasil Analisa Sidik Jari Aldebaran (6 tahun) dan Kifah (11 tahun)

 

Serambi Otak


Aldebaran dan Kifah sama-sama dominan menggunakan otak kiri, yakni otak yang logis, sistematis, matematis, verbal, kata-kata, menulis, membaca, fakta, Analisa, dan linear. Bersebrangan dengan saya sendiri yang dominan dengan otak kanan.

 

Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Hasil pindai sidik jari Kifah

Kemahiran

 

Aldebaran dan Kifah sama-sama dominan di sisi manajerial, ya emang bener, sih, kadang di rumah bentrok sama-sama mau ngatur, wkwkwk. Tapi lebih dominan lagi emaknya ini hahaha, jadi mereka walau pun suka ngatur, sebisa mungkin ya ikut aturan rumah juga.


Namun pada dasarnya, mereka adalah anak yang mampu memenej sesuatu dengan baik jika diasah dan diarahkan.


Baca juga: 5 Cara Agar Rumah Tetap Rapi bersama Anak-anak


Potensi Otak

 

Aldebaran memiliki potensi di bidang observasi yakni kemampuan mengamati, membedakan, memahami, dan menagalisa objek tertentu. Kemudian ia juga memiliki kemampuan audio linguistic yang sangat baik, jika diasah, ia mampu menguasai 2-3 bahasa asing. Al juga memiliki kecerdasan logika yakni kemampuan menghitung, menganalisa, dan merasionalisasi secara logika. Ia juga memiliki potensi perencanaan yang baik, yakni mampu mengoperasikan dan mengeksekusi, kemampuan manajemen organisasi, perencanaan dan pengawasan, rasionalisasi logika dan refleksi diri.

 

Sedangkan Kifah memiliki kemampuan tertinggi yakni audio linguistic, yakni kemampuan dalam tata Bahasa, yang jika dioptimalkan ia bisa menguasai 2-3 bahasa asing.  Kemudian ia juga memiliki kemampuan mengobservasi, perencanaan, dan juga seni fisik.

 

Ragam Bakat


Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Proses pemindaian sidik jari


Aldebaran memiliki ragam bakat diantaranya Naturalistic, Linguistic, dan Logic Mathematic. Naturalistic ini adalah kemampuan memahami, membedakan, kemampuan untuk berinteraksi dengan alam, memahami fenomena dan kejadian alam, termasuk penegnalan, penghargaan dan observasi terhadap alam.


Kecenderungan karir si cerdas Naturalistic ini adalah ahli biologi, peneliti alam, ahli farmasi, ilmuan flora dan fauna, dokter hewan, peternak, ahli cuaca, pecinta alam, aktivis lingkungan hidup, dll.

 

Kifah memiliki ragam bakat diantaranya adalah linguistic, naturalistic, visual spasial, dan logic mathematic. Linguistic adalah kemampuan untuk menggunakan Bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya, termasuk dalam berargumentasi, memotivasi, menghibur, meyakinkan, megajar, dll.


Kecenderungan karir si cerdas ini adalah guru, pengacara, jurnalis, penyair, penceramah, wartawan, politisi, orator, novelis, comedian, presenter, actor, MC, penyiar radio, komentator, dll.

 

Pemetaan Diri

 

Aldebaran termasuk orang yang fleksibel dan ektrovert (ini sama dengan saya), anaknya cuek, dan juga mudah bergaul dengan orang lain. Aldebaran juga menggunakan thinking/logika ketika mengambil keputusan, berbeda dengan saya yang menggunakan feeling.


Sedangkan Kifah anak yang juga fleksibel namun ketika mengambil keputusan dia terkadang akan mengandalkan feeling dan kadang mengandalkan thinking. Kifah merupakan anak introvert namun hanya sedikit sekali skalanya, jadi dia ini anak yang ditengah-tengah nampaknya. Kadang menggunakan feeling/thinking, dan mungkin bisa jadi kelihatan introvert tapi ya bisa juga agak ekstrovert.


Baca Juga: 30 Pertanyaan Pillow Talk Anti Mainstream!


Indikator Kepribadian

 

Aldebaran memiliki karakter ESTP, yang cocok untuk menjadi karyawan bank, investor, atlet professional, pemusik atau actor dan juga bankir. Sedangkan Kifah memiliki dua indikator kepribadian yakni ISFP dan ISTP, yang cocok untuk menjadi arsitek, desainer pakaian, kartunis/animator, teknik sipil, ekonom, pilot, pemrograman komputer, data analis sistem informasi digital.


Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat



Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Beberapa perbedaan dan persamaan Kifah dan Aldebaran




Basis Motivasi


Al dan Kifah sama-sama termotivasi jika ada target yang jelas, sama seperti saya. Dan yang kedua adalah dengan menggunakan rasio berkebalikan dan juga hubungan. Orang yang berbasis motivasi target cenderung semangat jika ada target yang jelas, dan akan berleha-leha dan menunda jika tujuan atau targetnya tidak jelas.

 

Saya pernah mendengar sebuah kalimat, jika kita mengajarkan sesuatu pada anak yang berbakat, maka waktu yang dibutuhkan hanya sebentar, berbeda ketika mengajarkan orang yang tidak berbakat, biasanya akan memakan waktu lebih lama.

 

Menganalisa sidik jari ini bagaikan shortcut agar kita bisa lebih mudah memahami dan mengarahkan anak-anak pada bakat dan minatnya.

 

Apakah Ini Hasilnya Tidak akan Berubah?


Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat
Kifah sedang menjelaskan pemaparan dari konselor


Ketika kita dipindai saat usia 1 tahun atau pun 60 tahun, hasilnya akan tetap sama dan tidak berubah. Yang terjadi adalah, apakah kita mengoptimalkan bakat tersebut atau tidak?


Apakah karakter bisa berubah? Tentu karakter orang sangat bisa berubah sesuai dengan pengalaman dan kondisi lingkungan, namun Analisa Sidik Jari ini berusaha mengungkapkan apa saja ‘modal’ yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai manusia.


Apakah kita harus menggunakannya? Ya jawabannya terserah pada kita. Allah SWT memberikan modal, namun kita lah yang wajib mengolahnya dengan baik. Sebenarnya hasil Analisa Sidik Jari ini bisa kita jadikan ‘Map’ agar anak lebih mudah dalam belajar dan mendapatkan skill/prestasi terbaiknya.


Banyak sekali kita mendapatkan keluhan mahasiswa yang salah jurusan, anak yang malas belajar karena tidak minat/passion, dengan mengetahui bakat anak, hal-hal seperti ini bisa diminimalisir.

 

Anak Lebih Percaya Diri


Pengalaman Melakukan Analisa Sidik Jari Anak-anak di All Smart Jawa Barat


Hal ini saya rasakan langsung, yaitu pada Kifah (11 tahun). Ia sudah cukup paham mengenai Analisa Sidik Jari ini, kalau Aldebaran masih belum terlalu paham karena masih 6 tahun.


Kifah awalnya merasa minder dan kurang percaya diri dalam belajar. Setelah melakukan pindai sidik jari, Kifah merasa lebih percaya diri karena ia Bahagia mendengar ragam bakat yang ia miliki. Awalnya dia agak kesulitan belajar matematika, namun karena ia percaya ia memiliki bakat logika matematika yang baik, ia menjadi lebih termotivasi untuk belajar matematika. Walaupun semua tetap butuh proses dan usaha ya, tidak bisa sim salabim abra cadabra jadi jago matematika.

 

Dunia berubah, jika kita bandingkan dengan masa kecil kita dulu, zaman sekarang memang lebih mudah mendapatkan akses informasi, kesempatan, dll. Asal ada kemauan, selalu ada jalan. 


Internet dan dunia digital makin memudahkan kita untuk membersamai tumbuh kembang anak, walaupun memang berbarengan dengan itu pun tumbuh rasa takut dan khawatir akan masa depan anak-anak kita. Apakah mereka bisa survive dan mandiri di masa depan tanpa bantuan kita lagi sebagai orang tua?


Mudah-mudahan ikhtiar kita dilihat dan diberkahi oleh Allah SWT, amiin


Yaps, ikhtiar terbaik selalu kita lakukan, ya, Ma. Mudah-mudahan Allah SWT mencatat semua ikhtiar kita ini, amiinn. Jika sudah ikhtiar, selanjutnya kita tawakal atau berpasrah atas takdir dan ketetapan Allah SWT, sambil senantiasa berdo’a semoga Allah SWT selalu menjaga kita dan anak-anak kita kelak.

 

Apakah Mama sudah pernah melakukan Analisa Sidik Jari untuk anak? Sharing yuk, di kolom komentar :D


 

****

Analisa Sidik Jari All Smart Jawa Barat

Instagram @allsmart.jawabarat